Chereads / LOROLOJO: Lord Rord Lort Journey / Chapter 14 - Vol I 13 『Pembelajaran Senya』

Chapter 14 - Vol I 13 『Pembelajaran Senya』

Kami akhirnya keluar dari dungeon, dalam keadaan penuh rasa penasaran, aku disuruh untuk menunggu di balik pohon yang posisinya berada di dekat pintu masuk dungeon.

"Intip... Aku pengin ngintip!" gumamku di balik pohon.

Tetapi, Rord dan Senya ternyata lumayan memiliki rasa percaya juga padaku...

Kukira mereka akan mem-borgol tanganku ke pohon ini atau mengikatku dengan tali agar aku tidak bisa mengintip mereka yang sedang ganti baju.

Karena sudah dipercayai begini, jadi agak sulit rasanya jika menghianati perasaan itu...

Aku melihat ke arah langit yang berwarna merah, sedikit kekuning-kuningan atau oranye.

... Sudah sore hari...

Sulit dipercaya rasanya jika aku telah menghabiskan waktu selama seharian penuh di dalam tempat yang gelap itu...

Aku bersandar pada pohon yang berada tepat di belakangku sembari memikirkannya.

"..."

"Hey, Lort...!" Rord memanggil dengan meneriakkan namaku.

"Ada apa...? Kuberitahu padamu sekali lagi, kali ini aku tidak mengintip loh...!"

"Kali ini?" Senya mempertanyakannya dengan wajah lugu.

"Kami sudah selesai ganti baju, jadi kau sekarang sudah boleh kemari!"

Sudah selesai ya...

Hilang sudah harapan. Yah, itu dikarenakan diriku yang terlalu lama memikirkan jawaban sih... Padahal pertanyaannya sudah kupahami dengan sangat jelas.

Sungguh itu merupakan kesempatan yang tidak akan datang dua kali.

Aku bangun dari dudukku dan berjalan untuk menemui Rord serta Senya setelahnya...

Menatap Rord dan Senya untuk melihat pakaian yang mereka pakai dari depan, aku menyentuh daguku dengan jari jempol sekaligus jari telunjukku.

Senya memakai pakaian yang sama dengan yang sebelumnya... Ya, sangat cocok. Senya memang sangat cocok dengan seragam berwarna putih dan biru itu.

Sedangkan Rord, ia juga memakai seragam yang sama dengan Senya. Hanya saja..., ukuran pakaiannya terlalu besar... Tidak, mungkin tubuh Rord-lah yang terlalu mungil.

Dia jadi terlihat seperti gadis kecil yang sedang diam-diam mencoba memakai pakaian kakaknya yang ukurannya terlalu besar untuknya. Harus kuakui, imut.

Lengan baju panjang yang memenuhi lengan sekaligus tangannya serta rok pendek yang memenuhi lututnya membuatnya terlihat seperti gadis yang telah membuat kesalahan saat memilih baju dengan tipe oversized yang ia beli.

"Hmm, Senya. Jika kamu membawa tas begini, mengapa dari awal kamu tidak membawanya sekalian saja saat kamu hendak masuk ke dalam dungeon? Bukankah akan gawat jika barang-barangmu sampai dicuri?"

"Ah, itu. Sebenarnya, tadi saat berada di luar, aku mendengar teriakan, dan dengan spontan aku pun langsung berlari untuk pergi masuk ke dalam dungeon, namun karena itu jugalah aku secara tidak sengaja telah menjatuhkan tas-ku."

"Heeh, begitu ya."

"He He, terkadang aku memang agak lugu... Ah! Benar juga!"

Senya tiba-tiba saja berbicara dengan suara keras dan membuatku terkejut. Sepertinya ia teringat akan sesuatu...

"... Ada apa?"

"Saat aku masuk ke dalam dungeon, entah mengapa aku mendengar teriakan yang suaranya seperti berasal dari dua orang perempuan. Aku merasa aneh akan hal itu, karena, bukankah hanya Rord saja perempuan yang bersamamu tadi, Lort?"

"... Ah..., itu..."

Rord tertawa kecil tepat di sebelah Senya dan melirik mataku untuk mengejek.

Gadis ini...

"Mu--Mungkin kamu salah dengar, Senya."

"Benarkah? Tapi aku rasa tidak..."

Karena malu akan hal itu, aku lalu mencoba untuk memandang ke arah Rord serta Senya dan menyadari sesuatu hal mengenai Rord.

"Hmm... Ada apa, Lort? Kenapa kau menatap kami seperti itu...?"

