Chereads / Jake and Flora / Chapter 41 - Lost Soul

Chapter 41 - Lost Soul

JAKE POV

Sejauh ini hubungan ku dengan Flora menjadi jauh lebih baik. Apalagi semenjak kami menyatu dalam kegiatan intim suami istri. 

Aku dan My little princess, kami sudah bercinta .

Penantian panjang ku terbayar sudah dengan penyerahan penuh diri Flora kepada ku . Dimana aku merasa menjadi lelaki yang paling bahagia di dunia. 

Aku tak pernah menyangka jika akhirnya dia sendiri yang memutuskan untuk membatalkan perjanjian konyol itu . No kiss no sex. Ohh yang benar saja. Mana mungkin bisa begitu . Awal nya aku meng-iyakan saja keinginan nya meski aku sesungguh nya merasa sangat keberatan akan hal tersebut karena sangat merugikan bagiku .

Pernikahan itu bagi ku sendiri memang tidak hanya tentang sex secara halal , pernikahan itu menyimpan banyak makna yang sulit untuk di jabarkan namun harus di pahami . Dan salah satu nya adalah hal itu . Mustahil jika hal sakral itu harus di hilangkan bukan . Karena menurut ku hal itu adalah salah satu sarana pengikat perasaan antara aku dan Flora. Hanya dengan menyentuh dengan penuh kelembutan ku rasa aku bisa menciptakan kenikmatan akan cinta dari nya dalam bentuk lainnya.

Jadi no sex dalam suatu pernikahan itu sangat mustahil .

Dan ternyata Tuhan maha adil. Kalian lihat kan jika peson ku mampu menaklukan hati pujaan ku itu .

Tok

Tok

"Masuk.. " ucap ku mempersilakan seseorang di balik pintu itu untuk menemui ku. 

"Permisi tuan.. " dia Kondrad. Dia datang dengan membawa map yang sepertinya menarik .

Ku harap ada kabar baik mengingat aku telah bersabar cukup lama dengan mengorbankan perasaan istriku waktu aku terpaksa menghindarinya.

Kondrad menyerahkan map itu kepadaku. Langsung saja ku buka map itu dan meneliti isi nya. 

"Bisa kau jelaskan.. " pinta ku pada Kondrad yang menunggu ku bicara setelah cukup lama membaca isi laporannya. 

"Saya dan yang lainnya sudah mengikuti Devani ke manapun. Kami selalu mengintai gerak geriknya. Hingga kami bisa menarik kesimpulan.."

Kondrad menggantung perkataan nya.  Seperti nya memang ada yang tidak beres. 

"Katakan saja Kondrad.  Kau tau aku tidak suka menunggu.. " gerutu ku.

Lelaki kepercayaan ku ini berdehem sebentar sebelum kembali berkata-kata.

"Devani hanya pion"

Aku mengkerutkan kening ku mendengar penuturan Kondrad.

"Apa maksud mu? "

"Di belakang Devani ada seseorang yang sebenarnya adalah dalang dari semua kekacauan ini.  Bahkan motif kejadian nya hampir mirip dengan di masalalu.  Mereka menggunakan titik terlemah anda untuk menyerang"

Lagi. Penuturan Kondrad membuat ku semakin keras berpikir,  siapa gerangan yang berani mengusik ketenangan ku.. 

Titik terlemah ku ? Flora . Tentu saja .

"Apa kau tau siapa orang itu? "

"Reinhard Russel Black. Seorang boss mafia kelas kakap.  Dia mempunyai jaringan bisnis di dunia hitam.  Dia juga memiliki banyak tempat hiburan malam dan kasino yang tersebar di seluruh Amerika dan Asia"

Aku mendengarkan dengan seksama penjelasan Kondrad.

Tapi aku tak habis pikir,  mengapa lelaki itu ingin melihat kehancuran ku ? 

Dan apa hubungan nya dengan Devani ?

"Sebenarnya ada lagi yang perlu anda ketahui tuan.. " ucap Kondrad terdengar ragu.

" Ya. Katakan lah"

"Mr. Black memiliki seorang ibu bernama Shailene Black dan paman bernama Sergio Black. Kedua orang itu kenal baik dengan ayah anda "

Aku kembali di buat bingung. 

"Bisa kau perjelas lagi maksud ucapan mu itu? "

"Sebelum ayah anda menikahi ibu anda, beliau sudah pernah menikah dengan ibu nya

Mr. Black. Jadi ada kemungkinan jika anda dan Mr. Black saudara satu ayah.."

