Ya. Aku akan menikah dengan mu. Uncle" bisa-bisa nya mulut ini bersuara tanpa di perintah.
Uncle Jake tersenyum . Sangat .. Emm.. manis .
"Tapi dengan syarat"
"Syarat ? " tanya uncle Jake bingung. Sejenak dia berpikir.
"Katakan lah apa syarat yang kau inginkan " kata uncle Jake lagi.
"No kiss no sex" kata-kata itu terlontar begitu saja.
Padahal otak ku sudah berpikir keras bagaimana cara menyampaikannya dengan sebaik mungkin. Tapi mulut ku ini sangat lancang.
Lelaki di samping ku ini terkekeh. Sejenak keheningan melanda.
"Jadi ada dua syarat yang tersirat dari persyaratan mu hmm" ucap calon suami ku itu.
Aku hanya diam dan tak tau harus berkata apalagi.
"Baiklah aku akan meluluskan persyaratan mu yang ke dua " pernyataan uncle Jake sontak membuatku berani menengok ke arahnya.
"Tentang sex. Aku tidak akan memaksa mu untuk bercinta dengan ku, hanya sampai kau benar-benar siap dan meminta pada ku untuk menjalankan kewajiban mu itu"
Aku menghela napas lega mendengar penuturannya.
"Tapi aku tidak akan bisa menahan diriku untuk melakukan ini.. " dengan cepat jemari besarnya menahan leher belakangku. Dan seketika itu juga dapat ku rasakan jika sesuatu yang kenyal dan hangat itu berada di permukaan bibir ku, melumatnya lembut. Aku hanya bisa mengerjap-ngerjapkan mataku tak percaya dengan hal tiba-tiba yang mengirimkan gelenyar aneh pada tubuhku.
Dia melepaskan ciuman panas tadi saat kami berdua sama-sama kehabisan napas. Aku hanya bisa menunduk malu dan berusaha menormalkan deguban di dadaku yang seakan bertalu-talu.
"Bibir mu sangat manis dan aku suka" perkataan nya kembali membuat wajah ku memanas dan mungkin sudah kemerahan.
Lelaki itu beranjak dari kursi kemudi dan membuka pintu mobil. Dia mengitari mobil hitam yang kami tumpangi tadi dan membukakan pintu untukku.
"Turunlah" katanya pelan sambil membimbingku.
"Masuk lah ke kamar mu dan istirahat" setelah mengatakan hal itu dia pergi menjauh dari area parkir Resort dan Cafe dengan memasuki sebuah mobil Fortuner putih yang baru saja datang.
"Kemana pergi nya dia??