Chereads / SWEET TRAP AND REVENGE / Chapter 13 - BAB 13 SATU LANGKAH AWAL.

Chapter 13 - BAB 13 SATU LANGKAH AWAL.

"Tha, bagaimana kalau Ayah tidak mengizinkanmu untuk menjadi seorang model."

***

Aretha tersenyum mendengar kata-kata sang Ayah.

"Kalau Ayah tidak mengizinkan Aretha untuk menjadi seorang model. Maka Aretha harus menerima keputusan sang Ayah. Bukankah restu orangtua itu di atas segala segalanya," ucap Aretha pada Ayahnya yang masih dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya.

Bukannya merasa lega dengan jawaban yang diberikan oleh sang putri, yang ada malah Alfandy merasa bersalah saat menatap mata sang putri yang terlihat sendu saat mendengar kata-katanya.

"Semoga keputusan yang aku ambil ini, adalah keputusan yang terbaik untuk kami," batin Alfandy.

"Tapi apa bisa Ayah melihat wajah ceria putri Ayah menjadi sedih dan sendu?" ucap Alfandy.

"Maksud Ayah apa?" Aretha menatap sang Ayah dengan tatapan bingung.

"Maksud Ayah itu, Ayah mengizinkanmu untuk menjadi seorang model dan Ayah doakan supaya kamu bisa sesukses kakakmu, atau bahkan lebih," ucap Alfandy.

"Ayah serius? Aretha sedang tidak bermimpi kan?" ucap Aretha yang menatap sang Ayah dengan tatapan tidak percaya.

"Serius dong sayang, masa Ayah bercanda," ucap Alfandy seraya mencubit pipi sang putri.

"Terimaksih Ayah! Ayah adalah Ayah terbaik di dunia ini," ucap Aretha seraya memeluk Ayahnya dengan erat.

"Sama-sama sayang, tapi ingat kamu harus sering-sering mengunjungi Ayah," ucap Alfandy yang mengeratkan pelukannya pada Aretha.

Aretha mengerutkan keningnya saat mendengar kata-kata sang Ayah, dan dia pun mengurai pelukannya.

"Maksud Ayah apa bicara seperti itu?" ucap Aretha menatap sang Ayah dengan tatapan penuh tanya.

"Maksud Ayah, nanti kalau kamu sudah jadi model, kamu pasti akan tinggal di Jakarta seperti kakakmu. Jadi, Ayah harap kamu akan sesering mungkin mengunjungi Ayah," jelas Alfandy yang membuat Aretha menghela nafas panjang.

"Jadi, maksud Ayah itu kalau Aretha akan meninggalkan Ayah sendiri di sini dan Aretha akan tinggal di Jakarta sendirian juga?" ucap Aretha yang dianggukkan oleh Ayahnya.

Aretha terlihat gemas dengan apa yang di pikirkan oleh sang Ayah.

"Ayah Aretha yang tampan dan awet muda, dengarkan apa yang akan Aretha katakan," ucap Aretha seraya menangkup wajah Ayahnya.

"Bagaimana bisa Aretha tinggal di Jakarta, sedangkan Ayah di sini," tambah Aretha yang masih menangkup wajah Ayahnya.

"Jadi, Ayah harus ikut bersama Aretha ke Jakarta." putus Aretha.

"Tapi sayang, kalau Ayah ikut ke Jakarta, Ayah pasti akan membuatmu repot," ucap Alfandy seraya melepaskan tangan Aretha dari wajahnya.

"Aretha sama sekali tidak merasa direpotkan, Ayah pasti tahu itu. Jadi, jangan coba-coba untuk mencari alasan supaya Ayah tidak ikut Aretha ke Jakarta," ucap Aretha yang mengerucutkan bibirnya.

"Tapi sayang...,"

"Tidak ada tapi-tapian, kalau Ayah tidak mau ikut bersama Aretha. Aretha akan mengurungkan niat Aretha untuk menjadi model," ucap Aretha yang memotong ucapan sang Ayah.

"Jangan dong sayang! Kan kamu sendiri yang sangat menginginkannya. Jadi, jangan ya?" bujuk Alfandy pada sang putri.

"Itu berarti Ayah harus ikut Aretha ke Jakarta," ucap Aretha yang menatap Alfandy dengan tatapan memohon.

"Okay-okay! Ayah akan ikut bersamamu ke Jakarta," ucap Alfandy yang membuat Aretha kembali memeluknya.

Alfandy tersenyum saat sang putri yang kembali memeluknya.

"Terimakasih Ayah! Terimakasih banyak," ucap Aretha seraya mengurai pelukannya.

"Sama-sama sayang," ucap Alfandy dengan tersenyum.

"Lalu kapan kita akan ke Jakartanya?" tanya Alfandy.

"Aretha akan mencari kontrakan dulu, kalau Aretha sudah mendapatkannya, baru deh kita ke Jakarta," jawab Aretha yang membalas senyuman Ayahnya.