"... Tidak, hanya saja, Rord. Dengan baju yang longgar seperti itu, kau ini memang benar-benar terlihat masih seperti seorang gadis kecil ya! Pu Ha Ha!"

Berbeda sekali dengan Mbak Senya, Rord terlihat seperti seorang adik kecil yang sedang iseng mencoba pakaian.

"A--Apa maksudmu itu?!"

Aku mencoba untuk menahan tawa dengan meletakkan tanganku pada mulut, namun itu tidak berhasil.

Rord memasang ekspresi cemberut di wajahnya sembari mengepalkan tangan. Di kepalan tangan mungilnya itu muncul semacam api kecil yang dengan perlahan-lahan semakin terlihat dengan jelas di sekitarnya.

Eh? Ini hanya aku saja, atau di sekitar tangan Rord memang terlihat seperti sedang mengeluarkan api?

"Aha Ha Ha Ha, kalau dipikir-pikir benar juga ya. Sini-sini, Rord." Senya tertawa kecil dan ia pun mengelus kepala Rord dengan lembut.

"Erm... Bahkan Senya sampai ikut-ikutan juga..."

Setelah Senya menggodanya, api yang ada di sekitar tangannya itu pun menghilang dengan cepat.

A--Apa? Sekarang apinya malah menghilang... Apa yang sedang terjadi? Aku benar-benar tidak paham, woi!

Senya lalu mengangkat Rord ke atas dan membawanya berputar seperti anak kecil.

"Se--Senya, kenapa kamu mengangkatku?!"

"He He, Rord itu memang imut ya..."

"Tu--Turunkan aku, Senya!"

"Tidak mau... Soalnya Rord sangat imut sih..." Senya menggoda Rord dengan mengangkat dan menurunkannya kembali seolah-olah seperti ibu nan anak yang sedang bermain.

A--Ada apa dengan situasi ini? Mereka seperti ibu dan anak saja...

"Wai...! Wai...! Rord."

"Wa--Wai...! Wai...!"

Dia terpaksa mengucapkannya ya...

Kelihatannya, jika Senya yang melakukannya, Rord hanya akan bisa pasrah dan menurutinya keinginannya.

Apakah Senya memiliki semacam kemampuan untuk membuat orang-orang di sekitarnya menuruti kemauannya? Jika punya kemampuan seperti itu pasti akan enak sih...

... Tu--Tunggu. Jika Senya dan Rord terlihat seperti ibu dan anak, bukankah itu berarti jika aku ini adalah sang Ayah? Kalau dilihat-lihat lagi, bukankah ini terlihat seperti pasutri yang sedang menemani anaknya bermain di taman!? Aah... Membayangkannya saja bikin hati cenat-cenut...!

"Su--Sudah cukup kan? Ayo, turunkan aku...!"

"Iya-iya."

Senya pun akhirnya menurunkan Rord dan duduk jongkok di depannya.

"... A--Apa kamu sudah puas...?" Rord menyilangkan tangannya sembari menghadapkan wajahnya ke arah lain.

"Ya, aku sudah puas, terima kasih ya, Rord."

Seketika, pandanganku pada Senya berubah. Di sekitarnya terlihat seperti ada cahaya yang sangat terang sedang mengikutinya kemanapun ia pergi.

Terang! Sangat terang!

"Senya Supremacy."

Cantik! Gadis yang cantik dan sempurna...!

Sangat menyejukkan mata... Cuci mata, cuci mata...

....

"... Ka--Kalau kamu ingin melakukan hal seperti itu lagi..., la--lain kali mintalah izin kepadaku terlebih dahulu, ya! Kalau kamu melakukannya secara tiba-tiba, aku jadi bingung harus bersikap bagaimana, tahu!"

"Heeh..., jadi boleh nih?"

Senya mencoba untuk kembali menggoda Rord dengan menatapnya secara terus menerus.

Tetapi, Rord yang berusaha untuk tetap memasang wajah cemberutnya tidak bisa mengabaikan tatapan itu dan ia pun perlahan demi perlahan membalasnya kembali.

"Emm... Baiklah! Kalau begitu, lain kali aku akan minta izin terlebih dahulu padamu ya, Rord!"

"Ba--Baguslah kalau kamu paham!"

... Sebenarnya, apa yang sedang terjadi di sini sih?

Mereka tidak henti saling menatap satu sama lain, yang satu dengan tatapan yang berisi niat untuk menggoda, dan yang satu lagi berusaha untuk menahan godaan itu.

