Dalam kamarnya Cia mondar-mandir. Dia berpikir apa dia yang terlalu berlebihan ya?
Memang Dhika salah tapi dia udah ngaku walau nggak minta maaf.
Tapi untuk orang seangkuh itu mengaku salah udah satu bentuk tindakan yang luar biasa kan? Harusnya Cia bangga bisa buat itu orang begitu. Tapi apa lagi yang belum cukup menurut gadis ini?
Tentu harus minta maaf, bagaimana pun hatinya terluka, gila aja. Urusannya hati ni, bukan kaleng-kaleng.
Kok jadi galau gini si Cia. Ada rasa marah dan iba sama Dhika.
Pria itu buatin dia sarapan, tau niatnya pengen damai dan itu baik. Tapi bukan salah Cia juga kan kalau dia masih kekeh sama pendiriannya?
Terus tadi mukanya kok murung pas Cia bilang mau tidur di kamar sendiri? Apa pria itu mulai bergantung padanya?
Jawabannya, mustahil. Mungkin pria itu merasa kehilangan guling empuk. Padahal yang suka peluk dia. Aduh kayak mana ini kok jadi galau? panik gadis itu sendiri.