AUTHOR POV
Menjelang sore hari masih saja ada tamu berdatangan. Jake melihat wajah cantik Flora yang terlihat lelah. Bagaimana tidak selama acara ini mereka hampir tidak pernah duduk. Lebih banyak berdiri untuk menerima ucapan selamat dari tamu-tamu yang terus berdatangan. Sesekali mereka akan berbaur dengan para undangan dan bercakap-cakap sebentar.
"Ayo kita istirahat dulu.. " kata Jake mengajak Flora.
"Tapi bagaimana dengan tamu undangan yang terus datang ini ? Tidak sopan jika kita meninggalkan begitu saja"
Dengan tidak melepaskan genggaman tangannya pada jemari Flora Jake kembali berkata,
"Biarkan saja. Mereka pasti mengerti. Lagipula ada ayah di sini "
Ya Anthony Alexander ayahnya Jake
stand by di sana dan kini sedang bercengkrama dengan rekanan bisnisnya.
Rencananya malam ini Anthony dan Devani akan menginap di Mansion itu. Dan Flora tidak keberatan.
Akhirnya Flora mengikuti saja perkataan Jake. Mereka menaiki tangga ke lantai dua.
"Ahh ini sangat indah. Kenapa aku baru melihat nya? " ucap Flora kagum melihat untaian bunga menghias tangga yang akan mengantar mereka ke kamar nya.
Jake Melihat senyum kembali mengembang di wajah Flora seolah mengusir rasa lelah nya.
Krekkk
Pintu kamar terbuka.
Gelap.
Jake menekan saklar lampu di dinding dan...
Kamar pengantin penuh dengan bunga mawar menghias ruangan itu. Harum semerbak tercium begitu menggoda.
"Wah .. ini sangat indah.. " ucap Flora senang.
"Terimakasih Jake.. " ucap Flora lagi dan kini dia sudah memeluk Jake tanpa malu lagi.
Jake ikut tersenyum senang
"Bukan aku yang melakukan ini tapi mereka"
Yang di maksud Jake adalah ketiga wanita heboh yang paling dekat dengan Flora di bantu para pekerja lainnya yang mempersipkan semua ini dalam waktu singkat.
"Bagaimana mereka bisa melakukan semua ini dengan sangat cepat? " tanya Flora yang masih heran.
"Sudah lah.. Ayooo kita istirahat"
Jake langsung merebahkan dirinya pada ranjang yang penuh taburan bunga mawar merah.
Sedangkan Flora hanya duduk di pinggir ranjang sambil memperhatikan Jake yang sudah memejamkan matanya.
"Sepertinya kau sangat lelah. Tidurlah suami ku " bisik Flora dalam hati.
Ketika Dia ingin bangkit dari ranjang , tangan nan kokoh langsung mencengkram Flora membuat tubuhnya tertarik ke arah Jake.
"Jangan pergi" ucap Jake dengan mata yang masih tertutup.
"Flo enggak pergi Jake. Flo hanya ingin melepas gaun ini dan mandi.. "
Mata itu terbuka sempurna. Seringaian muncul dari wajah Jake. Dia segera bangkit dari posisi berbaring.
"Biar aku yang bantu melepaskan gaun mu. Setelah itu kita akan mandi bersama "
Wajah Flora langsung memerah mendengar ucapan Jake. Bayangan erotis ketika mereka di dalam mobil tadi malam kembali membuat Flora menginginkan sentuhan Jake.
*******************
FLORA POV
Aku terbangun dari tidurku. Rasanya aku tertidur sangat nyenyak tadi malam. Aku masih ingat saat Jake membantu melepas gaun pengantin ku dan menggendongku memasuki kamar mandi.
Kami hanya mandi saja. Tidak terjadi sesuatu yang lebih intim. Ku pikir dia akan meminta hak nya atau menggoda ku sampai horni seperti malam sebelumnya. Tapi di luar dugaan dia tetap bersikap sangat tenang.
Setelah selesai mandi kami berbaring bersama di ranjang. Setelah itu aku tidak tau apa-apa lagi saat kesadaran ku mulai terenggut.
Kini aku sudah terjaga dari tidur cantikku. Aku menoleh ke arah Jake yang masih tertidur dengan sangat nyenyak. Dia begitu tampan dan dia juga memperlakukan ku dengan sangat baik. Keputusan ku menyetujui pernikahan ini sudah tepat. Aku yakin itu.
