Aku melihat dari balik gorden jendela, Pricilla akhirnya datang ke rumah ini untuk menepati janjinya. "Hai ... Pricilla!" Aku dan wanita berambut pirang ini saling menyapa, layaknya dua orang sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Tidak ada rasa canggung antara aku dan dia. Hanya saja, aku tetap harus hati-hati karena Pricilla adalah istri dari seorang Anton.
Ku persilahkan Pricilla duduk dan Ku matikan tv yang sedang menyala. "Duh ... Maaf ya, rumahku berantakan. Kamu duduk dulu, lalu aku akan membuatkan minuman."
"Ah ... Tidak usah Arini." Tiba-tiba Pricilla memegang tanganku dan menahan agar aku tidak pergi ke dapur. "Ada apa, Pricilla?" tampaknya, Pricilla sangat ketakutan. "Aku tidak akan lama berada di sini. Sekarang, apa yang ingin kamu tahu dariku, Mas Anton atau Riadi saat dulu kami masih bersama?"
