Chereads / Jake and Flora / Chapter 59 - Epilog

Chapter 59 - Epilog

Keindahan akan terasa setelah melalui berbagai cobaan dan kesedihan.  Seperti halnya pelangi yang muncul setelah hujan badai.

Seperti hal nya hidup ku yang penuh drama dan air mata setelah kepergian kedua orang tua ku untuk selama-lamanya dari dunia ini. 

Ku pikir dunia ku akan selamanya gelap. Hanya kesepian teman ku saat itu meski kenyataannya ada banyak orang di sekitarku.  Yaa aku merasa kesepian di tengah keramaian itu.  Ironis sekali kan... 

Setidaknya aku masih memiliki kenangan manis saat bersama orang tua ku ketika kami masih berkumpul.  Kenangan itu akan selalu menemani ku.

Yaa kenangan...

Jika bicara tentang kenangan. Aku juga memiliki kenangan lain yang membuatku secara tak sadar bermimpi untuk meraih khayalan ku itu. 

Suatu fantasi yang di miliki gadis kecil yang bertemu pangeran berkuda putih yang akhirnya menikahinya dan membuat dunia nya menjadi indah.  Tak ada lagi masa suram saat kebahagiaan itu datang menjemput. 

" Sayang...  Apa yang kau pikirkan..? "

Ahh itu Jake.  Suami ku.  Dia lah pangeran dalam fantasi ku. Aku tak pernah menyangka jika khayalan ku jadi kenyataan yang teramat indah. 

"Tidak ada.  Aku hanya sedang mengamati anak-anak sedang bermain" ucap ku. 

Saat ini kami sedang berada di Mansion keluarga besar Xander.  Setiap ada waktu untuk berlumpul, kami biasanya akan membuat acara makan bersama. Seperti saat ini.  Di sini sangat ramai.  Hampir seluruh keluarga Xander hadir dan meramaikan suasana Mansion bergaya klasik ini. 

"Mommy... " Jason berlari ke arah ku di ikuti Queen, Celine dan Sovia. 

"Mom.  Kata Queen dia akan memiliki adik laki-laki.  Jason juga mau punya adik kecil"

Aku hanya bisa tersenyum mendengar perkataan Jason yang sudah mahir berbicara.

Oh iya sekarang usia Jason sudah lima tahun. Dia tumbuh dengan sangat cepat bagiku.  Rasanya baru kemarin aku menggendongnya ketika masih bayi.

"Iya J . Nanti mommy dan daddy akan beri adik buat J . Tapi J tidak boleh nakal yaa" Jake terbiasa memanggil Jason dengan 'J' saja. Katanya supaya lebih mudah di ucapkan. 

Jason mengangguk patuh.

"Sweet boy.  Ayo bermain lagi dengan dengan teman-teman mu" ucap Jake. 

Jason ingin memiliki adik.  Aku juga ingin sekali bisa hamil lagi.  Tapi seperti ya Tuhan masih belum mengijinkan aku untuk mengandung adik untuk Jason walaupun kami selalu mengusahakan nya. 

"Jake.  Kau dengar kan.  Jason ingin memiliki adik.  Tapi sampai sekarang Flo belum hamil juga"

"Sabar sayang.  Kita usaha terus yaa"

**************************

"Kakek.... " Jason, Celine,Queen dan Sovia menghampiri Anthony yang sedang duduk di sofa ruang keluarga. 

"Celine.  Aku ini ayah mu.  Panggil aku ayah.  Jangan panggil aku kakek" oceh Anthony kesal karena Celine selalu memanggil nya kakek jika berkumpul dengan saudara seusianya. 

"Tapi mereka memanggil mu kakek" ucap Celine dengan polosnya. 

Jake langsung tertawa terbahak-bahak melihat pemandangan yang bagi nya menggelikan itu. 

"Son.  Diam kau" bentak Anthony pada Jake.  Lelaki tua itu amat kesal.

Jake kembali tertawa  namun hanya sebentar.  Karena dia sudah mendapat suatu cubitan kecil di perut nya. 

Aku sudah mencubitnya untuk menghentikan dia menertawakan ayah Anthony. 

"Princess... Sayang.  Ada apa? "

Aku memberikan kode pada Jake Agar kami pergi dari ruang keluarga itu. 

Kami naik ke lantai tiga dan memasuki kamar kami.  Yaa meskipun kami sudah memiliki rumah sendiri,  tapi kamar ini masih saja tetap saja di rawat dan sesekali akan kami tempati jika kami datang berkunjung ke Mansion keluarga Xander. 