Kriukkkkkk
Ahh perut ku lapar. Seperti nya aku sudah melewatkan jam makan malam ku. Ku raih jam di nakas yang sudah menunjukkan pukul 00.35 dini hari.
Aku tidak bisa melanjutkan tidurku dalam keadaan keadaan perutku yang masih kosong.
Aku bangkit dari ranjang dengan sangat pelan karena aku tak mau mengganggu tidur lelap Jake.
Ketika aku akan meraih handle pintu kamar tiba-tiba ku rasakan sesuatu yang kokoh melingkari perutku dengan posesif.
"Kau mau kemana hmm?" bisik Jake serak.
"Aku ..
Kriukkkkk
Ahhh perut ku ini sudah protes dengan begitu nyaring. Aku malu..
"Kenapa kau tidak membangunkan ku? Aku bisa menyuruh seseorang memasak untuk kita. Kau tau aku juga sudah lapar"
Aku menggeleng
"Kenapa? "
"Aku ingin memasak sendiri. Tidak usah menyuruh orang mu " sergah ku.
"Aku rasa jam segini semua orang sudah tertidur lelap. Mereka berhak mendapatkan itu karena sudah bekerja sangat keras untuk pesta penuh bunga itu" kata ku lagi.
Jake menghela napas. Aku bisa merasakan deru napasnya menerpa tengkuk ku .
"Baiklah. Tapi apakah kau bisa memasak? "
Aku terkekeh mendengar pertanyaannya.
"Tentu saja aku bisa memasak. Meski ada banyak maid di mansion ini, aku tidak ingin menjadi putri yang manja dan tidak bisa melakukan apa-apa"
"Baiklah. Aku ingin makan masakan mu " ucap Jake penasaran.
*****************
AUTHOR POV
"Aku hanya bisa memasak ini.." ucap Flora saat menghidangkan dua mangkuk spaghetti yang di masak instan selama kurang lebih 15 menit.
"Kelihatannya enak.. " ucap Jake yang sudah menatap mangkuk berisi spaghetti itu dengan penuh minat.
"Ayo kita makan.. " ajak Flora yang juga sudah meraih garpu dan sendok.
Pengantin baru itu pun makan dengan lahapnya.
"Kenapa kau melihat ku seperti itu istriku? "
tanya Jake yang berhasil menangkap basah Flora yang terus memandang ke arah nya.
"Ahh ti.tidak.." kilah Flora yang sudah mengalihkan perhatiannya pada mangkuk nya.
"Katakan lah sesuatu.. " kata Jake seolah tau jika Flora mengajaknya bicara.
"Apakah boleh? " tanya Flora ragu.
"Ya.. Tentu saja. Kau istriku. Tidak ada larangan apapun.. "
Flora mengambil segelas air putih dan langsung meminumnya.
"Jake.. Bisa kah kau ceritakan tentang dirimu? " pinta Flora yang masih penasaran dengan lelaki yang kini telah menjadi suaminya.
Jake tersenyum miring .
"Kenapa kau ingin tau tentang diriku? Apakah kau masih ragu dengan ku? "
Kata Jake membalikkan pertanyaan Flora.
"Bu.bukan.. Bukan itu.." ucap Flora gugup sambil menepis tatapan Jake yang tertuju ke arahnya .
Tingkah Flora membuat Jake terkekeh.
"Baiklah aku akan ceritakan sedikit saja.. Karena ku rasa durasi untuk saat ini tidak lah cukup menceritakan diriku"
Flora menghela napas panjang. Bagaimanapun dia masih saja merasa gugup jika Jake ada di sekitarnya.
"Katakan padaku bagian mana yang ingin kau tau? "
Flora membulatkan matanya saat Jake kembali menyerangnya dengan pertanyaan.
"Ceritakan saja tentang keluarga mu. Tentang ibu mu misalnya "
Perkataan Flora membuat Jake tertegun. Sejenak raut tenang di wajahnya sedikit berubah. Meski tak terlihat.
Jake kembali tersenyum ke arah Flora yang masih mencuri pandang dengannya.
