Chereads / LYORA IS MINE / Chapter 27 - BAB 27 - LYORA IS MINE

Chapter 27 - BAB 27 - LYORA IS MINE

"Setelah ini tolong antarkan saja aku ke perusahaan tempat Sean memimpin," pinta Clara.

Robert melirik Clara sebentar setelah itu ia menundukkan kepalanya kembali, "Maafkan saya Nona, tapi Tuan meminta saya untuk mengantarkan Nona ke mansion."

"No! No! No! Antarkan saja aku pada Sean," jawab Clara bersikeras.

Robert tak tau harus melakukan apa, ia tak mungkin mengatakan ini pada Tuannya karena Sean sudah menegaskan jika Sean tak ingin mendengar berita tentang Clara.

"Baik, Nona." putusnya dengan perasaan takut. Ia tak tau apa keputusannya sudah benar atau tidak.

***

BRAK!!

"KENAPA KAU BAWA WANITA SIALAN ITU KESINI HA!!?" teriak Sean murka di hadapan Robert dan Clara yang masih terduduk santai di sofa. Wanita itu tampak acuh tanpa tersinggung dengan apa yang Sean katakan.

Robert membungkukan tubuhnya, "Maafkan saya tuan! Ini terjadi memang atas kecerobohan saya."

"SIALAN!!!" maki Sean memijit pelipisnya pelan. Ini kali pertama Robert mengecewakannya.

Clara tampak bangkit dari duduknya, menghampiri Sean dan mulai menyentuh lengan kekar Sean meski pada akhirnya pria itu menepisnya kasar.

"Sudah lah, Sean. Bukankah lebih baik kita bersenang-senang dan memesan hotel untuk malam ini?"

Sean menatap Clara dengan tatapan jijik, "Jangan harap kau bisa berdekatan dengan ku, bitch!"

Clara— wanita itu, mengeluarkan ponselnya, "Aku akan menghubungi Mom Elise."

Shit! Sean tak habis pikir dengan sifat picik wanita sialan itu, Clara mungkin tau jika Sean tak dapat menolak permintaan Elise— ibunya.

Sean melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan diikuti oleh Robert dan juga Clara. Ia sungguh ingin segera pulang dan memeluk gadisnya itu, ia sangat amat merindukan Lyora dalam keadaan seperti ini. Masa bodo dengan Clara, mungkin untuk saat ini— sekali saja Sean mau berbaik hati pada Clara dengan membawanya pulang bersama.

***

Sean memasuki mansion miliknya dengan terus dibuntuti oleh Clara. Berkali-kali wanita itu mencoba menyamakan langkah lebar Sean namun hasilnya selalu saja gagal, Sean seolah terus mempercepat langkahnya.

"Sayang!" panggil Sean sembari menghampiri Lyora dan memeluk wanitanya itu erat, Sean merasa seluruh beban yang terus mengganggu pikirannya pudar setelah melihat senyum bahagia dari Lyora.

Beberapa saat Lyora membalas pelukan Sean, "Ada apa, Sean?" tutur kata Lyora begitu lembut, seolah menenangkan hati Sean dari berbagai kekacauan yang telah terjadi.

Namun itu semua tak berlangsung lama saat pandangan Lyora tak sengaja menangkap seorang wanita yang tampak seusianya. Wanita itu memakai pakaian yang minim dan sexy, jangan lupakan tatapan wanita itu yang menatap Lyora dengan tatapan sinis.

Sontak Lyora melepaskan pelukannya dari Sean secara paksa, Sean mengernyitkan dahinya bingung, "Sayang ada apa?"

Lyora tak menjawab, tatapan terfokus pada wanita yang tak jauh darinya berada membuat Sean ikut mengalihkan arah pandangnya.

"Dia Clara—

"Siapa dan apa hubungannya dengan mu?" tukas Lyora menatap Sean tak suka.

Clara melangkahkan kakinya mendekati Lyora, mengulurkan tangannya lalu berkata dengan nada ramah, "Kenalin aku Clara."

Jelas Lyora tak akan pernah tertipu dengan hal itu, ia bahkan melihat tatapan sinis yang Clara layangkan dibelakang Sean beberapa saat lalu.

Lyora hanya melirik sekilas uluran tangan Clara tanpa membalasnya.

