AUTHOR POV
Setelah beberapa hari rutin meminum ramuan herbal yang di berikan Mirna, Akhirnya asi dari Flora bisa keluar juga. Kini Jason kecil tidak perlu lagi merepotkan Mirna untuk menyusuinya karena asi dari ibu kandung nya sudah bisa memenuhi kebutuhan bayi kecil itu.
"Dia sudah tidur? " tanya Jake yang sudah berada di depan pintu kamar.
"Iya..." ucap Flora tanpa sedikit pun mengalihkan perhatian nya pada bayi mungil nya yang baru berusia beberapa hari itu.
"Aku merasa dia terus memonopoli mu huh. Hingga aku tak lagi kau perhatikan " oceh Jake yang sudah duduk di samping Flora.
"Dia masih kecil Jake. Dia perlu banyak perhatian ekstra dari aku, mommy nya" kata Flora yang sudah meletakkan bayi nya ke tempat tidur.
Kini Flora dan Jake sudah saling tatap dengan perasaan yang membuncah karena bahagia.
"Kau bahagia? " tanya Jake sambil memelai wajah istrinya yang terlihat masih chubby.
"Lebih dari bahagia. Aku tak bisa melukiskan perasaan ku saat ini " jawab Flora yang sudah menyandarkan kepalanya pada dada bidang Jake.
Sedangkan Jake tersenyum senang dan mengusap lembut rambut panjang Flora dengan sayang.
"Tuan permisi... Ahh maaf... Apa saya mengganggu? " kata Kondrad yang sedang berdiri di depan pintu kamar. Dia merasa tak enak karena mungkin mengganggu waktu kebersamaan Jake dan Flora.
Saat mengetahui ada orang lain yang menyaksikan kemesraan mereka, Flora langsung ingin melepaskan diri dari Jake, tapi justru Jake menahan nya.
"Jake lepaskan Flo. Malu di lihat Kondrad" bisik Flora.
"Biarkan saja" kata Jake tak perduli.
"Tunggu saja di bawah. Nanti kami akan turun" kata Jake yang merupakan suatu perintah untuk Kondrad.
Perlu waktu yang tidak sebentar untuk Kondrad dan team nya menemukan letak pasti keberadaan Flora dan Jake.
Baru kemarin mereka sampai di Villa sederhana itu. Awalnya Jake ingin mengamuk pada anak buah nya itu yang menurutnya sangat lelet dalam menjalankan tugas. Beruntung Flora bisa menenangkan Jake dan kemarahan suami nya itu bisa di redam.
"Kau sudah siap sayang. Kita akan kembali ke Jakarta"
*****************************
Dua bulan kemudian
Sempat terdengar berita duka karena bik Minah meninggal dunia dan di makamkan di kampung halaman nya. Sebelum meninggal, bik Minah sempat berpesan kepada Mirna dan Munir untuk selalu setia mengabdi pada keluarga Kesuma. Dan karena hal itu 100 hari setelah kepergian nenek tercinta, Mirna dan suami nya beserta anak mereka Sovia, pergi ke Jakarta dan menetap di sana.
Berita duka itu sempat membuat Flora sedih . Bagaimanapun bik Minah sudah di anggap Flora seperti nenek nya sendiri.
"Sayang. Mereka sudah datang" ucap Jake membuyarkan lamunan Flora.
"Benar kah? " Flora bangkit dari posisi duduk nya.
Dia meletakkan Jason kecil ke dalam box baby dan meminta pengasuh Jason menjaga anak nya sebentar.
"Mirna. Munir . Selamat datang di rumah ini. Kalian boleh tinggal di sini selama yang kalian mau" ucap Flora yang sudah memeluk Mirna erat.
"Terimakasih nyonya. Tapi kami hanya mampir sebentar saja" kata Mirna saat Flora sudah melepaskan diri dari pelukan rindu mereka.
"Loh. Kenapa? Katanya kalian akan menetap di Jakarta. Kalian tinggal di sini saja. Ada banyak kamar di sini "
"Sebelumnya kami minta maaf. Tapi kami akan tinggal di rumah peninggalan orang tua saya. Letak nya tak jauh dari komplek perumahan ini" ujar Munir.
Flora sempat kecewa mendengar penuturan suami dari Mirna itu. Tapi kemudian Flora bisa mengerti akan hal itu.
