Ruangan kepala sekolah yang hening pada setiap harinya, dihuni oleh seorang wanita yang mendapatkan tugas berat untuk mempertahankan pondasi akademi yang telah dibangun.
Tanggal 18 Bulan Ucheryt terpampang di atas meja kepala sekolah, berfungsi untuk mengingatkan jadwal harian dari kepala sekolah.
Seorang wanita yang bertugas sebegitu kepala sekolah masih mengurus sejumlah kertas yang disentuh kedua tangannya. Tangan kanannya bergerak leluasa untuk membuat tanda tinta di atas kertas.
Di tengah kesibukan itu, ada sebuah ketukan pintu sebanyak 2 kali, dengan suara konstan dan keras. Kepala sekolah tersebut mempersoalkan masuk kepada orang di balik pintu.
"Masuklah!"
Setelah pintu terbuka, terdapat siswa pangeran yang mendatangi kepala sekolah dengan keberanian. Tidak lupa kesantunan dijaga agar kesan Dr. Cherry kepada siswa itu semakin dekat.
"Ara-Ara. Kamu datang ke sini rupanya. Ada apa denganmu?"
"Tidak ada. Aku hanya disuruh oleh Bu Davya, Guru Ekonomi untuk memberikan dokumentasi untukmu." Aku memperoleh kursi di depan Cherry dan duduk rapi sambil memberikan dokumentasi Pelajaran Ekonomi dengan kedua tangan.
Cherry menghela nafas panjang, rasanya malas ketika mendapatkan dokumentasi yang selalu membebaninya.
"Ayolah! Aku belum menyelesaikan tugas ini. Kenapa aku harus mengurusi barang ini juga?"
"...." Kepalaku miring ke kanan, memeriksa keadaan Cherry yang penuh tekanan.
"Hei! Katakan sesuatu, dong!"
Aku berpikir sejenak, melirik beberapa dokumen yang dipegang oleh Cherry. Wajahku terlihat datar dan masih belum mengeluarkan eskpresi sama sekali.
"Neesan. Aku tidak mau membuang waktu di sini. Apakah aku bisa pergi sekarang?"
Cherry tidak punya pilihan lain. Banyak dokumen akademi yang harus dikumpulkan sebelum batas pengumpulan. Dia tidak ingin terlambat karena itu bisa merugikan stabilitas akademi.
Tidak ada pilihan lain selain meminta pertimbangan kepadaku meskipun terlihat seperti kakak perempuan yang mengemis.
"Tidak boleh. Kamu harus membantu pekerjaan dokumen yang semakin bertambah."
"Aku menolak. Aku akan mengikuti jadwal pelajaran berikutnya. Pelajaran Olahraga. Tim olahraga Zavad dan Vostok akan bermain sebentar lagi."
Cherry tidak mau mendengar penolakan itu, tidak ada waktu untuk bermain lagi. Namun, Cherry punya sesuatu agar aku harus membantunya.
"Aku ingin memberitahu kepada teman sekelasmu bahwa kamu suka mengintipku mandi. Selain itu, kamu juga membayangkan jika kamu bisa mandi bersama denganku. Apalagi, jika kita tidur bersama."
Wajahku kembali memerah, informasi bohong itu bisa menjangkiti pikiran polos mereka. Jika mereka mengetahuinya, aku akan dihabisi dengan cara yang tidak masuk akal.
"Jangan katakan itu kepada mereka! Aku tidak ingin mereka akan menghukumku dengan menghabiskan uang bulananku."
Tatapan wajah Cherry hanya tertuju padaku, tidak berubah sama sekali. Posisi duduknya menyandar kursi dan tidak berkomunikasi sama sekali.
Pikiranku terlalu dikendalikan oleh kakak perempuan dengan mudah. Setiap masalah yang tidak bisa diselesaikan, akan dilemparkan kepada orang lain. Kebetulan, aku memasuki ruangan kepala sekolah itu.
Jadi, dia mengambil kesempatan itu.
"Baiklah! Aku akan menyelesaikan secepatnya." Aku memutuskan menyerah, tidak ingin beradu mulut dengan Cherry. Umurnya lebih dewasa dan mampu berpikir kritis setiap saat.
"Baguslah! Aku tidak perlu mengerahkan tenaga lebih untuk mengurusi dokumen itu."
Cherry berdiri dari tempat duduk, menyuruhku untuk duduk di mejanya dan memeriksa berkas. Posisi kami sekarang bertukar, rasanya berbeda dengan posisi sebelumnya.
