Agra membuka matanya. Keringat membasahi kening lelaki itu. Kepalanya tertoleh, ia menatap wajah Zara lamat-lamat. Gadis itu masih larut dalam mimpi. Ia melirik jam dinding di ruangan. Sudah jam tujuh malam.
Agra menghela napas pelan. Lantas mengubah posisinya menjadi duduk. Lelaki itu menatap kosong ke depan. Ingatannya terpaku pada mimpinya tadi.
Sudah lama sekali Kai tidak mampir ke mimpinya. Terakhir kali saat seminggu Kai tiada. Dan itu Agra kira sebagai mimpi pertama dan terakhirnya. Karena sejak saat itu ia tak pernah lagi memimpikan Kai. Dan sekarang ... lelaki itu hadir dalam mimpinya. Apa karena saking kecewanya dengan Agra?
Agra mengusap wajahnya kasar. Lelaki itu memilih beranjak menuju toilet di kamar Zara. Mengambil air wudhu, dan melaksanakan shalat isya setelahnya. Sebandel-bandelnya Agra, ia tetap tak lupa diri. Ia manusia yang harus melakukan kewajiban pada Tuhannya.