Safira menarik napasnya dalam lalu membuangnya perlahan. Sepertinya ia memang harus membicarakan hal ini pada Ibu dan Ayahnya. Ya, menceritakan perihal mimpi yang begitu terasa seperti nyata.
"Jadi ... sebenarnya tadi Fira bermimpi...." Safira pun menceritakan dengan detail dan perlahan soal mimpi yang ia alami tadi.
Tak ada sedikit pun yang ia lewati. Dari awal hingga akhir ia masih mengingat jelas bagaimana mimpi itu terjadi. Bagaimana sosok wanita tua yang bertemu dengannya dan membawanya kepada seorang pria yang tak terlihat wajahnya.
Bu Kartika dan Pak Usman tampak mendengarkan secara saksama. Mereka memasang alat pendengaran dengan jeli, kuat dan ekstra bekerja dengan baik dan benar.