Gadis merasa ada yang aneh yang dilakukan oleh Syam, Gadis selalu saja melihat gerak-gerik Syam yang sepertinya selalu mempertemukan antara Luna dan juga Brian.
"Ada apa sih dengan Syam tiba-tiba dia datang dan mengajak aku dan juga Luna untuk berjalan-jalan tetapi begitu jauhnya kita berjalan-jalan kenapa dia membawa aku dan juga Luna bertemu dengan Brian," batin Gadis yang selalu saja penasaran.
Sebenarnya apa yang akan dilakukan oleh Syam kepada Gadis dan juga Luna. Sementara itu Luna terlihat sangat malu-malu ketika tahu di tempat itu ada Brian yang sedang berolahraga.
"Ih kamu tidak bilang kalau Brian ada di sini kan kita belum pulang ke rumah dan masih pakai pakaian kampus seperti ini!" Ujar Luna sambil mengerutkan dahinya dan memandang ke arah Syam.
"Sudahlah kamu tidak perlu munafik, kamu kan tidak keberatan kalau kamu bertemu dengan Brian, iya kan? aku tahu kok kalau kamu mengagumi Brian," ucapnya kepada Luna dengan tertawa
Luna merasa dirinya bahagia dan tidak menghiraukan sebenarnya apa yang dilakukan dan direncanakan oleh Syam terhadap dirinya.
Luna selalu saja berpikir positif karena dia tidak ingin memandang temannya itu buruk. Tiba-tiba Luna dikagetkan dengan Gadis yang selalu saja mengajak Luna untuk pulang dan tidak jadi untuk jalan-jalan dengan Syam.
"Luna sepertinya aku ingin pulang saja deh, ayolah kita pulang saja kita tidak usah melanjutkan jalan-jalannya," ujar Gadis kepada Luna dengan memegang tangan Luna.
Gadis pun seraya meminta kepada Luna untuk mengikuti apa yang dikatakan olehnya.
Sontak Luna pun terkaget dan memandang wajah Gadis yang sangat ingin mengajak dirinya untuk pulang dan membatalkan jalan-jalan mereka.
"Ada apa sih, kamu kenapa? tadi kan kamu juga ikut bahagia, tapi kenapa sekarang kamu malah minta pulang?" tanya Luna kepada Gadis.
Gadis tidak bisa berbicara apa-apa karena dirinya tidak ingin perkataannya itu menyinggung Syam yang sedang berada di samping Luna.
Gadis selalu saja memberikan pengertian kepada Luna tetapi Luna sama sekali tidak mengerti
dan ketika itu Syam langsung saja memarahi Gadis karena dia telah berbicara seperti itu kepada Luna.
"Kamu kenapa sih? kamu tidak bisa ya menghargai aku! Aku kan hanya ingin mengajak jalan-jalan saja, toh kalau memang kamu tidak mau ya sudah biar aku dan Luna saja!" Seru Syam dengan nada yang keras saat berbicara kepada Gadis.
"Aku tidak bermaksud untuk tidak menghargai kamu, hanya saja aku ingin mengajak Luna untuk pulang karena perasaanku tidak enak dan memangnya apa salahnya sih kalau aku mengakak dia pulang? kan besok-besok masih bisa lagi kamu ajak dia jalan," ucap Gadis dengan tegas kepada Syam yang sedang memandangnya.
Entah apa yang ada dipikiran Syam tetapi Syam tidak ingin ajakannya ditolak oleh Luna karena dirinya ingin mempertemukan Brian dengan Luna.
"Kalian kenapa sih? kok malah jadi kalian yang berdebat sudahlah jangan berdebat! aku kan di sini baru, ya tidak apa-apa lah kalau aku memang dia ajak jalan dengan Syam, memangnya kamu keberatan ya Gadis?" tanya Luna dengan lembut kepada temannya itu.
"Aku tidak keberatan aku hanya saja menyarankan lebih baik kita pulang saja, memangnya kamu tidak memikirkan bagaimana Ayah dan juga Bunda kamu jika kamu tidak pulang tepat waktu!" Seru Gadis kepada Luna.
"Oh iya, ya kamu benar juga pasti Ayah dan juga Bunda memikirkan aku, kalau aku tidak pulang lebih awal," ujar Luna yang sedang berbicara kepada Gadis.
Gadis pun tersenyum kepada Luna karena dia masih mengingat kedua orang tuanya maka itulah Gadis dengan mudah menyuruh Luna untuk pulang ke rumah.
"Ya sudah! Ayolah kita pulang saja ya. Maaf ya aku bukannya bermaksud untuk membawa Luna pulang tapi ini demi dia juga karena dia kan masih orang baru," ucap Gadis dengan sangat sopan kepada Syam. Tetapi Syam
tidak menyukai apa yang dikatakan oleh Gadis, dia tidak ingin
rencana jalan-jalan ditunda dan juga di hancurkan oleh Gadis.
Syam pun hanya diam ketika mendengarkan perkataan dari Gadis, sedikitpun dia tidak mau menggubris apa yang dikatakan oleh Gadis.
Gadis bersikap bodoamat ketika melihat wajah Syam yang selalu saja terlihat marah kepada Gadis.
"Aku tahu kamu marah kepadaku sangat lihat dari wajahmu, tapi kamu sama sekali tidak bisa menghormati seorang wanita," batin Gadis.