Perkataan Kondrad langsung menghenyakkan ku pada kecurigaan ku selama ini. 

Yaa aku pernah diam-diam mencari tau tentang ayah dengan memasuki ruang pribadinya yang di jadikan tempat melukis nya. 

Dan di sana lah aku melihat sesuatu yang janggal itu.  Dan kini kecurigaan ku terjawab sudah.  Secepatnya aku harus memaksa ayah untuk bicara jujur. Ya aku harus memastikan semua nya dan aku berharap semoga tidak ada lagi hal yang di rahasiakan .

Mengenai hal itu memang adalah hak ayah untuk menyimpan nya saja untuk diri nya seorang . Tapi jika karena hal itu telah mencoba mengusik kehidupan ku , tentu saja aku tidak bisa hanya diam dan pura-pura tenang.

Tidak. Maaf ayah . Rahasia masa lalu itu harus di ungkap secepatnya.

*************

Aku mematikan layar monitor di atas meja kerja ku.  Aku merasa sangat pening sekarang .  Penjelasan Kondrad siang tadi sungguh mengganggu konsentrasi ku.  Aku menyandarkan diriku pada kursi kebesaran ku dan memijit pelan dahiku yang kerkedut-kedut. 

Ku lirik smartphone ku  di meja yang berdering , dengan malas aku menjawab panggilan tersebut. 

"Ya.. "

"Maafkan saya tuan.  Tadi terjadi sesuatu dan..  Nyonya..  "

"Kenapa dengan istriku? " aku langsung naik pitam jika mendengar sesuatu yang tak beres terjadi, apalagi hal itu menyangkut wanita yang paling aku sayangi.

"Nyonya tak sadarkan diri saat di bioskop tuan.  Sekarang kami sedang dalam perjalanan pulang ke Mansion"

Aku segera memutuskan pembicaraan,  dan meraih tas kerja ku.  Dengan cepat aku sudah harus sampai di rumah dan memastikan jika istriku baik-baik saja. 

" Maaf Tuan Xander anda harus ..." Aku tak menghiraukan Daisy yang mencoba menghentikan langkah ku .

"Tuan ini penting..." kata Daisy lagi yang mengikuti langkah ku menuju pintu lift .

" Besok saja.. " ucap singkat dan tegas.

***************

Ku dapati tubuh mungil Flora sudah terbaring di ranjang kamar kami. Ku dekati dia. Ku lihat jika wajah nya sangat pucat dan bagian bawah mata membengkak seperti habis menangis. 

Apa yang terjadi pada istriku?

"Maaf Tuan.. "

Di depan pintu kamar Mita sudah berdiri dan dia perlu menjelaskan semua kepadaku. 

Sebenarnya aku tidak ingin meninggalkan Flora dalam kondisi seperti ini,  tapi kemudian aku berpikir jika perlu ada penjelasan terhadap kejadian sesungguhnya.  Sementara menunggu dokter yang memeriksa keadaan Flora datang ku pikir tak ada salahnya aku berbicara sebentar dengan Mita di luar kamar. 

"Katakan semua nya padaku"

Dan Mita mulai bercerita tentang kejanggalan yang terjadi di bioskop hingga peristiwa penyekapan itu.  Tapi tidak di ketahui apa yang terjadi pada Flora hingga dia bisa terlihat sangat shock dan tak sadarkan diri hingga sekarang. 

Aku sempat geram saat empat bodyguard kepercayaan ku tak bisa mengatasi keadaan hingga mereka berhasil di kalahkan. Tapi sudah lah.  Toh Flora sekarang sudah aman. 

"Baiklah kau boleh pergi.. " ucap ku kemudian kembali masuk ke dalam kamar.

Ku lihat tempat tidur kosong,  aku sempat cemas karenanya. Tapi hanya sesaat. Aku kembali lega saat ku lihat di sisi pagar teralis dekat kolam renang itu.

Flora di sana berdiri menatap bagian belakang Mansion ini yang luas layaknya lapangan golf. 

Aku segera mendekati nya dan mendekap nya erat dari belakang.

"Kau tau aku sangat mengkhawatirkan  mu princess "

Dia hanya diam tak merespon perkataan ku. 

Hening sejenak.  Entah mengapa aku merasa tidak menemukan jiwa Flora yang saat ini ku dekap. 

