Dia menutup mata saat tangan istrinya memeluknya erat, malam ini sungguh luar biasa.
"Bapak sering dansa gini sama pacar?" Cia menghirup rakus aroma tubuh Dhika. Bawaannya ngantuk, mana musiknya pun santai kali. Lebih mirip musik nina bobo ini, mata Cia udah kelieran.
"Tidak. Ini pertama kali saya dansa setelah belajar ketika masih sekolah dulu."
Mata Cia seketika segar dan dia mendongak, menatap Dhika horor. Setan pun nggak percaya dengan apa yang pria ini ucapkan.
Berapa ratus tahun yang lalu itu Dhika sekolah? Dan nggak pernah dansa setelah itu? Pembohongan ini namanya.
Dari gayanyanya aja udah bisa di pastikan Dhika tu mahir dan sering melakukannya.
"Nggak usah merendah padahal meninggi ya pak? Saya tau langkah bapak udah terlatih dan mustahil bapak nggak pernah dansa." Sewotnya.
Dhika menjepit dagu runcing Cia, gadis itu jadi gugup. Yang jadi perhatian dia itu sekarang bibirnya Dhika, menggoda banget gitu, kayak ice cream rasa pelangi.