Ardi menutup pintu mobilnya. Kaca yang semua terbuka kini sudah ditutup kembali. Hujan semakin deras mengguyur bumi. Suara petir pun masih menggema sedikit demi sedikit. Cuaca mendung memang sudah terlihat dari tadi sore.
"Sudah. Jangan takut lagi, ya. Kita sudah di dalam," ucap Ardi pada mantan kekasihnya itu.
Safira mengangguk, wajah dan rambutnya lumayan basah karena tadi mereka sempat menjadi santapan air hujan.
"Bajumu basah, ya."Ardi berkata sembari melirik baju Safira yang lumayan basah kuyup akibat terkena air hujan.
Safira menurunkan pandangannya, menyapu seluruh tubuhnya. Celana kulot panjang itu tampak menjiplak karena bahannya ngaret.
"Ah, tidak apa-apa, Mas. Ini hanya basah sedikit," jawab Safira sambil memeluk dadanya sendiri.
Tentu saja Safira harus melindungi dadanya dari tatapan Ardi. Dia bukan wanita yang suka memperlihatkan kemolekan tubuhnya pada pria bukan mahramnya.