"Aku serahkan semuanya padamu! Aku pergi dulu!" Cherry justru melakukan gerakan seribu kaki dan hilang dalam sekejap mata.
Aku berusaha bangkit dari duduk dan mengejar Cherry untuk sementara waktu. Namun, jarak kami terlalu jauh untuk bisa mendekat. Hasilnya, dia berhasil kabur karena perlu waktu banyak untuk meraih tubuhnya.
"Tidak boleh! Jangan pergi dari sini!"
"...." Aku membuang nafas panjang, percuma untuk mengejar Cherry lagi.
Saat ini, pandanganku Hanay tertuju kepada dokumen tersebut. Sekilas, terlihat dokumen itu terlalu banyak tertuju kepada manajemen akademi. Setidaknya, aku bisa menyelesaikan respon dokumen dengan kualitas terbaik.
"Sudahlah! Aku harus mengerjakan semuanya sebelum kelas dimulai! Mungkin, aku akan dimarahi oleh guru olahraga karena mengurus dokumen yang menumpuk."
"Mereka pasti marah padaku karena aku tidak datang untuk menonton pertandingan itu. Sudahlah. Aku akan membereskan dokumen ini secepatnya."
Aku merelakan pelajaran krusial itu, justru memilih untuk memulai untuk membaca dokumen sejenak. Cherry menyuruhku san meninggalkanku begitu saja.
Ketika dilihat lebih lanjut, sebenarnya dokumen ini tidak punya masalah sama sekali. Namun, justru tekanan pekerjaan yang membuat Cherry ingin meninggalkan tempat ini.
Waktu berlalu cepat, tidak terasa matahari Apollo tidak terlihat lagi karena dihalangi awan tebal, terlihat suram dari luar. Belum ada lonceng akademi yang berbunyi agar murid akademi meninggalkan kelas secepatnya.
Semua dokumen di atas meja telah dirapikan dan sudah siap untuk disimpan ke dalam ruang penyimpanan. Aku menghela nafas panjang setelah mengakhiri tugas dadakan. Entah kenapa dokumen menumpuk itu bisa menguras banyak tenaga.
"Akhirnya, selesai juga. Aku melewatkan pelajaran olahraga. Semoga aku tidak dihukum pada pertemuan berikutnya."
Tubuhku menyatu kuat dengan kursi kepala sekolah. Biasanya, tidak boleh seorangpun yang duduk di kursi itu. Belum tentu mereka percaya padaku jika aku sudah mencicipi kursi kepala sekolah hanya untuk mengurus dokumen tersebut.
Sepuluh menit berselang, Cherry membuka pintu, tanpa mengetuk. Dia masuk ke dalam ruangan dan menutup pintu untuk memeriksa keadaan dokumen itu.
"Ara-Ara. Sudah selesai? Bagaimana dengan dokumennya?"
"Tidak terlalu buruk. Hanya saja, ini bisa memberikan beban banyak ketika tugas yang diberikan akan menumpuk. Aku sudah menyelesaikan segera dan melupakan suasana hati yang bisa menghambat pengerjaan tugas."
"Siapa kau sebenarnya? Kenapa kamu bisa mengerjakan tugas tanpa mendapatkan banyak tekanan? Kalau aku menyuruh orang lain, mereka pasti menolak dan kabur begitu saja." Cherry bertanya, melirik dokumen yang telah disusun rapi.
Aku menutup mata, merespon jawaban tanpa tekanan sama sekali."Aku sudah terlatih untuk mengerjakan tugas setelah mengikuti pelajaran."
Cherry terlihat terkesan, tidak banyak orang yang memiliki sifat sepertiku, dimana siswa yang tidak keberatan dengan banyak pekerjaan rumah. Kebanyakan murid lain yang menyerah begitu saja.
"Apakah Roman menceritakan tentang siswa pemalas dengan banyak tugas dan akhirnya gagal?"
"Bukan itu! Aku tidak pernah mendengarkan cerita yang membosankan setiap harinya!" Aku menghentakkan meja, terasa refleks yang tidak diinginkan di depan Cherry.
Aku membalikkan badan, tidak ingin melihat wajah Cherry sementara karena dia merayu dengan obrolan yang tidak ingin didengarkan.
"Intinya, jangan terpaku dengan banyak tugas yang diberikan! Kerjakan saja tugasnya! Itu saja yang aku berikan."
