"Bagaimana?" tanya Lyora setelah sekian lama bergonta-ganti dress yang akan ia kenakan untuk pergi ke pusat perbelanjaan bersama Rachel.
Sean yang tengah duduk di sebuah sofa yang ada di kamarnya dengan sebelah tangan memegang iPad tampak mengalihkan pandangan ke arah Lyora, "Sayang! Punggung mu terlalu terekspos, ganti."
Lyora menghembuskan nafasnya kasar, sudah terhitung enam kali wanita itu berganti Dress yang akan dirinya kenakan, namun lagi-lagi Sean menyangkalnya.
Meski begitu, Lyora tetap saja mengagguk patuh dan kembali mengganti dress walau ia sendiri merasa lelah.
Beberapa menit kemudian, akhirnya Lyora kembali keluar dengan menggunakan dress berbeda dengan warna berbeda pula.
"Sean! Ayolah aku lelah jika harus terus bergonta-ganti pakaian. Kamu juga pasti harus segera berangkat bekerja bukan!?" desak Lyora merasa tak terima.
Lyora melirik seluruh maid yang ada di sekelilingnya, tentu saja mereka yang telah membantu Lyora mengganti pakaiannya.
"Pergilah," titah Lyora.
Sean masih saja diam, menatap Lyora yang tengah berjalan ke arahnya. Terlihat para maid yang tadinya berbaris rapi kini mulai berjalan meninggalkan mereka.
Lyora mendudukan dirinya di pangkuan Sean dan dengan berani, Lyora meraih IPad yang ada ditangan Sean lalu meletakkannya di atas meja. Sebenarnya Lyora tau jika Sean tengah dilanda kesibukan yang luar biasa, namun Sean tak pernah merasa marah apapun yang dirinya lakukan. Seperti sekarang ini, Sean bahkan tak marah kala Lyora meraih IPad yang ada di tangannya.
"Aku lelah," lirih Lyora memeluk Sean sembari menyembunyikan wajahnya di leher Sean.
Sean mengusap lembut surai Lyora sesekali mengecupnya penuh kasih sayang, "Kalo begitu tidak usah pergi."
"Bukan begitu, sedari tadi kamu memintaku mengganti pakaian Sean. Kamu tau bukan? Jika itu tidak mudah, aku kesal..." gumamnya. Sean terkekeh, ia merasa kasihan dengan wanitanya itu. Namun mau bagaimana lagi? Bukankah dirinya tak mungkin membiarkan Lyora mengekspos tubuh wanitanya dengan membiarkan Lyora memakai dress mini terbuka? Tentu saja tidak.
"Baiklah kamu boleh memakai ini," kata Sean pada akhirnya.
Lyora mendongakan kepalanya, "Apa itu benar?"
Cup!
Satu kecupan mendarat di bibir Lyora, "Aku sudah menyiapkan semuanya. Rachel pun sudah menunggu di bawah, Sayang. Apa kamu juga membutuhkan uang cash?"
Lyora menggelengkan kepalanya, untuk apa uang cash? Toh Sean sudah memberinya sebuah black cards.
"Kalo begitu, gunakan sesuka hatimu. Aku tak ingin kamu merasa ragu membeli apapun itu. Sekalipun kamu ingin memberi toko—
"Tidak Sean! Diamlah. Aku mengerti," tukas Lyora merasa kesal. Bagaimana bisa Sean menyuruhnya memberi toko yang dirinya inginkan.
Sedangkan Sean hanya terkekeh atas apa yang Lyora katakan, wanita itu sungguh menggemaskan dimatanya.
"Apa kamu akan pulang malam?" tanya Lyora menatap Sean dengan tatapan sedih.
Sean tau, wanitanya itu tak ingin dirinya pulang pada waktu malam, tentu Lyora pasti kesepian setelah kepulangannya dari pusat perbelanjaan nanti.
"Aku akan segera pulang setelah semuanya selesai, sayang." Jawab Sean tanpa mengalihkan pandangannya dari Lyora.
Lyora tersenyum, lantas kembali memeluk leher Sean erat, "Aku akan sangat merindukanmu dan—
Sean menunggu apa yang akan Lyora katakan selanjutnya karena wanita itu tampak menggantungkan ujarannya.
"...Terimakasih, aku bahagia sekali hari ini," sambungnya.