"Baiklah. Ayo masuk dulu. Kalian harus makan siang bersama kami yaa" ucap Flora ramah.
************************
Anthony sangat senang begitu mengetahui jika dia dapat cucu laki-laki dari Jake. Dia sudah ingin langsung terbang ke Jakarta untuk melihat jagoan kecil nya itu. Tapi hal itu terpaksa harus di tunda karena kondisi Mita yang tak memungkinkan untuk di tinggal.
Anthony sangat senang saat mengetahui Mita sedang hamil muda. Dia akan jadi ayah lagi di usianya yang tak lagi muda. Dia sempat kikuk saat membayangkan anak bungsunya nanti seumuran dengan cucu nya. Ahh yang benar saja hal itu akan terlihat konyol.
"Apa aku tak salah dengar. Ayah akan punya anak lagi? Akan sangat lucu jika nanti adik ku bertanya, ayah mengapa Jason dan Queen memanggil mu kakek? Harus kah aku juga memanggil mu seperti itu "
Perkataan Jake terdengar mengejek dari sambungan telepon itu membuat Anthony geram dan kesal.
"Sialan" ucap Anthony kesal.
Lelaki tua itu bertambah kesal saat mendengar suara tawa dari Jake dan segera mengakhiri pembicaraan jarak jauh mereka.
"Jake. Kau tidak boleh seperti itu. Biarkan saja ayah bahagia di sisa usia nya. Lagipula apa salahnya jika dia memiliki bayi lagi"
"Memang tidak salah sayang. Tapi entah mengapa bagi ku lucu saja bisa menggoda ayah ku itu" .
"Huh kau ini...." Flora sudah mencubit perut Jake.
"Sayang hentikan. Cubitan mu sakit tau.. " gerutu Jake.
"Biar tau rasa.. Wekkkk... " Flora sudah menjulurkan lidah nya dan entah mengapa hal itu membuat Jake merasa Flora begitu menggemaskan.
Dengan cepat Jake memerangkap tubuh Flora yang terlihat masih montok itu. Kini tubuh Jake sudah berada di atas tubuh Flora. Dia membelai lembut wajah istrinya itu dan menghujani Flora dengan kecupan hangat nya yang basah.
"Jake hentikan. Kita tidak boleh melakukan hal yang lebih jauh"
"Why...? Sudah lama sekali kita tidak melakukannya. Bukan kah kita sama-sama tersiksa? Ayo lah. Sekali saja" Jake sudah menaik-turunkan alisnya . Dia juga menampilkan smile evilnya guna menggoda Flora.
Tapi Flora mengggeleng tanda menolak.
"Flo tau akan berdosa jika menolak mu Jake. Tapi jangan sekarang ya. Kau harus bersabar lagi dan menahannya" Flora mengatakan keinginannya dengan lembut sembari mengelus lembut rahang kokoh suaminya itu.
"Baiklah... " Jake langsung bangkit dari tubuh Flora dan bersiap pergi dari kamar itu.
Tapi kemudian langkahnya terhenti saat dia merasa jika Flora sudah memeluk tubuhnya dari belakang.
"Tunggu sampai Flo benar-benar siap. Setelah itu kita akan kembali bercinta. Setiap hari. Setiap saat. Dan aku ingin.... "
Flora tidak melanjutkan lagi kata-kata nya. Dia nampak berpikir keras.
"Ingin apa? " tanya Jake yang kini sudah berdiri berhadapan depan Flora.
"Aku ingin segera hamil lagi. Aku ingin memberi adik untuk Jason. Aku ingin bisa mengandung setiap tahun nya "
Ucapan Flora membuat Jake langsung ketakutan. Dia teringat saat-saat dimana istrinya itu berjuang hidup dan mati saat melahirkan anak pertama mereka. Tidak. Jake tidak ingin melihat wanita yang di cintainya itu mengalami kesakitan lagi.
Bukan Jake menolak jika Tuhan kembali menitipkan mereka anak yang banyak. Jake hanya belum siap jika harus berada di situasi serupa mengingat kejadian luar biasa itu masih begitu membekas dalam memori lelaki itu.