Lantas Lyora mengalihkan arah pandangnya pada Sean, "Aku tak ingin dia disini."

Untuk kali pertama, Sean melihat sisi lain Lyora, Lyora yang berbeda seperti Lyora yang dirinya kenal. Selama ini, Lyora selalu menunjukan sisi ramah, baik hati, penyayang dan sabar. Tak ada Lyora yang seperti sekarang ini.

Namun, jelas Sean tak akan pernah marah pada wanita yang ada dihadapannya itu, ia tetap menyayangi Lyora sekaligus mencintai Lyora melebihi apapun.

Sean memegang kedua bahu Lyora, menatap Lyora penuh kasih sayang, "Sayang, kamu tenang dulu ya? Dia hanya beberapa hari saja disini, setelah itu dia akan pulang ke apartemennya."

"Aku atau wanita itu yang keluar!?" Lyora menatap tajam pada Sean.

Sean memejamkan kedua matanya, ia merasa lelah setelah dihadapkan dengan setumpuk berkas serta kedatangan wanita jalang itu di Indonesia. Di tambah lagi, wanita yang sangat dirinya cintai harus bersikap begini.

Sean kembali membuka matanya, menatap Lyora dengan tatapan penuh arti, "Ini permintaan Mommy, baby. Aku tak bisa menolaknya."

Clara yang sedari tadi menyaksikan hanya mampu tersenyum dalam diam, ia senang melihat Sean dan Lyora seperti ini. Bahkan Clara mengharapkan lebih, wanita itu akan sangat senang jika Lyora dan Sean berpisah tepat di depan matanya dan jika Lyora pergi mungkin Clara akan dengan mudah menggoda Sean dengan berbagai cara apapun yang bisa ia lakukan.

"Lyora—

"SHUT UP BITCH!!" tukas Lyora berteriak sembari menunjuk Clara dengan telunjuknya.

Sean menatap Lyora dengan tatapan tak percaya, "Lyora Axelyn! Apa yang kamu katakan!!" Sean mengatakan itu dengan raut wajah datar tanpa ekspresi. Tidak— Sean tak marah jika ada yang mengatai Clara seperti itu. Hanya saja Sean tak senang kala wanitanya sudah berani berkata kasar.

"Kenapa? Kamu tak terima melihat wanita barumu kuperlakukan seperti itu?" Lyora menatap Sean dengan tatapan tak kalah tajam.

Mendengar itu, Sean mulai menepis emosinya pergi, "Sayang bukan begitu—

"Baiklah! Aku yang akan pergi!" tukas Lyora.

Sean sudah siap siaga meraih tubuh mungil wanitanya itu, namun dengan keberanian yang entah datang dari mana Lyora berujar tenang, "Aku akan melukai diriku sendiri jika kamu berani mendekatiku selangkah saja."

Pria itu bungkam melihat Lyora yang sudah memegang pisau daging di tangan kanannya dengan diposisikan di sebelah pergelangan tangan kiri seolah sudah siap ia goreskan.

"Sayang, ku mohon jangan lakukan itu," ucap Sean sangat pelan.

"Sean, jangan dekati dia. Kau tau apa yang akan terjadi jika kau mendekat?" tanya Clara menahan lengan kekar Sean. Tak ada perlawanan dari Sean, jelas pikiran Sean tengah kalut dengan bagaimana dan apa yang akan terjadi pada wanitanya itu.

Melihat tak ada perlawanan yang Sean berikan, Lyora semakin merasa kesal, wanita itu tampak berlari meninggalkan ruangan, pergi ke halaman belakang dimana dirinya akan segera keluar dari mansion besar ini tanpa harus berhadapan terlebih dahulu dengan para bodyguard Sean.

Sembari berlari sekuat yang ia bisa, Lyora merogoh ponsel miliknya yang ada di dalam saku celana, mencari kontak yang baru saja ia tambahkan beberapa jam yang lalu, Rachel— ya, ia akan meminta bantuan pada Rachel.

"Rachel! Cepatlah jemput aku! Aku ada di halte bus! Tolong cepatlah dan jangan katakan apapun pada Sean!!" kata Lyora sembari terus berlari.

Tak ingin mendengar jawaban yang Rachel lontarkan, Lyora memutuskan sambungannya secara sepihak. Air matanya sudah mengalir deras, ia merasa kesal dengan apa yang Sean lakukan.