Hari Selasa pada minggu ketiga Bulan Ucheryc. Langit mendung mendominasi langit Roshan Capital, menyebabkan penduduk Roshan terlihat was-was dengan cuaca hari ini. Cuaca mendung mempengaruhi aktivitas mereka.
Wanita dengan pakaian maid harus mengawasi pakaian mereka ketika cuaca mendung berlangsung. Petugas kebersihan perlu membersihkan daun yang berguguran, mengusir sampah alami dari rumah mereka.
Murid akademi sibuk berjalan kaki di lorong, memasuki kelas mereka untuk membiasakan kedisiplinan mereka. Obrolan mereka tercurahkan untuk mengisi perjalanan mereka.
Beberapa dari mereka sudah berada di kelas dengan buku pelajaran yang dibaca sambil menunggu waktu lonceng akademi berbunyi. Belum ada tanda-tanda bahwa pelajaran akan segera dimulai.
Kelas I Saintek A, sudah sebagian besar murid memenuhi kelas itu, menunggu Bu Magenta. Seorang guru kimia yang sering memberikan pelajaran dan tugas di setiap pertemuan.
Aku tertidur dengan pulas, menyandarkan kepalaku di atas meja sambil mengisi tenaga yang terbuang kemarin. Sementara, dua gadis lainnya menatap satu sama lain, bingung dengan teman sekelasnya.
"Rivandy. Kamu kenapa, desu? Apakah kamu ketiduran, desu?" Evelyn memegangi rambut hitam dengan lembut dan perlahan.
Aurora menepuk bahu Evelyn dari belakang, memaksa mata Evelyn mengabaikan jam istirahatku sejenak. Dia juga tidak membiarkan Evelyn untuk mengganggu dengan elusan lembut itu.
"Jangan ganggu dia! Biarkan saja dia tertidur. Kita abaikan dia sejenak."
"Tapi, dia terlihat kelelahan, desu. Apakah kita perlu membawanya ke ruangan kesehatan, desu?"
"Tenang saja. Ketika Bu Magenta ada di kelas, dia akan bangun, kok."
Evelyn kembali terdiam, senyuman permen Aurora memberikan isyarat pada Evelyn untuk membaca pelajaran kimia sejenak sebelum pelajaran Bu Magenta dimulai.
Tidak terasa, lonceng akademi berbunyi, pelajaran kimia Kelas I Saintek A telah dimulai. Kali ini, guru berambut panjang dengan pakaian yang ketat masuk ke dalam kelas.
Itulah Bu Magenta, guru kimia yang memiliki pengetahuan kimia yang tinggi dan mumpuni. Jadi, dia bisa menjadi guru teladan bagi murid akademi.
"Selamat pagi, anak-anak!"
"Selamat pagi, Bu!"
"Hari ini, kita akan mempelajari tentang struktur atom. Kita sudah mempelajari tentang 'Teori Atom', sampai aku memberikan tugas rangkuman kepada kalian yang telah dikumpulkan minggu lalu." Setelah itu, Bu Magenta langsung memulai pelajaran dengan kapur putih dan buku kimia.
"Atom adalah bagian terkecil yang tidak dapat di urai atau di bagi lagi, Kita bisa mengilustrasikan atom sebagai bola kelereng yang sangat kecil. Jadi, setiap unsur memiliki atom yang berbeda juga."
"Struktur atom bisa didefinisikan secara sederhana sebagai susunan partikel dasar atom. Sebagai partikel penyusun sebuah materi, atom ikut menentukan sifat materi tersebut,"
"Sebagai partikel dasar atom, atom terdiri atas Proton, Elektron, dan Neutron, dimana proton merupakan atom bermuatan positif (+), elektron atom bermuatan negatif (-), dan Neutron merupakan atom tidak bermuatan atau bersifat netral."
"Ketiga partikel dasar atom atau biasa disebut sub-atom yaitu proton, elektron dan neutron, dengan kombinasi tertentu akan membentuk menjadi suatu unsur, itu adalah A = Nomor Massa, Z = Nomor Atom, X = Lambang Unsur."
"Sampai di sini ada pertanyaan?"
Suasana langsung hening, tidak bersuara dengan pendapat mereka. Bu Magenta agak curiga dengan kebetulan ini. Pikirannya menjadi tidak nyaman setelah kesunyian ini.
"Aneh. Biasanya, ada seorang siswa yang bertanya setelah penjelasan ini. Lebih baik, aku mengeceknya sebentar." Dalam hati, Bu Magenta keliling sejenak, mencari tahu penyebab keheningan itu.
Langkah kaki Bu Magenta mengelilingi dan menelusuri tingkah laku murid akademi, masih fokus dengan pelajaran dan rangkuman mereka. Setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata ada seorang murid yang tertidur di kelas, bersebelahan dengan dua gadis di sampingnya.
"Rupanya, ada yang tertidur di kelas. Ternyata dia pelakunya." Bu Magenta agak kesal, murid yang dipanggil pangeran tidak menyadari Bu Magenta sudah di kelas.
Tanpa pikir panjang, Bu Magenta langsung menghampiriku dan membangunkanku secara paksa. Aurora dan Evelyn tidak bisa berbuat apapun, terpaksa pura-pura tidak tahu.