"Jake. Bagaimana? "
"Sayang. Bukan kah Jason masih terlalu kecil untuk memiliki adik. Dia akan kekurangan perhatian. Kasihan dia. Maksud ku bagaimana jika kita fokus mengurus Jason saja dulu. Lagipula bagaimana dengan kuliah mu ? Kau sudah terlalu lama cuti. Kau harus kembali mengulang mata kuliah mu bukan ?"
Apakah Flora akan kecewa dan marah saat mendengar kata-kata ku? Semoga tidak. Harap Jake .
"Flo sudah memutuskan untuk berhenti kuliah. Flo ingin memfokuskan diri menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kita Jake. Bukan Flo mengesampingkan pendidikan tapi ini lah pilihan. Flo harap Jake bisa memahaminya. Flo hanya tak ingin anak-anak kita tumbuh dengan kekurangan rasa cinta dari mommy nya. Bagi Flo, cukup Flo saja yang mengalami hal seperti itu".
Jake mencoba memahami pilihan yang di ambil istrinya itu meski lelaki itu hampir tak bisa memahami pemikiran dari wanita yang sudah memberinya satu orang anak itu.
"Baiklah. Aku mendukung keputusan mu istriku" Jake meraih Flora dalam dekapan nya. Mereka saling berpelukan dengan sangat mesra hingga tak menyadari jika di depan pintu kamar sudah berdiri seseorang yang baru saja datang.
"Upsss ahhh uncle Jake... Aunty Flo... Jangan mesum di siang hari. Nanti saja malam-malam"
Itu Catty. Kehadirannya sungguh mengganggu kemesraan ini.
********************
"Jadi apa yang membawa mu kemari? "
"Pertanyaan apa itu? Tentu saja Catty kemari mau ketemu sepupu kecil ku yang unyu-unyu itu loh"
"Jason sudah tidur. Jangan ganggu" ucap Jake terdengar tak suka.
Jake seakan tau apa yang membawa Catty datang ke Mansion itu. Keponakan nya itu menyimpan sesuatu yang di sembunyikannya dari Jake.
"Jake... Sayang... " Flora mencoba membujuk Jake agar bersikap lebih lunak terhadap Catty.
"Sayang. Tolong jangan pengaruhi aku. Lebih baik kau ke kamar Jason saja"
Flora tak bergeming dia masih duduk di samping Catty.
"Aku sudah titip Mirna untuk menjaga Jason. Dia sedang tidur. Jadi Flo ingin di sini saja"
Jake menghela nafas panjang demi menghadapi Catty dan isterinya yang seumuran itu.
"Jadi sudah berapa lama kau dekat dengan si brengsek itu? "
"Uncle dia punya nama"
"Terserah lah. Yang jelas aku tidak suka kau dekat dengan dia. Aku tak mau kau mendapat dampak negatif jika terlalu akrab dengan dia "
Setelah mengucapkan kata-kata itu Jake pergi dari ruang kerja itu meninggalkan Flora dan Catty.
"Catty. Apa kau menyukai Joy? "
Wanita yang seumuran dengan Flora itu mengangguk lemah.
"Maaf aunty"
Bagaimana pun Catty merasa tak enak hati saat mengakui perasaan nya kepada Flora yang notabene nya adalah mantan pacar Joy. Apalagi Flora memiliki kenangan buruk yang berkaitan dengan Joy.
"Tak masalah Catt. Sebenarnya Joy lelaki yang baik. Hanya saja dia pernah membuat kesalahan di masa lalu. Dan hal itu tidak lah mudah untuk di terima. Apalagi jika nanti kau menjalin hubungan yang lebih serius dengan Joy. Kau harus siap menghadapi penolakan dari Jake"
Detik berikutnya kedua sahabat yang lama tak jumpa itu saling bertukar cerita tentang kehidupan mereka masing-masing selama beberapa bulan belakangan.
"Jadi kau menjenguk tante Sarah di sel? " tanya Flora terkejut.