"Keluarga. Ya satu kata itu menyimpan banyak arti dan kenangan. Mungkin bagi setiap orang yang bisa memiliki nya akan membuatmu merasa hidup ini lebih berarti. Dan aku pun juga ingin memilikinya seandainya aku bisa. Tapi aku tidak pernah benar-benar merasakan bagaimana rasanya"
Jake mengatakan hal itu dengan wajah datar tanpa ekspresi. Tapi Flora seolah bisa menangkap sinyal kesedihan dari kata-kata itu.
"Aku hanya mengenal Ayah ku sebagai orang tua. Sedangkan ibuku meninggal dunia tak lama sesudah melahirkan ku. Jadilah aku di besarkan oleh bibi Margaretha kepala Maid di rumah ayah ku"
Terselip pilu dari kata-kata Jake dan Flora tau itu.
Tes
Setetes air mata jatuh membasahi pipi Flora.
Beruntung bagi Flora karena masih bisa merasakan kasih sayang dari Daddy dan Mommy nya meski dalam waktu yang singkat.
"Princess.. Sayang.. Kenapa kau menangis? "
Flora menggeleng .
"Flo.. Hanya teringat dengan Mommy dan Daddy.. "
"Sudah lah. Maafkan aku jika ceritaku membuatmu kembali mengingat kesedihan itu" ucap Jake sambil mengahapus jejak basah pada wajah istrinya.
Kini Jake dan Flora sudah di dalam kamar pengantin mereka.
"Tidurlah.. " ucap Jake membelai puncak kepala Flora dengan lembut.
Perlahan mata indah itu tertutup.
Jake tersenyum dan mendaratkan kecupan singkat pada bibir Flora.
Sesaat kemudian Flora yang sebenarnya belum tidur bisa merasakan jika ranjang nya bergerak. Replek mata itu terbuka dan Flora mendapati kekosongan di sebelahnya.
"Jake.. Kau di mana? " tanya Flora namun tak ada jawaban dari kesunyian di kamar itu.
Flora melangkah kan kakinya menuju balkon kamarnya yang langsung menghadap ke kolam renang samping rumah.
Nihil. Jake tidak ada di sana.
Flora memeriksa kamar mandi.
Kosong.
Flora di buat penasaran dengan ketidakberadaan Jake . Dia memberanikan diri keluar dari kamarnya dan menerobos kegelapan dalam mansion tersebut.
Dengan mengandalkan keremangan cahaya bulan yang menelisik lewat
celah-celah kaca, penglihatan Flora tertuju pada balkon utama yang langsung menghadap halaman depan Mansion. Pintu balkon terbuka menyebabkan semilir angin malam masuk seolah mengajak Flora untuk semakin terbawa mendekati balkon itu.
"Jake aku merindukanmu "
Ucapan itu terdengar manja dan membuat Flora semakin tak percaya saat melihat wanita itu memeluk erat Jake.
"Aku ingin kau bertemu dengan anak kita"
Flora langsung menutup mulut nya. Rasa sesak langsung menyergapnya. Flora melangkah pelan menuju kamarnya sambil memegangi dadanya yang terasa sangat sakit.
*********************
FLORA POV
Aku masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ku lihat. Apalagi yang baru saja ku dengar.
Belum juga seminggu aku menjadi istrinya Jake, tapi tadi aku melihat Jake sedang berpelukan dengan Devani.
Mungkin kah Jake masih menjalin hubungan dengan wanita itu?
Tapi jika memang demikian kenapa dia menikahi ku?
Sejauh apa hubungan mereka ? Apakah benar jika di antara mereka telah terlahir seorang anak?
Rasanya seperti di tikam dengan sesuatu yang tajam, sangat sakit terasa di dadaku hingga aku tak kuasa lagi menahan lelehan airmata yang keluar begitu saja.
Aku memang tidak begitu mengenal lelaki yang menikahi ku. Dan mungkin terlalu cepat bagiku membuka hati ini hingga aku bisa memiliki rasa untuk nya. Entah perasaan seperti apa yang ku miliki terhadap Jake. Aku tak bisa menjabarkan. Tapi sekarang aku merasa sangat sedih, bagaimana tidak di saat aku mulai menyukai nya aku harus di hadapkan pada kenyataan yang seolah menampar ku pada kenyataan jika aku bukan lah
satu-satunya wanita di hati nya.
Krekkk
Pintu terbuka pelan aku langsung merebahkan diri dengan posisi miring. Segera ku seka air mata yang terlanjur membasahi pipiku.