Gadis dan juga Luna pun langsung saja pergi dari tempat itu dan lebih memilih pulang kembali ke rumah. Di pertengahan perjalanan Gadis menjelaskan semuanya kepada Luna, mengapa dirinya mengajak Luna untuk pulang daripada jalan-jalan bersama Syam.
"Aku minta maaf ya Luna, kalau memang aku ataupun kelakuanku tidak membuat kamu senang tapi aku melakukan ini hanya untuk kebaikanmu, aku tahu kamu pasti butuh liburan dan juga butuh jalan-jalan seperti ini, tapi kamu tahu sendiri bagaimana keadaan kamu sekarang! Orang tuamu sangat menyayangi kamu pasti ada saatnya kok kamu berkeliling di tempat baru kamu ini," ujar Gadis memberikan pengertian kepada Luna yang sedang kecewa karena tidak jadi berkeliling bersama-sama dan juga Gadis lihat dari wajah Luna dia sangat kecewa, tetapi dia mengerti apa yang di lakukan oleh Gadis adalah demi kebaikan Luna sendiri.
"Aku tidak marah kok dengan kamu! Aku hanya saja ingin merasakan kebahagiaan, tetapi kamu juga sudah mengingatkan aku kepada kedua orang tuaku aku tahu mereka pasti cemas, kamu bantu aku ya untuk berbicara kepada kedua orang tuaku," ucap Luna kepada Gadis.
Mereka berdua pun bergegas untuk pulang ke rumah dan tak lama kemudian Luna dan juga Gadis pun setelah sampai di rumah baru Luna.
"Oh ini rumah kamu ya, Alhamdulillah sudah sampai di sini," ujar Gadis kepada Luna dan gadis pun memandangi sekeliling rumah Luna dia merasa keadaan lingkungan rumah Luna sangat bersih dan terlihat sangat indah padahal mereka penghuni baru di daerah itu.
"Ibu kamu sepertinya orangnya rajin banget ya! Terlihat dari penataan bunga di taman kamu ini sangat bagus," ucap gadis yang sambil melihat sekeliling rumah Luna.
"Iya kamu tahu banget sih Bunda aku itu orangnya sangat bersih dan juga sangat sigap untuk soal seperti ini," ucap Luna dengan bangga mempunyai Bunda seperti Bunda Merlin.
Sangat terlihat rumah Luna terlihat sangat bersih dan taman tamannya pun terlihat sangat indah susunan-susunan bunga sangat terlihat rapi.
"Aku tidak sabar nih ingin bertemu dengan Bunda kamu, hehehe," ucap Gadis dengan tersenyum kepada Luna.
"Ya nanti dulu ya, pasti aku akan kenalkan dengan Bunda aku kok!" Seru Luna kepada temannya itu.
"Tok tok tok,"
Suara ketukan pintu yang diketuk oleh Luna. Ketika Luna mengetuk pintu rumahnya tidak ada satupun orang yang mendengarkan ketukannya. Rumah terlihat sangat sepi walaupun
sangat bersih.
"Loh, kok enggak ada yang keluar sih? mungkin kamu terlalu pelan mengetuknya," ucap Gadis kepada Luna.
"Ya enggak lah masa iya aku kurang keras sih, harusnya mereka sudah bukakan pintu aku tapi kenapa tidak ada suara sama sekali ya," ujar Gadis yang sangat bingung dan juga sangat khawatir dengan keadaan Ayah Bunda dan juga adik perempuannya.
Ketika Luna sudah panik dan berpikir macam-macam karena memang tidak ada yang membuka pintu ketika dirinya mengetuknya.
"Aduh kenapa ya kok tidak ada yang keluar rumah mereka pada kemana," batin Luna yang sedikit merasa gelisah dengan keadaan keluarganya. Tetapi tiba-tiba pintu rumah pun terbuka dan yang membukanya adalah Bunda Merlin.
Sangat terlihat Bunda Merlin menyambut kedatangan anak nya yang baru saja pulang dari kampus.
Sangat manis senyum Bunda Merlin yang menyambut Luna.
"Wah sudah pulang Maaf ya Bunda lama buat membuka pintunya karena Bunda tadi lagi nyuci," ucap Bunda Merlin dengan lembut kepada anak gadisnya.
Luna dan Gadis pun akhirnya tersenyum dan rasa kegelisahannya pun ikut luntur ketika melihat di depan matanya Bunda Merlin berdiri dan juga tersenyum kepadanya.
"Iya Bunda aku kira tadi kenapa kok tidak ada yang membuka pintu untukku," ujar Luna kepada Bunda Merlin.
Tetapi senyum Bunda Merlin menghilangkan kegelisahan di hati Luna dan juga menambah semangat Luna.
"Ya sudah kamu masuk dulu," ucap Bunda Merlin kepada Luna.
"Iya Bunda, eh iya ini ada teman aku namanya Gadis, Gadis ini sangat baik loh Bunda aku pertama kali kenal dengan dia, dia adalah orang yang sangat baik yang aku temui di kampus baru aku!" Tegas Luna kepada Bundanya.
Gadis pun tersenyum manis Kepada Bunda Merlin seraya menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Bunda dari temannya itu.
bersambung