"Iya aunty. Kasihan dia. Sekarang dia di tempatkan di sel khusus karena sering bertengkar dengan teman satu sel nya. Banyak saksi yang mengatakan jika tante Sarah yang menyerang orang-orang lebih dulu sampai korbannya ada yang harus ditangani tenaga medis"
"Benarkah itu Catt. Tapi kenapa? Apa yang terjadi pada tante Sarah? "
"Seperti nya masa tahanannya harus di tangguhkan. Dia harus mendapat perawatan kejiwaan. Catty rasa itu lebih baik dari pada dia berada di ruang isolasi sendirian. Itu justru akan memperburuk kondisi kejiwaan nya"
Flora sempat kembali teringat peristiwa saat Sarah akan mencelakakan dirinya saat hamil besar. Flora sempat ketakutan. Tapi setelah mendengar cerita Catty, entah mengapa rasa iba itu muncul di benak Flora. Dia tidak bisa membenci Sarah meski wanita itu sudah memperlakukannya dengan sangat buruk.
"Nanti Flo coba bicara dengan Jake dan cari solusi nya"
"Thanks aunty Flo.. "Kedua sahabat itu saling berpelukan dan larut dalam pemikiran masing-masing.
*****************************
Beberapa bulan kemudian
Jake mengajak serta Flora dan Jason untuk kembali ke New York. Mereka tak langsung pulang ke Mansion keluarga Xander. Mereka langsung menuju ke rumah sakit untuk menjenguk Mita yang baru beberapa hari melahirkan anak pertamanya dari pernikahan nya dengan Anthony.
"Jason. Cucu ku... " Anthony segera meraih Jason yang berada di kereta bayi ke dalam gendongan nya.
"Kenapa baru saja menjenguk kakek hm" .
Jake sempat berdecak meliat reaksi ayah nya itu .
Flora membiarkan saja Anthony bersama Jake dan Jason berada di depan ruang rawat Mita. Dia segera membuka pintu itu dan masuk ke dalam nya. Dia melihat Mita yang sedang menggendong anak nya.
"Hai.. Mi.. Selamat yaa.. " ucap Flora senang.
"Oh... Nyonya.. Ahh maksudku Flora. Terimakasih"
"Boleh aku menggendong adik ipar kecil itu? " pinta Flora.
"Ya. Tentu saja. Tapi dia baru saja tidur. Kau harus hati-hati Flo" ucap Mita yang sudah menyerah kan anak perempuannya itu pada Flora.
"Wah. Gadis kecil yang cantik. Nanti kalo udah besar jangan seperti ibu mu yang tomboy itu yaa dek" bisik Flora.
"Flo. Aku dengar. Celine harus seperti ibunya yang jago bela diri dan kuat"
"Tapi dia tidak boleh tomboy. Dia harus cantik dan anggun seperti Flo"
Perdebatan antara Mita dan Flora langsung buyar saat tangis Celine menggema di ruangan itu.
" Tuh kan. Dia bangun lagi. Kamu sih Flo maksa-maksa Celine. Dia enggak mau kayak kamu yang menye-menye gitu. Dia harus tangguh kaya aku ibunya"
"Ada apa sih ribut-ribut?"
Anthony masuk ke dalam ruangan itu sambil menggendong Jason. Tak lama Jake juga ikut masuk.
"Ahh tak apa-apa " ucap Flora dan Mita bersamaan.
**************************
Jake melajukan mobil nya dengan santai memasuki kawasan perumahan elit itu.
"Jake apa kau lupa jalan pulang? " tanya Flora heran saat Jake melajukan mobilnya melewati begitu saja gerbang besar Mansion keluarga Xander.
"Tidak. Aku justru sedang menuju jalan pulang. Ke rumah" .
Pernyataan Jake membuat Flora heran. Hingga Jake menghentikan mobil yang mereka tumpangi memasuki halaman suatu rumah berdesain minimalis.
"Ayo kita turun " ucap Jake yang sudah membuka pintu mobil.
Dia berjalan dengan bersemangat sambil mengitari mobil itu dan membukakan pintu untuk Flora yang sedang menggendong Jason.
"Jake. Ini rumah siapa? "
"Ini rumah kita sayang" kata Jake.
"Rumah kita? " tanya Flora lagi mencoba memastikan pernyataan Jake.
"Yaa ini rumah kita yang baru. Welcome to Home" seru Jake.
Dia membimbing Flora dan Jason yang masih tidur memasuki rumah bergaya minimalis itu.
"Jake. Kapan kau membeli rumah ini? " tanya Flora takjub. Dia terlihat menyukai Desain rumah itu.