"Princess..  Katakan sesuatu..  "

Dia tak mengatakan apapun.  Dia malah mencoba melepaskan diri dari dekapan ku. 

Kini kami saling berhadapan dan ku dapati tatapan penuh luka dari mata hitamnya yang menatap ku tajam. 

"Kenapa kau lakukan ini padaku? " ucap nya dengan suara bergetar. 

Aku memandang nya dengan penuh kebingungan.

"Kau hadir dalam kehidupan ku.  Menjerat ku dalam pernikahan konyol ini.  Kau membuat aku jatuh dalam pesona mu hingga kau berhasil menumbuh kan cinta di hati ini.  Tapi di saat bersamaan kau hancurkan perasaan ku dengan kenyataan yang teramat menyakitkan. Kenapa Jake ? apa salah ku ? "

"Princess apa yang kau katakan? " ucapku sambil memegangi bahunya yang bergetar. 

Dapat ku lihat sudut mata nya sudah basah.  Dia kembali menangis.

Apakah karena aku?

Dengan cepat dia menepis tangan ku.

"Jangan sentuh aku lagi.. Aku sudah terlalu jijik dengan mu. Aku benci Dengan semua kebohongan yang kau lakukan. Kau telah mengkhianati ku dan semua sudah sangat jelas sekarang"

"Princess aku tidak..."

"Jangan pernah lagi panggil aku dengan sebutan 'itu' . Mulai sekarang jauhi aku. Jangan cari aku . Lupakan aku ..."

Dia memotong cepat perkataan ku dan mengucapkan kata-kata yang langsung menohok ku tepat ke ulu hati.

Jauh dari nya ?

Melupakan nya ?

Mustahil ..!!

Seketika perasaan takut kehilangan akan isteri tercintaku mulai menguasai pikiran ku . Aku tidak ingin dia pergi . .

" Sayang....?? " ucap ku dengan harap dia akan masih mau mendengar kan aku .

Tapi dia segera pergi meninggalkan ku yang masih di liputi tanda tanya besar dengan perubahan yang terjadi padanya .

Aku tak berdiam diri saja,  ku kejar dia hingga di luar kamar . Dengan cepat ku hentikan langkahnya agar tak pergi lebih jauh.

"Sayang..  Tolong katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi "

Plakkkkk

Tamparan keras dari Flora sukses meninggalkan rasa panas di wajah ku. 

"Aku sudah tau semua nya.  Yaa semua kebohongan mu. Tentang kau yang membodohi ku dengan status pernikahan ini. Buat apa kau menikahi ku. Bercinta dengan ku tapi kenyataannya kau juga bercinta dengan Devani hingga kalian memiliki anak".

" Sayang . Aku tidak seperti itu ... aku..."

" Ya kau begitu . Aku terlalu bodoh hingga punya keinginan untuk mempertahankan perasaan tolol bernama cinta untuk mu . Aku sangat membenci mu ...!"

Aku sudah seperti keledai dungu yang mencoba mencerna kata-katanya.  Mungkin kah Flora sudah melihat video terkutuk itu ?

Kemarahan nya kali ini terlihat cukup masuk akal jika di kaitkan dengan kejadian di bioskop beberapa saat yang lalu. 

Tidak. Jika benar begitu maka tentu nya akan sangat sulit bagiku untuk membuat Flora kembali percaya pada ku . Karena di video terkutuk itu pemeran utama nya memang terlihat seperti aku dan juga Devani. Tapi sungguh, aku berani bersumpah demi apapun di dunia ini jika itu bukan aku . Bukan aku ..!!

"Princess apakah kau.. "

"Ya aku tau.  Aku sudah melihat dengan sangat jelas semua nya.  Dan kini aku sadar jika aku sudah menempatkan perasaan ku pada tempat yang salah.  Aku bodoh karena terlalu mencintai mu"

"Princess tolong dengar kan penjelasan ku "

"Cukup.  Aku tak perlu mendengar apapun lagi dari mu.  Semua nya cukup sampai di sini.  Kita sudah selesai"

Apa yang baru saja dia katakan? 

Dia ingin pergi dari ku? 

"Tidak.  Kau tidak bisa melakukan ini " sergah ku menahan tangan nya.  Segera ku rengkuh tubuh nya ke dalam dekapan ku. 

"Lepas kan aku brengsek !! " dia terus berontak dalam pelukan ku. 