Cherry menutup mata sejenak, ingin membalas Budi kepadaku karena tugas yang diberikan telah diselesaikan dengan mudah. Dia tidak mau membiarkanku pergi untuk sementara waktu.
"Baiklah! Aku ingin memberikan hadiah kepadamu. Tadi, aku sudah memberikan izin kepada guru kamu. Jadi, kamu tidak dihukum di pertemuan berikutnya."
"Selain itu, aku sudah membawa tas kamu. Jadi, kamu bisa menghemat waktu dan tenaga." Cherry memberikan sebuah selembar kertas surat izin kepadaku dan sebuah tas berada di tangan kiri Cherry.
Kedua tanganku memperoleh surat izin dan tas yang berisi buku pelajaran dan alat tulis. Aku tidak perlu mengambil tas di kelas karena barang itu sudah di depan mataku.
"Terima kasih. Ternyata kamu baik sekali. Aku tidak menyangka kamu memberikan hadiah ini." Kepalaku mengarah ke bawah, memberikan sebuah ucapan terima kasih.
"Oh iya. Nanti, jika punya waktu, kamu bisa datang ke taman di akhir pekan. Kamu bisa santai di sana di musim gugur."
Cherry mengajak dengan ramah, rasanya tidak keberatan untuk menerima ajakan tersebut. Akhir pekan di taman memang indah dan bisa mengusir stress untuk sementara.
"Boleh saja. Sepertinya, mereka punya waktu mereka sendiri. Aku tidak bisa mengajak mereka."
Ekspresi Cherry terlihat menggangguku, tatapan matanya saja menjadi tidak nyaman. Aku tidak ingin membuang waktu di ruangan ini lagi.
Setelah ajakan itu, aku memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, melupakan kejadian tadi dan tidak boleh terlambat dalam akhir pekan. Setidaknya, aku dibebaskan pada pekan berikutnya.
---------------------------------------------------------------------------
PASCAKATA
Akhirnya, Arc Satu telah berakhir juga. Butuh satu tahun dan dua bulan untuk mengakhiri ARC ini. Kumenangis. Seharusnya bisa selesai dalam 1 tahun, tapi sudahlah! Ini sudah terjadi begitu saja.
Oh iya. Aku juga ingin membawa karya ini ke platform lain agar mereka bisa membaca karya ini dengan mudah.
Karya ini juga tidak dikomersialkan dan tidak menaruh ke Karyakarsa bukan karena audience Karyakarsa sepi, namun sudah sepantasnya karya ini tidak diuangkan dalam alasan apapun.
Itu sebabnya aku tidak ingin membuat kontrak dengan platform manapun meskipun mendapatkan hasil yang menggiurkan.
Selain itu, aku juga berterima kasih kepada pembaca yang telah membaca karya ini. Meskipun updatenya lama banget. Kumenangis.
Untuk pengumuman Arc Dua akan diumumkan. Jadi, silahkan ke Akun FB aku dengan nama Ephixna Pelakor. Kalau mau add friend, pm dulu ke aku, nanti aku add dengan suka cita.
Entah kenapa aku malah pakai nama Pelakor di belakang, sudah ketularan sinetron Kumenangis.
Aku sudah menyuruh seorang Artist untuk membuat cover ini. Cover Arc dua akan diumumkan kalau sudah selesai.
Setelah baca satu per satu, Rupanya novel ini banyak kekurangannya. Banyak typo dan harus direvisi lagi. Kumenangis.
Sekarang atau tidak sama sekali, aku akan melanjutkan Arc kedua dengan riset yang melelahkan. Ini justru lebih melelahkan daripada mengurus tugas mahasiswa yang terus menumpuk. Kumenangis.
Scribble Hub sudah dipastikan untuk menjadi pelabuhan pada novel ini. Namun, Wattpad bahasa Inggris dipikirkan dulu.
Aku sudah menyiapkan outline di Arc dua sampai tiga. Namun, belum detail dan perlu banyak riset terlebih dahulu. Sepertinya, ini akan memakan banyak waktu dan tenaga yang sia-sia.
Sekali lagi, LN INI GAK AKAN AKU KONTRAK DENGAN ALASAN APAPUN. WALAUPUN DENGAN RAYUAN DAN IMING-IMING, BAIK ATAU BURUK REGULASI, LN INI GAK AKAN DIKONTRAK!
Itu yang hanya kusampaikan. Semoga tunggu light novel ini pada kesempatan berikutnya!
---------------------------------------------------------------------------