"Sudah sejak lama aku memiliki tanah di sekitar sini. Aku sengaja memilih lokasi yang tidak terlalu jauh dari rumah Ayah. Tak lama setelah kita menikah, pembangunan rumah ini di mulai. Baru beberapa minggu yang lalu pengerjaan nya selesai"
Kini mereka sudah berada di lantai dasar bangunan itu yang sudah lengkap dengan funiture dan terlihat sangat modern.
"Apa kau juga mengisi penuh rumah ini dengan berbagai perlatan tanpa melibatkan aku? "
Flora sempat sedikit kesal karena dia tak bisa memilih barang sesuai keinginan nya.
"Maaf sayang. Tapi aku akan beri kau kesempatan untuk mendesain kamar Jason. Masih ada satu ruangan yang masih kosong. Letaknya ada di lantai dua. Mari kita naik ke sana"
Rumah itu memang tidak sebesar Mansion keluarga Xander. Rumah itu terdiri dari 3 lantai. Lantai dasar terdapat ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan beserta dapur. Ada dua buah kamar Maid di bagian belakang nya. Juga ada bagasi di samping rumah itu.
Di lantai dua bangunan itu terdapat kamar utama yang merupakan kamar bagi sang pemilik rumah . Selain itu juga masih ada beberapa kamar kosong yang rencananya akan di jadikan kamar untuk anak-anak Jake dan Flora.
Di lantai tiga bangunan itu terdapat Mushala, tempat gym dan kolam renang out door.
Ting.
Pintu lifft terbuka dan mengantarkan Jake dan Flora pada lantai dua bangunan itu.
"Sebaik nya kita ke kamar utama dulu ya. Kamar kita sangat luas hampir separuh dari lantai dua ini" ucap Jake.
"Jake. Dimana kamar Jason? " tanya Flora terlihat tak sabar.
"Kamar Jason ada di sebelah kamar kita " kata Jake yang sudah membuka pintu kamar suatu ruangan yang masih kosong.
"Kau boleh mengisi kamar ini sesuai keinginanmu istri ku " kata Jake.
"Terimakasih Jake. Tapi apa kau juga membeli box bayi ? Tangan ku pegal terlalu lama menggendong Jason"
"Berikan dia padaku. Tentu saja aku tak melupakan anak kesayanganku. Box nya ada di dalam kamar kita. Ku pikir dia masih terlalu kecil jika harus tidur dikamar nya sendirian "
Kini mereka sudah berada di dalam kamar utama di rumah bergaya minimalis itu.
"Dia tidur sangat nyenyak. Aku tidak ingin membangunkan nya. Sebaiknya ku letakkan saja Jason di box nya "
Jake masih memandangi wajah bayi kecil yang begitu mirip dengan dirinya.
"Jason terlihat seperti kau. Dia mewarisi semua yang ada di dirimu Jake. Lihat lah. Tidak ada yang ada di diriku menurun pada anak mu ini. Bukan kah aku mommy nya. Paling tidak sedikit saja ada di dirinya yang mirip dengan aku " gerutu Flora.
"Sttt.... Kita masih bisa memiliki anak lagi yang mirip dengan mu. Bagaimana jika kita bercinta sekarang juga . Aku sudah terlalu lama berpuasa".
Perkataan Jake membuat Flora bersemu.
"Sayang kenapa wajah mu yang chubby memerah seperti itu. Seperti tomat saja " ejek Jake dan langsung dapat cubitan dari Flora.
"Hentikan sayang. Kau membuat perut ku sakit karena lapar" Flora segera melepas cubitannya pada perut Jake.
"Maaf. Flo akan turun ke bawah dan memasak sesuatu untuk Jake" Flora sudah akan beranjak dari hadapan Jake.
"Tunggu. Aku memang lapar" Jake menahan pergerakan Flora dan semakin mendekati istrinya itu hingga nyaris tak ada Jarak di antara mereka.
"Aku lapar ingin memakan mu. Aku akan membuat mu menjerit dan meneriakkan nama ku . Mari kita bercinta Flo"
Flora kembali memerah mendengar perkataan Jake yang terdengar sensual di pendengaran nya.
"Kecantikan mu berkali lipat saat kau memerah seperti itu" ucap Jake sebelum melumat bibir merah Flora.
Detik berikutnya Terjadilah kegiatan saling mencumbu. Saling menyentuh satu sama lain setelah sekian lama mereka menahan hasrat seksual itu.