"Aku tidak akan melepaskan mu.  Kau tidak boleh pergi dari ku ..!!"

Hening sesaat

"Dengar kan aku princess. Apa yang kau lihat tidak lah benar.  Tolong percaya lah padaku"

"Kau pikir aku bodoh hingga harus percaya pada kebohongan mu !! "

Dia kembali berontak dan terus memaki. Tapi hal itu tidak berlangsung lama saat aku sudah berhasil mengunci pergerakannya dan membungkam mulut nya dengan mulut ku. 

Dia sama sekali tidak merespon perlakuan ku padanya.  Hingga aku kembali mendengar isakan nya dan aku melepaskan cumbuan itu. 

"Kau pencumbu yang sangat hebat Jake.  Kau mencumbu diriku dan di lain waktu kau bercumbu mesra dengan jalang sialan itu.

Kau pikir kau siapa hah? 

Kau ingin memiliki aku dan dia sekaligus ? Kau sangat memuakkan. 

Aku sangat membenci mu sekarang..!!"

Dia mengatakan hal itu dengan deraian airmata yang terlihat begitu menyakitkan ku rasa. 

"Awal nya aku ingin bertahan dengan mu dalam pernikahan ini. Ku pikir aku bisa kuat menahan semua cobaan . Tapi ternyata aku tidak sekuat itu . Aku terlalu lemah untuk mempertahankan perasaan ku untuk tidak goyah"

Dia berkata demikian dengan pelan seperti orang yang sudah kehabisan semangat juang.

"Kita sudah berakhir Jake.  Aku ingin bercerai"

Duaaaaaaarrrrrr

Ucapan nya bagai kan sambaran petir yang meluluh lantakkan pertahanan ku saat itu juga. 

"Tidak. Sampai kapan pun aku tidak akan menceraikan mu.  Selamanya kau akan tetap berada di sisiku"

Tidak. Aku tidak mungkin melepaskan cinta yang telah lama ku miliki. cinta yang telah lama ku nantikan.

"Tidak... sayang. Tolong bertahan lah sedikit lebih lama di sisi ku . Berilah aku waktu untuk meredakan amarah dan kecewa mu ..."

Dia menatap ku lekat.  Terlihat sekali jika dia sedang membangun pertahanan diri secepat yang dia bisa. 

"Dalam mimpi mu tuan Xander yang terhormat.  Aku tidak sudi terus berada di dekat mu lagi"

Perlahan di mundur dari hadapanku.  Dan aku terus maju mendekatinya.  Tak kan ku biarkan dia pergi. 

"Jangan mendekat.." ucap nya.

Tapi aku tetap maju ke arahnya. 

"Aku bilang jangan mendekat" dia terus mundur hingga mentok pada bufet rendah berwarna putih gading. 

"Tolong dengarkan penjelasan ku.  Aku tau sekarang sangat terlambat.  Tapi ku mohon percaya aku.. "

Kini aku sudah berdiri di hadapan nya.  Memandang lurus ke arah nya yang seolah membentengi dirinya agar tak bisa tertembus oleh penjelasaan ku. 

Aku memang tak memiliki bukti apapun untuk menyangkal semua fitnah yang di tujukan padaku. Sialan...!!

Aku bagai orang yang tak berdaya sekarang . Bagaimana mungkin aku dan Flora kini berada pada situasi yang rumit seperti saat ini. Seperti ada yang sedang coba-coba mempermainkan nasib rumah tangga kami yang baru saja berada di babak awal.

Dasar sialan..!! Aku kembali memaki .

Aku tak menyangka jika dengan membaik nya hubungan ku dengan Flora justru telah menimbulkan suatu jurang yang siap memisahkan kami. 

Jika tau akan seperti ini jadi nya harusnya aku bisa lebih menahan diri agar tak luluh pada rayuan maut istriku itu. 

Ini semua karena kebodohanku.  Hingga Flora melihat tayangan video terkutuk itu.  Reaksi kemarahannya sangat lah wajar.  Dan akan sangat sulit untuk ku menyakinkan nya.

Aku harus bagaimana ??

"Mundur sekarang.  Biarkan aku pergi. Jika tidak , aku akan bunuh diri sekarang. Jika aku mati , bukan kah kau akan sangat senang. Kau akan bahagia bersama Devani dan Queen. Kau juga akan menguasai seluruh kekayaan Kesuma Group. Berbahagialah kamu ... " ucap Flora yang kini memegangi pisau buah yang terletak di atas bufet.