"Ayo, Bangun! Pelajaran Kimia masih berlangsung." Tangan Bu Magenta mengetuk kepalaku,
Aku membuka mataku, tapi tidak sadar sepenuhnya. Hanya dengan ketukan tangan Bu Magenta, aku harus mengangkat kepalaku dan menguap dengan tangan kanan. Dia sangat kesal karena aku tertidur pulas ketika pelajaran berlangsung.
"Tidur di kelas sangat tidak baik untuk murid sepertimu. Tidak peduli kamu jenius atau apapun itu. Aku tidak akan toleransi lagi dengan tingkahmu itu."
"Maafkan aku, Bu. Aku membuatmu tidak nyaman hari ini."
"Setelah pelajaran ini, kamu harus ikut denganku."
Terpaksa, aku mendapatkan hukuman karena tidur di kelas. Sungguh menyesal karena jam tidurku sudah berantakan sejak pertama kali menginjak tempat ini.
"Kalian berdua harus ikut dengannya setelah ini." Bu Magenta langsung menjauhi kami bertiga setelah menunjuk Aurora dan Evelyn.
Tidak hanya aku, Aurora dan Evelyn terkena masalah. Kami melanjutkan pelajaran dengan mendengarkan penjelasan Bu Magenta sebelum memulai hukuman itu.
[***]
Jam istirahat telah dimulai, pelajaran Bu Magenta diakhiri dengan tugas "Struktur Atom" yang akan dikumpulkanmiinggu depan. Jadi, beberapa murid harus menyelesaikan tugas secepat mungkin agar bebannya dikurangi.
Kami bertiga, aku dan dua gadis teman sekelas mendapatkan hukuman dari Bu Magenta hanya karena tidur di kelas. Mereka berdua agak kesal padaku karena jam tidurku tidak bisa dikendalikan. Jadi, mereka harus rela ikut denganku karena hukuman Bu Magenta cukup menyakitkan.
Pintu terbuka ketika kami sudah tiba di ruangan yang dituju oleh Bu Magenta. Ruangan laboratorium yang bersih, semua barang tersusun rapi.
Aurora dan Evelyn mendatangi Bu Magenta dengan penuh pertanyaan. Sementara itu, kedua mataku justru melirik ruangan labolatorium dengan berbagai peralatan kimia di atas meja, termasuk bahan kimia.
"Magenta-Sensei. Di sini ruangannya bersih. Kenapa kita ke ruangan ini?" Aurora bertanya, mengangkat tangan kanannya.
"Baiklah! Tugas kalian di sini adalah kalian mengecek bahan kimia yang ada di labolatorium ini. Kalian berdua harus menulis laporan tentang ruangan ini selama istirahat berlangsung."
"Kamu harus mengecek alat kimia itu. Jika rusak atau tidak berfungsi, laporkan padaku!" Bu Magenta menunjukku dengan tugas yang berbeda.
"Baik, Bu!" Kami bertiga paham dengan instruksi barusan.
"Setelah itu, kalian melapor padaku tentang ruangan ini. Aku akan memberikan hadiah pada kalian nanti."
Bu Magenta meninggalkan kami begitu saja, menyisakan kami bertiga yang menjalankan hukuman ini. Jika kabur, kita akan kena masalah lebih besar.
"Ayo! Kita harus menyelesaikan tugas ini baru masuk kelas."
"Laksanakan, desu!"
Kami terpisah agar menyelesaikan waktu lebih cepat. Tidak punya banyak waktu, karena tidak bisa ke kantin akibat hukuman ini.
Sementara itu, aku memeriksa alat yang ada di labolatorium itu. Barang itu berupa gelas kaca, pakaian labolatorium, dan lain sebagainya. Sihir akademi cukup terbantu jika ada kecelakaan di laboratorium. Namun, hanya Bu Magenta yang bisa mengendalikan situasi di laboratorium itu.
"Aneh sekali. Mereka tidak menyalahkanku karena tidur di kelas."
Alat laboratorium yang baru ditelusuri sejauh ini memang baik-baik saja, hanya menyusun laporan mengenai kondisi labolatorium di akademi.
Ketika pemeriksaan alat berlangsung, terdapat sebuah pisau di wastafel itu. Entah siapa yang melakukannya, aku harus mengambil dan menyimpan dengan benar. Tapi, ....
"..." Pergerakanku mulai aneh, terhentikan dengan sisi pisau itu. Sepertinya, hanya melihat bentuk pisau itu, menyimpan beberapa kegelapan yang menghantuiku.
Dalam sekejap, pikiranku ternodai dengan bayangan itu dan seakan ingin teriak lebih keras. Aku sangat mengenal bagian pisau itu. Pandanganku langsung ternodai dengan cairan merah yang menyelimuti pisau itu.
"Aaah!" Jeritan dalam hati, menyebabkan gelombang kejut secara mendadak, menjauh dari wastafel itu.
Secepatnya, tubuhku terjatuh dan menyentuh lantai, menyebabkan pergerakanku tidak bisa bergerak leluasa.
[***]
"Gawat! Rivandy sekarat! Kita harus bagaimana, desu?"
"Kita perlu melapor kepada Bu Magenta agar bisa membawanya ke ruangan kesehatan." Aurora merespon, memegang tanganku.
"Aku segera ke sana, desu."
Evelyn pergi dari laboratorium, memberikan isyarat darurat kepada Bu Magenta. Setelah itu, guru kimia itu membawaku ke ruang kesehatan.