"Aku mencintai mu My Little Princess Flora "
"Jake jangan memanggil seperti itu lagi. Aku bukan little princess lagi. Aku sudah jadi ibu-ibu. Panggilan itu lebih cocok untuk anak kecil" protes Flora.
"Bagiku kau tetap Little princess yang paling ku sayang dengan segenap cinta di hidup ku. Biar kan aku terus memanggil mu seperti itu meskipun panggilan itu hanya bisa ku sebut saat kita berduaan saja seperti saat ini di bawah selimut hangat dengan keringat yang bercucuran"
"Baik lah. Kau boleh memanggil seperti itu hanya saat kita berduaan saja"
"Terimakasih sayang" Jake kembali mencumbu Flora dan pergulatan panas itu kembali berlanjut hingga mereka sama-sama lelah dan telah terpuaskan.
"Jake. Flo capek..."
"Baiklah. Untuk sekarang sudah cukup. Mari kita tidur sejenak" pasangan itu pun memejamkan mata untuk beristirahat.
Percintaan mereka saat itu sungguh menguras energi.
Oekkkkkk ooooeeekkkkk
Tangisan Jason membuat kedua suami istri yang hampir terlelap itu terpaksa bangun untuk melihat keadaan anak mereka.
"Duh nak. Kenapa menangis sih. Tidur lagi yuk. Mommy capek nih"
Flora sudah meraih Jason dalam gendongan nya. Flora sudah mencoba menyusui bayinya itu tapi Jason masih tak berhenti menangis.
"Berikan dia padaku "kata Jake.
Lelaki itu segera merebahkan Jason pada ranjang besar mereka. Dia merebahkan dirinya di sisi Jason.
"Kemari lah sayang" panggil Jake.
"Dia ingin kita bobo bertiga seperti ini " ucap Jake membuat Flora bingung tapi dia tetap mengikuti kata-kata Jake.
Saat Flora sudah berbaring di sisi kanan Jason yang berada di tengah ranjang, dan Jake yang berbaring di sisi kiri bayi itu seketika itu juga bayi kecil yang berusia hampir satu tahun itu berhenti menangis dan segera tertidur.
"Jake. Bagaimana kau bisa mengerti kemauan Jason? "
"Aku daddy nya. Tentu saja aku tau apa yang di inginkan anak ku"
Flora masih memandang Jake dengan takjub.
Hingga saat ini Flora masih saja terpesona akan sosok Jake yang terlihat selalu memikat hatinya.
"Kau tidak perlu memandangku seperti itu. Aku tau jika aku sangat tampan dan memukau"
"Terlalu percaya diri" ucap Flora yang sudah mengalihkan pandangan nya.
"Princess. Look at me"
Kini mereka sudah saling pandang dengan perasaan penuh cinta.
"Terimakasih karena kau telah di hadir di hidup ku. Aku tak pernah bisa membayangkan bagaimana jadi nya kehidupan ku jika saja kau tak pernah menabrak ku di taman itu. Kau tau aku sudah tertarik pada mu saat pertama kali melihat mu. Meskipun saat itu kau masih terlalu kecil. Tapi gadis kecil itu sungguh hebat mampu menggetarkan hatiku dan membuat aku mengubah pandangan ku terhadap kehidupan di dunia. Kau adalah motivasi ku untuk mengenal Tuhan yang sesungguhnya. Hingga aku tak lagi tersesat dalam kemewahan dunia fana. Kau adalah segalanya.
Kebahagiaan ku ada karena kau hadir dan tak pernah jauh dari jangkauan ku. Aku sungguh bersyukur karena Tuhan menciptakan wanita seindah mu My Little Princess"
Flora sudah meneteskan airmata mendengar perkataan Jake yang terdengar jujur dan tulus .
"Jake. Flo tak pandai berkata-kata. Tapi Flo rasa Jake juga harus tau jika sesungguhnya Flo sangat bersyukur bisa merasakan indahnya di cintai dan mencintai. Hingga Flo tak ingin lagi sesuatu yang lebih indah, bagi Flo cukup seperti ini saja. Kita bisa saling berdampingan dengan anak-anak dan membesarkan mereka. Intinya Flo hanya ingin kita selalu bersama selamanya"
"Aku mencintai mu istriku.. I love you "
"Aku lebih mencintai mu Jake.... I love you more"
THE END