Yah, biarlah. Setidaknya, aku sudah tahu jika hubungan diantara mereka itu baik-baik saja.

"... Tetapi, bersyukurlah ya Rord, karena Senya sudah berbaik hati ingin meminjamkan seragam-nya padamu."

"Ya--Ya, terima kasih, Senya."

"Tidak. Tidak perlu dipikirkan kok, Rord. Itu untukmu saja, simpanlah dengan baik ya. Yah, meskipun seragamnya terlihat agak longgar untukmu sih..."

"Agak Longgar"?

Yah, yang penting perihal pakaian mereka sudah teratasi, sekarang tinggal...

"Anu, Senya. Ini perihal yang sebelumnya, apakah kamu bisa mengajariku ilmu pendekar pedang?"

"Eh? Kamu masih memikirkannya? Bukankah sudah kukatakan sebelumnya jika penggunaan pedang dan pisau itu sangat berbeda?"

Senya membantah perkataanku dengan mudahnya.

"Ka--Kalau itu, bisa tolong diusahakan tidak...?"

"Erm... Mari lihat..."

Ilmu pedang mengacu pada ketrampilan seorang pendekar pedang, yaitu seseorang yang berpengalaman dalam seni pedang.

"Oh. Aku tahu! Kurasa ada Skill yang cocok untukmu!"

"Apa itu adalah Skill pendekar pedang? Apakah penggunanya diwajibkan menggunakan pedang sebagai senjatanya?"

"Tidak, tidak. Meskipun termasuk dalam kemampuan pendekar pedang, tetapi, kemampuan ini tidak lebih dari sekedar kemampuan bergerak biasa. Hanya saja, karena dulu sekali ada banyaknya pendekar pedang yang menggunakannya, maka dari itulah Skill ini dianggap merupakan salah satu dari kemampuan asli mereka."

Oh! Sejarah pendekar pedang ya...

"Kalau aku boleh tahu, kira-kira seperti apakah Skillnya itu, Senya?"

"Sabar-sabar... Seperti yang kukatakan sebelumnya, Skill ini tidak lebih dari sekedar kemampuan bergerak biasa, tetapi, meskipun hanya merupakan kemampuan bergerak, Skill ini memungkinkanmu untuk bergerak dengan sangat cepat, sangat cepat. Bahkan Skill ini disebut-sebut tidak memakai kecepatan, melainkan menggunakan 'Perpindahan'."

" 'Perpindahan'?"

"Ya, benar. Karena gerakannya yang terlalu cepat itu..., tidak, sebenarnya, kebenaran aslinya juga masih belum terungkap. Tetapi, setidaknya kamu sudah paham bagaimana cara Skill ini bekerja kan?"

Aku paham, aku paham.

Singkatnya, Skill ini bisa membuat penggunanya bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi. Sangat simpel, dan dapat dipahami dengan mudah.

Tetapi, bukankah jika dapat bergerak terlalu cepat seperti itu malah jadi akan terlihat seperti kemampuan yang curang? Tetapi, lagi pula aku sudah dipanggil ke dunia lain, jadi kurasa tidak akan apa-apa jika setidaknya punya satu atau dua kemampuan yang curang seperti ini...

"---Tapi! Ada satu peraturan penting yang tidak bisa dilanggar dalam menggunakan Skill ini."

Rule? Oh, apakah maksudnya seperti suatu batasan?

"Dalam menggunakan Skill ini, sang pengguna hanya akan bisa menggunakan Skillnya dalam jangkauan tertentu, yaitu diantara jarak nol sampai tiga meter."

Ah! Sepertinya, batasan itu dibuat agar kemampuan ini tidak terkesan curang. Lagian, jika Skill ini tidak memiliki batasan seperti itu, pasti Raja Iblis sudah dikalahkan sejak dahulu-dahulu sekali.

"... Bagaimana? Apa kamu tertarik untuk mempelajarinya?"

"Sangat! Mohon bantuannya!"

"Sudah kuduga kamu akan menjawabnya seperti itu..."

Setelah mengatakannya, Senya lalu berjalan sedikit menjauh dariku dan Rord. Ia lalu menge-nyampingkan dirinya agar aku bisa melihatnya dengan baik.

"Nama dari Skill ini adalah 'Slip'. Aku hanya akan menunjukkannya padamu sekali saja, jadi perhatikanlah dengan baik."

"Ya--Ya, aku mengerti."

