Kepala Zara terdongak ke atas, dan itu karena jambakan Citra yang kuat. Mata Zara sudah memerah, menahan tangis mati-matian. Citra sendiri menatapnya dengan penuh geram, seperti harimau yang ingin menerkam mangsanya.
Citra tetap diam. Yang sejak tadi ia nanti adalah rintihan permonan Zara yang selalu terdengar menyenangkan di telinganya. Tapi setelah menunggu lama sejak tadi. Zara tak kunjung mengucapkan itu.
Dan itu menyebalkan bagi Citra. Ia ingin Zara tunduk, takut padanya. Kesal karena tak kunjung mendengar rintihan Zara, Citra menarik Zara. Membenturkan kepala gadis itu beberapa kali ke tembok.
"Kak, sakit!"
Berhasil. Akhirnya Zara mengucapkan kalimat itu. Akhirnya Citra mendengar rintihannya. Citra tersenyum lebar. Makin kesetanan dalam membenturkan kepala Zara. Pusing sudah menyerang kepala Zara. Gadis itu sudah menangis kencang.
Dan Citra tak menghentikannya sampai darah dari kepala Zara mengalir di tangannya. Citra terkejut. Ia menatap tangannya dengan takut.