Dapat ku rasakan jika tempat tidur ini bergerak sedikit. Jake sudah ada di sampingku. Dapat ku rasakan jika tubuhnya kini sangat dekat dengan tubuh ku. Dia memeluk ku dari belakang.
Air mata ku kembali menetes dan sebisa mungkin ku tahan isakan ku dengan menutup mulut ku.
Aku tak yakin bisa melanjutkan tidurku jika suasana hatiku tengah kacau seperti ini.
**************
AUTHOR POV
Setelah bergelut dengan prasangka yang menyakitkan di hatinya , akhirnya Flora tertidur juga dan terbangun ketika matahari sudah terbit.
Dengan pelan dia mencoba bangun dan tidak menemukan keberadaan Jake di sisi tempat tidurnya.
Flora kembali teringat dengan kejadian tadi malam, Jake tidak di samping nya tapi sedang berpelukan mesra dengan Devani. Mengingat hal itu sungguh mengganggu pikiran Flora. Dia segera turun dari ranjang dan membuka pintu kamar. Dia berlari ke arah balkon utama dan tidak menemukan hal yang menyakitkan hati seperti tadi malam.
Fiuhhh Flora menghela nafas panjang
"Syukur lah " ucap Flora lega.
"Tapi di mana Jake sepagi ini ??"
Karena penasaran Flora pun segera menuju tangga yang akan mengantarkan nya ke lantai dasar.
"Kau sudah bangun ..?" tanya Jake saat Flora sudah ada di ujung tangga.
Flora hanya diam tak menjawab Jake . Dalam hati dia merasa senang mendapati Jake sendirian tanpa adanya Devani.
"Mandi lah. Setelah itu kita sarapan bersama" ucap Jake kemudian.
Flora segera berbalik arah dan menaiki tangga dengan masih mempertahankan mode silent nya.
Flora memasuki kamar mandi dan melepaskan semua pakaian. Dia meraih sikat gigi dan pasta gigi kemudian menggosok gigi-giginya sambil merenung.
"Seberapa hebatkah pesona Jake hingga aku bisa secepat ini terpengaruh dengan kehadirannya ?"
Setelah selesai berkumur-kumur Flora membasuh wajahnya kemudian menatap wajah nya di cermin pada kamar mandi itu.
"Kau terlihat begitu menggoda saat ini .." kata Jake yang sudah menggabungkan diri dengan Flora.
Flora membesarkan mata nya saat menyadari Jake ada di kamar mandi yang sama dengannya. Dari kaca kamar mandi Flora bisa melihat tatapan Jake yang begitu intens kepada nya.
Dia hanya melihat pada tubuhku yang sesungguhnya jauh dari kata menarik jika di bandingkan dengan Devani. Ohh apa yang ku pikirkan kenapa aku malah membandingkan diriku dengan devani.
Kata Flora dalam hati.
"Kenapa kau berada di sini. Keluar !!! " ucap Flora sedikit berteriak.
"Aku ingin memandikan mu.." ujar Jake santai dan semakin mendekat ke arah Flora.
"Aku bisa mandi sendiri . Sekarang kau keluar " kata Flora menahan amarah nya.
Bagaimana pun Flora masih kesal dengan kejadian tadi malam. Dan hal itu masih mempengaruhi mood nya.
"Tidak. Aku dan kau akan mandi bersama" bisik Jake terdengar sensual di telinga Flora.
Flora bisa merasakan deru napas Jake yang segar di daun telinga.
Jake mendekap tubuh Flora dari belakang.
"Jake lepasssssss..." Flora sedang berusaha lepas dari kungkungan tubuh besar Jake tapi itu tidak lah mudah.
Lelaki itu tidak bergeming dengan penolakan Flora. Kedua tangan nya masih bermain di bagian dada dan perut Flora sementara mulut dan lidah nya sudah bekerja di di bagian leher hingga punggung Flora.
Jake bisa merasa jika perlawanan Flora telah mengendor. Dia membalik kan tubuh Flora hingga mereka saling berhadapan.
Jake menghidupkan shower dan membiarkan air dingin menerpa tubuh keduanya.
"Keluar Jake..Sekarrmmmppppfftttttt" belum sempat Flora menyelesaikan
kata-katanya Jake sudah menyambar bibir merah muda yang menawan itu.
Sangat lembut.
