Para tamu berdatangan dengan wajah sumringah. Gelak tawa dan canda terhias di setiap sudut. Pernikahan spektakuler yang sempurna di abad ini.
Carlo berdiri di tengah-tengah aula yang disulap sebagai tempat prosesi pernikahan. Hatinya suram seperti awan yang bergerak menutupi langit dengan cepat, angin berhembus kuat menyapu semua dilaluinya.
Riu datang seorang diri, berjalan sangat pelan menuju arah kursi khusus keluarga. Disana beberapa tetua maupun keluarga lainnya memandang wajahnya dengan tuduhan yang teramat besar.
"Jika Ayun tidak datang maka ini masalah besar bagi keluarga besar. Kamu tanggung jawab ,Riu"
"Aku-- ?"
"Tentu saja, siapa lagi yang dapat merusak acara pernikahan kalau tidak kamu"
"Tante, itu tidak benar"
"Tidak usah membantah! kamu aib bagi kita semua. Ayun anak baik. Kamu mengambil suaminya lalu sekarang ingin merusak pernikahan keduanya, sungguh menjijikkan!"