"Hanya hari ini," gumam Sean namun masih dapat didengar oleh Lyora. Karena memang pada dasarnya Sean tak pernah mau jika Lyora keluar tanpanya. Sean seolah menjadi pria egois dan serakah, dimana Lyora tak pernah dibiarkan melakukan apapun dan pergi kemanapun.
***
"Apa kau benar-benar bisa mengemudi?" tanya Lyora pada Rachel.
Rachel menatap Lyora sekilas sembari terkekeh geli atas pertanyaan yang Lyora lontarkan, "Tentu saja aku bisa mengemudi."
Mereka berdua masuk ke dalam mobil milik Sean. Ya, Sean memiliki banyak koleksi mobil mahal membuat keduanya merasa kegirangan. Pasalnya Rachel tak perlu mengeluarkan mobil jeleknya itu dan kabar baiknya adalah--
Rachel dapat mengemudi mobil dengan harga fantasi. It's oke ia tak bisa memilikinya, namun setidaknya wanita itu bisa mengemudinya.
"Kau tau, aku sangat senang bisa keluar bersamamu, sudah lama aku menantikan ini. Kau ingat bukan dari jauh-jauh hari, kita selalu membuat janji untuk pergi ke pusat perbelanjaan namun lagi-lagi digagalkan oleh Sean," beber Lyora.
Rachel tertawa, mereka memang sudah sering membuat janji untuk pergi bersama, namun lagi-lagi semua itu gagal dan tergantikan dengan kekecewaan. Siapa lagi jika bukan Sean? Pria itu terlalu posesif atas Lyora.
"Aku bahkan jauh lebih senang bisa membawamu keluar, setidaknya kau tak selalu mengurung dirimu di dalam sangkar emas kekasih mu itu. Kau akan tau seberapa meenyenangkannya ini," balas Rachel membuat Lyora merasa semakin tak sabar dengan apa yang akan mereka lakukan. Percaya atau tidak, ini merupakan kali pertama Lyora dapat terbebas dari Sean.
Lyora tentu sering melakukan perjalanan ke luar negri, ke butik, ke pantai, pusat perbelanjaan dan tempat-tempat lainnya. Namun tentu saja dengan di dampingi oleh Sean dan para anak buah Sean.
Rachel melirik Lypora sekilas, "Kau sangat beruntung, Lyora. Kekasih mu itu sangat mencintaimu."
"Aku tau," jawab Lyora tersenyum penuh arti.
Wanita itu jelas tau bagaimana Sean dan seberapa dalam Sean mencintainya, Lyora bahkan mengaku beruntung mendapatkan pria seperti Sean. Bukan karena apa yang Sean miliki melainkan cinta dan kasih sayang yang Sean beri.
Beberapa saat kemudian, mereka telah sampai ditempat tujuan. Tanpa Rachel minta pun Lyora sudah keluar dengan sendirinya. Rachel melongo tak percaya, seantusias itu kah Lyora? Ah tentu saja, Lyora terbiasa diam di dalam mansion pasti sangat menyenangkan untuknya dapat pergi ke tempat seperti ini.
Mereka berjalan mulai memasuki mall, namun keduanya tiba-tiba saja mematung--
"Ini asti ulah Sean," gumam Lyora yang dapat diangguki oleh Rachel.
Bagaimana bisa, semua orang yang tengah berlalu lalang disana hanya berjenis kelamin wanita, tak ada satupun pria di dalam sana.
Rachel yang melihat perubahan raut wajah Lyora mulai menarik tangan Lyora, "Tak apa! Sekarang kita have fun!"
Apa yang Rachel katakan benar, Lyora hanya perlu bersenang-senang disini. Ia mengikuti langkah Rachel, sungguh menyenangkan bukan? Ya, karena inilah yang Lyora inginkan. Sebenarnya Lyora tak terlalu menginginkan kebebasan seperti sekarang ini, namun setidaknya ada satu hari dimana dirinya bersenang-senang dengan seorang teman tanpa di dampingi Sean, Robert atau para bodyguard Sean. Itu sangatlah menyebalkan.
"Ah aku sangat senang," gumam Lyora yang masih dapat Rachel dengar. Rachel turut bahagia melihat Lyora yang tengah memancarkan raut wajah bahagianya. Sean benar-benar mengurung Lyora untuk pria itu sendiri. Ada rasa kasihan pada Lyora namun pasti tetap menyenangkan berdiam diri sebagai ratu di sangkar emas yang Sean buat.