Sial. Siapa saja yang meletakkan buah dan pisau di sana akan ku maki habis-habisan. 

" Sayang . Kenapa kau berpikir demikian. Aku tidak sepicik itu . Dan tolong pisau itu buang lah .."

"Diam. Aku bilang mundur!! " tegas nya lagi memotong perkataan ku .

Kali ini dia mengarahkan pisau buah itu ke arah lehernya.

Itu sungguh melemahkan ku.  Tidak princess. Jangan .. !!

"Baik.  Aku akan membiarkan kau pergi.  Tapi aku takkan pernah menceraikan mu"

Kilatan tajam nya pisau buah itu membuat aku mundur perlahan. 

Sialan. Aku harus berkata demikian agar dia tidak nekad melukai dirinya . Sungguh aku tak bisa membayangkan jika dirinya terluka sedikit saja karena aku .

"Terserah apa kata mu !!"

Ucap nya yang kini telah berada di depan pintu lift. 

" Sayang ....." Aku ingin menghentikan langkah nya . Sangat ingin . Tapi aku berusaha untuk tetap tenang dan diam saja melihat isteri ku itu menghilang dari pintu lift yang turun ke lantai dasar bangunan Mansion ini .

Di saat bersamaan Dokter Alfred yang biasa menangani kesehatan keluarga Xander telah berada di dekat tangga. Dia tertegun menatap heran pada pemandangan yang baru saja di lihat nya.

Aku masih berdiri mematung menatap pintu lift itu dengan penuh harap jika isteri ku itu berubah pikiran dan kembali pada ku .

konyol. Mana bisa seperti itu . Dia telah pergi membawa luka karena salah paham dari fitnah keji.

"My little princess..

Aku mohon jangan seperti ini...

kembali lah padaku ... "

***********************

AUTHOR POV

Ketika pintu lift sudah tertutup, Bersamaan dengan itu airmata nya telah kembali tumpah. Hanya satu yang ada di pikiran Flora saat itu,  yaitu menjauh dari Jake. Menghilangkan diri nya dari pandangan Jake selama mungkin. Paling tidak sampai dia bisa merasa mendapatkan ketenangan di bathin nya yang telah terguncang hebat .

" Kau jahat Jake. Jahat. Flo benci ...."

Bagaimana mungkin Flora merasakan sakit yang teramat sangat di saat dia baru saja berada di puncak perasaan nya.  Perasaan cinta yang begitu dalam dengan mimpi-mimpi indah yang siap membawa nya terbang ke langit ke tujuh . Tidak . Langit tertinggi . Ya Flora berharap terlalu tinggi akan kebahagiaan itu hingga dia merasakan kekecawaan yang sangat dalam saat terjatuh dan putus asa karena keadaan yang tak lagi bersahabat saat dia mengetahui jika suami nya telah berkhianat tanpa sepengetahuannya .

"Nyonya Flo..  " sapa Mita yang sudah berada di depan pintu lift yang terbuka.

"Berikan aku kunci mobil.. " pinta Flora pelan. 

Mita tau jika baru saja terjadi sesuatu antara Flora dan Jake. 

"Anda ingin jalan-jalan nyonya?  Saya akan antar ke... "

"Tidak  !!" potong Flora cepat.

"Cepat berikan aku kunci nya!! "

"Tidak nyonya.  Anda tidak boleh membawa mobil sendiri dalam keadaan seperti ini. Ijinkan saya yang mengantarkan anda ke mana pun anda ingin.. " ucap Mita berkata setenang mungkin. 

"Berikan kunci nya.  Atau kau ingin melihat aku bunuh diri di sini " ancam Flora dengan mengarahkan pisau buah yang di pengang nya ke leher. 

Mita bingung harus mengikuti kata-kata Flora atau tidak. 

"Jadi kau ingin melihat ku mati sekarang.  Baiklah.. " ucap Flora yang semakin mendekatkan mata pisau itu menyentuh kulit leher nya. 

"Tidak.  Jangan nyonya.  I.ini kunci nya"

Dengan cepat Flora mengambil kunci mobil di tangan Mita dan berjalan ke arah pintu keluar. 

Mita masih mengikuti Flora dari belakang. Hingga  Flora sampai di halaman depan Mansion tempat Mobil yang biasa dia gunakan terparkir. 