"Tunggu di sini" Ucap ku. 

Aku masuk ke dalam toilet dan melakukan pemeriksaan terhadap urine ku.  Sudah seminggu ini  tamu bulanan ku tidak datang.  Aku berharap kali ini akan ku dapati dua tanda merah pada tespack yang ku gunakan. 

Aku menunggu beberapa menit dengan perasaan yang penuh pengharapan.  Bagaimana pun aku ingin mewujudkan keinginan anak pertamaku untuk memiliki adik. 

"Sayang .. bagaimana? " tanya Jake saat aku sudah  keluar dari toilet. 

Aku menggeleng dengan air mata yang sudah menggenang. 

"Satu garis. Itu berarti negatif... " 

"Tidak apa-apa.  Kita akan terus usaha yaa " kata Jake yang sudah memeluk ku dalam dekapan hangat  nya. 

***********************

Lima tahun kemudian

Akhirnya Tuhan mengabulkan doa kami setelah usaha dan perjuangan panjang. Kini aku sudah mengandung anak kedua kami.  Sekarang usia kandungan ku sudah menginjak usia tujuh bulan. Itu berarti tinggal beberapa minggu lagi bayi kami akan lahir. 

Aku sudah mempersiapkan mental untuk melalui proses persalinan itu.  Aku ingin melahirkan secara normal seperti waktu aku melahirkan Jason dulu. 

Awal nya Jake tidak setuju dengan keinginanku. 

"Tidak sayang. Aku tidak ingin kau merasakan penderitaan lagi. Aku tidak sanggup melihat kau tersiksa tanpa aku bisa berbuat apa-apa"

Aku melihat ketakutan di mata nya . Dia jelas masih menyimpan trauma itu . Terkadang aku merasa geli saat melihat reaksi Jake. Kan aku yang melahirkan. Aku yang kesakitan. Kenapa jadi dia yang merasa tersakiti ?

"Jake.. sayang.. semua itu adalah proses . Semua wanita memiliki kodrad yang sama. Merasakan hal yang sama . Bukan kami tersiksa. Semua yang terlihat seperti drama mengandung bawang itu hanya lah ekspresi yang akan tampil saat gelombang cinta akan mengantarkan sang buah hati. Aku sendiri cukup menikmati setiap proses nya .."

"Princess... Aku tak bisa melihat mu seperti itu "

" Jake ... Percaya pada Flo. Cukup dengan Jake selalu ada di sisi Flo itu sudah cukup untuk menguatkan Flo"

Ucapan ku seperti nya cukup meyakinkan Jake dan membuat nya tenang .

****

Aku berjalan pelan menuju lift yang akan mengantarku ke lantai tiga bangunan rumah bergaya Minimalis ini. 

Aku ingin menghirup udara pagi hari di atas sana.  Aku biasanya akan meluangkan waktu untuk bersantai sekejap di sana di pagi hari dan sore hari. 

Ting

Pintu lift terbuka.  Dengan pelan aku berjalan melalui mushala dan tempat gym.Hingga riak air di kolam renang itu terdengar samar oleh ku. 

Bisa ku lihat dari jauh jika di dalam kolam renang itu Jason dan Sovia tengah berenang bersama.  Mereka memang biasa melakukan hal itu. Tapi entah mengapa pemandangan kali ini membuat perasaan ku tak tenang.  Lebih tepatnya aku tak suka dengan apa yang ku lihat. 

Oh tidak.  Aku segera membungkam mulut ku.  Tidak.  Ini tidak boleh terjadi.  Tidak semestinya anak seumuran Jason dan Sovia melakukan hal seperti itu. 

Mereka berciuman dan berpelukan???? 

Oh tidak.  Bagaimana jika mereka memiliki perasaan emosional yang saling mengikat satu sama lain? 

Tidak.  Ini tidak benar. 

Mereka adalah saudara sepersusuan.  Mereka tidak boleh memiliki perasaan cinta dan sejenisnya.  Tidak.  Tidak boleh. 

Memang mereka bukan saudara kandung.  Tapi saudara sepersusuan tidak boleh saling mencintai atau pun menikah.  Tidak. Tidak akan pernah ku biarkan hal itu terjadi. 

Yaa Tuhan.... Setelah sekian lama.  Mengapa kembali kau timpakan masalah di kehidupan kami ???????

********************