"Ayah doakan supaya kamu bisa mendapatkan kontrakannya segera," doa Alfandy.

"Aameen Ayah!" Aretha mengamini doa sang Ayah.

"Aretha benar-benar tidak sabar ke Jakarta!" ucap Aretha yang terlihat bersemangat.

"Kamu mengingatkan Ayah pada kakakmu yang saat itu juga merasa tidak sabar pergi ke Jakarta untuk casting." Alfandy mengingat betapa antusiasnya putranya itu saat akan melakukan casting pertamanya.

"Dan Kak Akthar langsung keterima pada casting pertamanya, dan semoga itu terjadi juga pada Aretha Yah!" ucap Aretha.

"Tentu saja! Anak-anak Ayah kan berbakat semua, jadi tidak mungkin ditolak," ucap Alfandy yang menyemangati Aretha.

"Kalau begitu, sekarang Aretha ke depan dulu ya untuk melihat jemuran Aretha setelah itu baru ke dapur untuk memasak makan siang." Aretha beranjak dari tempat duduknya.

"Masak yang enak ya!" ucap Alfandy saat Aretha beranjak dari tempat duduknya.

"Siap yah!" ucap Aretha seraya berjalan menuju halaman depan untuk melihat jemurannya.

***

Setelah berada di halaman rumah, Aretha pun mengecek jemurannya yang mungkin saja sudah kering.

"Ah! Belum kering," gumam Aretha saat ia memegang jemurannya satu per satu dan ternyata jemurannya belum ada yang kering.

"Lagi mendung ternyata! Lebih baik aku ke dapur saja untuk menyiapkan makan siang untuk Ayah, dan setelah itu baru aku kembali memeriksa jemurannya," ucap Aretha seraya berjalan menuju Dapur.

Aretha benar-benar merasa lega saat Ayahnya memberikannya izin ke Jakarta untuk menjadi seorang model. Sebenarnya, Aretha sedikit ragu kalau Ayahnya akan memberikannya izin. Tapi sepertinya Allah memuluskan apa yang diinginkan oleh Aretha.

Setelah mendapatkan izin dari Ayahnya, Aretha pun berencana akan mencari kontrakan yang nyaman untuk mereka tinggali di Jakarta. Dengan begitu, Ayahnya akan betah tinggal di Jakarta dan tidak akan mencari alasan untuk kembali ke kampung. Dan sebelum memasak untuk makan siang, Aretha memutuskan memeriksa DM instagramnya terlebih dahulu, untuk memastikan kalau ada pesan baru atau tidak.

Dan benar saja, saat membuka instagramnya ada satu pesan yang belum di bacanya. Tanpa membuang-buang waktu, Aretha pun segera membuka dan membaca pesannya.

"Kamu tidak perlu mencari tempat untuk tinggal di Jakarta, aku akan mengirimkan almat rumah yang bisa kamu tempati selama berada di Jakarta," ucap Aretha saat ia membaca isi pesan yang dikirimkan oleh anonymouse itu.

"Alhamdulillah Allah melancarkan semua jalanku. Kak Akthar, Aretha berjanji akan membalas perbuatan mereka yang terlibat dalam kecelakaan itu, terutama Doni dan Tina," batin Aretha.

"Doni, Tina, kalian bisa bersenang senang saat ini, tapi tidak saat aku sudah berada di Jakarta."

Setelah membaca isi DMnya, Aretha pun segera menuju dapur untuk memasak makan siang nanti.

***

Di Asia production, tepatnya di cafetaria! Terlihat Bian yang mendengus kesal saat melihat Aditya yang tengah berjalan menghampiri Bian dan Naila.

"Boleh aku duduk di sini?" ucap Aditya yang sudah berdiri di depan meja Bian dan Naila.

"Kenapa harus di sini, kamu kan bisa cari meja yang lain." Bian menatap Aditya dengan tatapan tajam.

"Semua meja dan kursi sudah terisi semua," balas Aditya dengan tersenyum, tanpa menghiraukan tatapan tajam yang diberikan Bian kepadanya.

"Boleh ya, Nai? Aku benar-benar sudah sangat lapar," ucap Aditya yang beralih menatap Naila.

"Sayang?" ucap Naila seraya menatap Bian.

"Tidak! Dia bisa menunggu meja yang lain sampai kosong," ucap Bian yang masih menatap Aditya dengan tajam.

"Sayang? Kali ini saja! Kasihan Adityanya dan sebentar lagi dia ada pemotratan. Oleh karena itu, dia harus makan dengan cepat," ucap Aretha yang membuat Bian beralih menatapnya.

"Terserah!" ucap Bian seraya beranjak dari tempat duduknya dan dengan sengaja menjatuhkan kursinya.

TO BE CONTINUE.

Happy reading readers. jangan lupa vote, collection, review dan power stonenya ya. Dan jangan lupa juga follow ig author ya @idaflicka untuk melihat spoiler-spoilernya. Semoga kalian suka yah.