Suster memeriksa kondisi Ayun dengan seksama. Pemeriksaan pagi menurut standar rumah sakit. Jero keluar dari kamar, lehernya dirasakan kaku. Mata kagum terlihat sangat jelas ada pada suster, hal ini bikin Ayun merasa bangga.
"Nona, kekasih anda sangat baik mau terima kondisi anda. Betapa bahagianya anda"
"Ya, aku bahagia"
"Jangan sia-siakan"
"Aku tahu, tidak akan terjadi"
Wajah Ayun berseri-seri dari pertama kali buka mata mendapatkan Jero masih di sofa. Tidak tahu apakah Jero tidur atau tidak. Namun, hal kecil itu membuat hatinya hangat. Suara mereka berdua terdengar jelas di telinga Jero saat menjauh, perlahan Jero menutup pintu.
Tangan mengusap leher dengan gelisah. Pikiran tertuju pada Riu, bagaimana caranya memberitahu situasinya. Tiba-tiba gerakannya berhenti ketika dilihat dari jauh pria dikenalnya. Sontak wajahnya berubah dingin dan sorot mata suram. Masalah datang sebelum bisa dipikirkan dengan baik. Pria itu berhenti di depan dengan mata angkuh dan tajam, Carlo.