Senya yang berdiri tegap dengan santai lalu memasang kuda-kuda, ia memegang pedangnya yang ia letakkan di pinggang kirinya dengan menyentuh gagang pedangnya melalui tangan kirinya sembari meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya itu. Senya adalah seorang kidal, maka dari itu ia lebih memanfaatkan tangan kirinya daripada tangan kanannya. Saat sedang melakukannya, Senya membungkukkan badannya ke bawah sembari sedikit melebarkan kakinya.

Setelah memasang kuda-kuda, ia lalu berdiam diri selama beberapa detik dan beberapa detik kemudian, ia lalu meneriakkan nama kemampuan itu dengan keras.

"... Slip!"

Sesaat setelah meneriakkannya, tiba-tiba saja Senya berpindah ke jarak sekitar dua meter di depan.

Tidak bisa kulihat, mataku yang melihatnya "Berpindah" serasa seperti sedang membohongiku.

Dengan kecepatan yang mengagumkan, tidak, apa dia bahkan telah bergerak?

"... Lu--Luar biasa. Jadi itukah 'Slip'?"

"Benar. Itulah Skill 'Slip', dan kini, kau akan mempelajarinya, Lort."

Menelan ludah karena situasi yang sedang menunggu, dan aku pun tersenyum setelahnya.

... Slip. Kemampuan pertamaku sejak aku tiba di dunia lain ini. Semenjak datang ke sini, aku hanya dipertemukan dengan hal-hal yang aneh, tetapi, akhirnya aku dapat mengalaminya juga... Momen dimana, Event petualangan yang sebenarnya benar-benar terjadi...!

"Nah, sekarang, lakukanlah seperti apa yang baru saja kulakukan!"

Di dunia ini, tidak terdapat sesuatu seperti "Poin" untuk mempelajari Skill dengan praktis, melainkan dirimu harus benar-benar mempelajarinya sendiri. Inilah, petualangan yang sebenarnya!

Aku berdiri tegap dan memasang kuda-kuda dengan membungkukkan badan sedikit, melakukan pose tangan seolah-olah sedang memegang senjata dengan tangan kanan sedangkan tangan kiriku hanya bergerak secara bebas di depan tidak seperti Senya.

Setelah itu, aku pun menahan napasku selama beberapa detik dan meneriakkan nama Skill itu dengan lantang.

"... Slip...!"

Dalam sepersekian detik setelah mengucapkannya, pandanganku berubah menjadi kabur dan kembali seperti biasanya. Saat menyadarinya, tiba-tiba saja aku sudah berpindah tempat ke depan.

Aku melihat ke belakang, tempatku berpijak sebelumnya. Terlihat adanya bekas pijakan kakiku yang tertinggal di sana.

Keringat dengan perlahan lalu keluar dari kepalaku dan membuatnya basah.

Aku bahkan tidak ingat bagaimana caraku melakukannya, yang kuketahui hanyalah, diriku tiba-tiba saja telah berpindah ke depan.

Senya yang sebelumnya hanya diam saja saat melihatku lalu mengubah ekspresinya.

"... Ka--... Kau berhasil, Lort!"

Ia tampak senang seperti seorang orang tua yang telah melihat prestasi anaknya yang baik. Melompat-lompat kegirangan seperti saat pertama kali meraih juara satu.

"Hebat. Bagaimana caramu melakukannya?"

Rord menghampiriku dan bertanya.

"... Ti--Tidak. Bahkan aku juga tidak ingat bagaimana caraku dapat melakukannya..."

"... Apa-apaan itu...? Bagaimana bisa kau tidak mengetahuinya...?"

"--Berhasil! Berhasil, Lort! Kamu berhasil melakukannya hanya dalam percobaan pertama...!"

Meriah sekali...

Senya menggenggam tanganku dengan kedua tangannya yang lembut itu, dan memasang wajah bangga seolah-olah seperti kedua pupilnya membentuk bentuk bintang yang bersinar di matanya.

"A--Apakah ini benar-benar se-seluar biasa itu...?"

"Benar! Ini sangat mengagumkan! Bahkan aku saja baru berhasil melakukannya di percobaan yang ke-100 kali!"

100 kali?! Bukankah itu jumlahnya terlalu banyak...? Aku jadi heran mengapa ia tidak berhenti dan tetap terus melakukannya...

"Berhasil! Berhasil, Lort!"

Tapi, sepertinya ini merupakan suatu langkah awal yang baik dan sepertinya akan sangat berdampak besar dalam perjalanan petualanganku.

... Yah, semoga saja akan seperti itu jadinya...