Flora bisa merasakannya.
Tapi apakah kepada Devani dia akan melakukan hal yang sama?
Lirih Flora dalam hati.
Tes setetes air mata sudah membasahi wajah Flora.
Jake tak mengetahui hal itu karena airmata itu seolah tersamarkan dengan rinai air shower.
Flora masih memukul-mukul dada bidang Jake namun lelaki itu masih saja mencumbu bibir Flora. Dia menggeram di sela cumbuan tersebut karena mulut Flora masih tertutup rapat menyebabkan Jake tak bisa mempertemukan lidah nya dengan lidah Flora.
Jake menarik diri dan memperhatikan wajah sendu Flora.
"Princess sayang .. Katakan sesuatu.."
"Pergi..." ucap Flora lirih.
Jake tidak marah karena penolakan Flora. Tapi dia bingung melihat perubahan sikap Flora hari ini.
" Apa yang terjadi pada mu istriku ?" lirih Jake dalam hati
Dengan tangan kiri Jake menarik pinggang Flora hingga tubuh mereka saling melekat.
"Kau tau huh. Ketika tadi kau turun dari tangga dengan hanya menggunakan baju tidur yang pendek dan tipis itu sungguh mengundang banyak mata untuk melecehkan mu dengan tatapan lapar para pekerja yang membereskan pesta semalam"
Tangan kanan Jake meraih dagu Flora dan membuat wajah Flora mau tidak mau saling bertemu dengan wajah tampan Jake.
Deg
Lagi debaran yang lebih kuat di rasakan keduanya saat padangan mereka bertemu lebih intens.
"Aku tidak suka jika ada lelaki lain yang memandang istriku dengan tatapan laparnya. Aku akan pastikan jika orang itu akan menyesal". Ucap Jake tegas.
"Kau terlalu berlebihan "
"Tidak. Yang ku lakukan sudah benar" ucap Jake yang sudah menyeringai .
"Kau tidak boleeeeeeeeemmpppfffttt"
Jake kembali mencumbu bibir Flora. Kali ini dia mendapatkan akses untuk memasuki mulut Flora dan mengajak lidah milik istrinya itu untuk menari bersama. French kiss yang panas pun menciptakan decapan-decapan erotis di kamar mandi itu.
Kini Flora tak lagi bisa menahan diri nya untuk tidak larut dalam permainan lidah Jake. Dia sudah mengesampingkan rasa kesalnya dan larut dalam kegiatan saling menyentuh satu sama lain.
Apakah aku dan Jake akan bercinta untuk pertama kalinya di sini ?
Di kamar mandi ?
Ohhh no. Big no
Akal sehat Flora menolak jika percintaan pertama mereka terjadi di kamar mandi. Tapi nyatanya tubuh Flora telah berkhianat seolah mendamba sentuhan Jake lagi dan lagi di setiap inchi nya.
"Ahhh Hentikan aashhhh Jake .. Berhentiiii ..."
Jake sudah menahan tubuh Flora yang lemas di pangkuannya. Dia mengangkat tubuh Flora dan membawanya ke dalam bathup.
Jake kembali terkekeh
"Apakah kau tersiksa sayang ?
Kau yakin tidak menginginkan yang lebih nikmat dari ini ? " tanya Jake sungguh membuat Flora frustasi.
Wajah Flora sudah memerah menahan gairah yang meletup-meletup.
Aku ingin jake. Aku ingin ..
Hanya dalam hati kata-kata itu terucap.
*************
FLORA POV
Aku memandang makanan di piring tanpa minat. Bayangan tentang Jake dan Aku di kamar mandi tadi sungguh mengganggu. Percayalah jika aku sangat menginginkan Jake tapi..
Dia hanya menggoda ku saja.
Aku heran melihat dirinya yang bisa begitu kuat menahan hasrat nya yang aku yakin sama bergairah dengan ku .
Apakah karena kesepakatan konyol di antara kami jika tidak ada sex dalam pernikahan ini ?
Tapi bukan kah kami telah melanggarnya. Ralat. Mungkin hampir melanggarnya. Entah lah. Aku terus tersiksa setiap kali sentuhan darinya memberi epek yang luar biasa pada tubuh ku hingga akal sehat ku tak lagi bisa mengendalikan diriku.