"Kenapa kau mengikuti ku !!" bentak Flora kesal.

"Maaf nyonya.  Tapi bukan kah sudah tugas saya untuk menjaga nyonya kemanapun"

"Sekarang tidak lagi. Kau pikir aku tidak tau kepada siapa sebenarnya kau bekerja hah.. !! Mulai sekarang berhenti mengikuti ku.. Tugas mu selesai!! "

Brakkk

Pintu mobil itu tertutup rapat. Dan dengan cepat mobil itu telah meninggalkan halaman utama Mansion. 

"Astaga nyonya Flo .." setetes air mata muncul di sudut mata bodyguard cantik itu .

Mita masih tertegun memandangi mobil yang di kemudikan Flora hingga menghilang di balik gerbang besar Mansion. 

"Nyonya Flora.. anda salah paham.." lirih Mita sedih. 

Memang Mita menjaga Flora selama ini dan selalu melaporkan apapun mengenai Flora pada Jake,  bukan dia berpihak pada Jake hanya saja memang Jake yang terbaik untuk Flora yang benar-benar tulus mencintai nyonya kecilnya.

Mita memandang tajam pada empat bodyguard yang berdiri mematung menunggu instruksi. 

"Apalagi yang kalian tunggu.  Cepat ikuti nyonya Flora.  Dan ingat jangan sampai dia mengetahui jika kalian sedang menjaganya.  Jagalah jarak yang tak terlihat agar dia tak curiga"

Mita tau jika Flora perlu waktu untuk menenangkan diri.  Dalam hati dia selalu berharap agar Flora selalu dalam keadaan baik-baik saja. 

" Nyonya Flora anda harus kembali pada tuan " harap Mita sambil menyeka air mata nya .

Brum

Brum

Kondrad mengendarai satu buah mobil telah meninggalkan halaman Mansion mewah itu mengikuti Flora yang telah menghilang di balik tikungan Jalan.

Tak lama setelah itu anak buah nya dengan dua motor sport juga ikut mengiringi di belakang nya .

" Mita . Kenapa kau tidak menghentikan Flora pergi ? " tanya Jake terdengar kecewa .

" Maaf tuan. Saya tak bisa membujuk nyonya . Dia mengancam akan melukai dirinya dengan pisau jika saya ...."

" Ya. Dia juga melakukan hal yang demikian di hadapan ku .." ucap Jake cepat memotong perkataan Mita.

" Tuan. Nyonya bukan lah orang yang suka mengancam seseorang dengan hal seperti itu . Saya sangat mengenal nyonya dari dia masih kecil. Saya pikir dia jadi seperti itu karena sangat kecewa. Dia seperti tidak bisa percaya pada siapa pun saat ini . Nyonya perlu waktu untuk sendiri dulu . Biarkan nyonya menenangkan perasaan nya tuan. Saya tidak tau perlu berapa lama untuk itu . Tapi saya yakin nyonya saat ini hanya belum bisa mengendalikan amarah nya saja. Ada saat nya dia akan melunak. Dan jika saat itu tiba saya harap tuan bisa hadir di hadapan nyonya dan memperbaiki keadaan . Saya memang tau apa yang sebenarnya terjadi . Tapi saya rasa tuan lebih mengerti apa yang saya katakan ini demi kebaikan anda dan nyonya "

Jake menghembuskan nafas panjang dan menanggapi perkataan Mita ,

" Ya aku akan memberikan waktu untuk isteri ku itu menjauh dari ku hanya untuk sementara saja "

" Tentu tuan..."

" Tapi mengapa perkataan mu tadi sangat panjang lebar seperti sedang menasihati ku ?" tanya Jake .

" Maaf kan saya tuan. Saya tidak ada maksud untuk ikut campur dalam masalah rumah tangga tuan dan nyonya Flora. Perkataan saya tadi adalah pendapat dari seseorang yang sudah menganggap Flora seperti bagian dari hidup saya . Saat itu saya sedang mencoba berbicara sebagai seorang ibu . Bukan sebagai bodyguard . Bagaimana pun saya sangat menyayangi nyonya Flora seperti darah daging saya sendiri..."

" Hmm seperti itu.." ucap Jake singkat.

" Maaf kan saya jika lancang berkata demikian tuan "

" Tidak mengapa. Kau santai saja Mita. Aku terkesan dengan kata-kata mu . Terimakasih untuk segenap kasih sayang yang kau miliki untuk Flora ".