Sementara di kantor, Dhika menahan sakit di sekujur tubuhnya, bagaimana tidak semalam Cia tidur menendangnya berkali-kali sampai pada akhirnya dia tidur di sofa.
Namun begitu entah kenapa dia masih bisa terlelap setelah bangun dari tidurnya. Keajaiban yang patut di acungi jempol.
Tama melihat gelagat aneh putranya, "kenapa kamu?"
"Tidak ada." Dhika menahan pegal. Sepertimya dia harus olahraga hari ini untuk membalas semua rasa sakit pada ototnya.
"Kamu seperti menahan sakit." Dhika dan Tama saat ini sedang membahas proyek di America di ruangan pria paruh baya itu.
"Bukan masalah besar pa. Aku hanya kurang pemanasan saat nge-gym kemarin." Tama mengangguk.
"Kamu ingin mengambil alih proyek di America? Yakin? Bagaimana dengan Cia?" Tanya Tama.
"Aku sudah mendiskusikannya, dia mau pindah kesana."
Alis Tama terangkat, "benarkah? Kau tidak memaksanya kan?" Tanya Tama curiga.
"Menurut papa apa bisa dia di paksa?" Tama menggeleng.