Percaya lah jika bagian kewanitaan ku masih bersegel. Bisa di katakan jika aku masih perawan. Yaa itu benar. Karena Jake sama sekali belum pernah memasuki bagian inti ku. Dia hanya menggoda di bagian klitoris saja dan itu sungguh membuat aku frustasi. Bagaimana tidak di saat aku dan dia sudah hampir bisa merasakan nikmatnya surga dunia yang di kata orang, dia itu malah berhenti dan membiarkan aku sakit kepala dengan gairah yang bertubi-tubi.
Apakah ada yang salah dengan diriku ? Entah lah. Aku bingung dengan Jake. Dia selalu terkekeh melihat reaksi kecewa ku saat dia berhenti mencumbu tubuh ini.
Apakah dia memiliki kekuatan ekstra besar untuk bisa mengendalikan hasrat kelelakiannya yang aku tau lebih hebat.
Ahh aku .. Aku bingung..
"Kami akan kembali ke Newyork hari ini " ucap Ayah Anthony memecah keheningan acara makan pagi kami.
"Bagus lah " kata Jake singkat.
Aku mengerling memandang lelaki yang duduk di sebelah ku itu. Seperti biasa ekspresi datar terlihat dari wajahnya. Pandangannya fokus ke arah piring makanannya.
"Apa kau tidak pulang son ?
Kau boleh mengajak istrimu untuk tinggal di rumah kita " ucap mertua ku itu.
Sontak membuat ku melihat ke arah mertuaku itu yang duduk di seberang ku.
Di sebelah nya sudah duduk Devani yang makan dengan santainya. Dapat ku lihat tatapan nya yang terlihat aneh kepada ku.
Hal itu membuat aku kembali teringat dengan kejadian tadi malam dimana dia berani memeluk suamiku.
Ohh aku langsung panas.
Apakah aku cemburu ?
"Jake .. Bisa kah kau mengantar aku dan ayah dengan jet pribadi mu ? "
Devani mengucapkan hal itu dengan nada manja dan terdengar mengesalkan bagiku.
"Tidak..!!" tolak Jake dengan nada sedikit tinggi .
"Sayang sekali padahal aku ingin mempertemukan mu dengan Queen. Dia pasti sangat senang bisa bertemu dengan ayah kandung nya"
Hukkkk
Uhukkkk uhukkk
Aku tersedak saat menelan nasi goreng di mulutku. Dengan sigap Jake memberikan ku air putih dan langsung ku minum hingga habis.
"Apa kau baik-baik saja ? " tanya Jake.
Aku tak bisa berkata-kata lagi hanya mengangguk pelan.
Apa tadi aku tidak salah dengar ?
Siapa itu Queen ?
Dan apa hubungan nya dengan Jake ?
"Seharus nya kau mengajak serta Queen ke sini Deva " ucap ayah Anthony.
"Aku hanya tidak ingin merusak hari bahagia ayahnya saja " ucap Devani sambil menatap tajam ke arah aku dan juga Jake.
Ada apa ini ?
Apa yang sebenarnya terjadi ?
Jake langsung berdiri dari kursinya dan menarik tangan ku.
Aku terkejut dan bingung dengan sikap nya pagi ini.
"Kami permisi " ucap Jake yang langsung membawa ku menjauh dari ruang makan.
Jake membukakan pintu mobil untuk ku dan aku mengikuti instruksinya untuk masuk dan duduk manis di mobil yang langsung membawa kami keluar dari gerbang utama Mansion.
"Jake .." panggil ku ragu .
"Ya.." sesingkat itu jawabannya.
Padahal aku ingin minta penjelasan padanya. Tapi melihat sikapnya saat ini membuat ku mengurungkan niat ku ingin bertanya.
Seperti ada kejanggalan. Tapi aku tak tau apakah itu. Haruskah aku mencari tau ?
Dada ku terasa sangat sesak . Berbagai pikiran negatif perlahan bermunculan di benak ku .
Benar kah anak itu memiliki hubungan darah dengan Jake yang kini telah menjadi suami ku ?
Jika benar Demikian, mesti nya hubungan Jake dan Devani sudah sangat jauh. Sejauh apa ?? entah lah.
Semakin aku memikirkan nya semakin terasa sesak di dada ini hingga bernapas saja sudah terasa sulit .
Jake , tolong jangan buat Flo kecewa dengan pernikahan ini ......