Arka menatap dirinya di depan cermin kamarnya, hari ini merupakan hari yang sangat berat untuk dirinya. Selama ia bergelut dengan dunia kerja nya itu ini adalah hal yang diluar dari kendali nya.
Ucapan Lim tadi masih terngiang di telinga nya saat membacakan laporan terkini tentang saham.
'Sebenarnya siapa cewek itu? Mengapa begitu besar dampaknya?'
Tiba-tiba bayangan tentang kejadian di cafe tadi terlintas di otaknya, kata demi kata yang Kaira ucapkan tadi berputar begitu saja bagaikan kaset rusak.
"Dasar pelacur sialan!" Geram Arka mengusir semua ingatannya tentang kejadian tadi.
Sebuah notif masuk di ponsel Arka membuat Arka dengan cepat mengambil ponselnya yang berada di atas kasur.
From: Asisten Lim
"Maaf Tuan, kita harus bertindak cepat. Jika tidak maka dalam waktu dekat akan ada rapat pemegang saham untuk membahas tentang ini. Dan kemungkinan yang tersisa saat rapat itu terjadi adalah anda dipecat sebagai CEO."
Setelah membaca pesan yang dikirimkan oleh Lim tadi, Arka menghempaskan ponselnya di lantai sambil berteriak sekencang-kencangnya meluapkan rasa amarahnya bercampur kesal itu.
"Jangan pancing saya untuk bermain Nona Kiara, akan saya pastikan bahwa anda menyesal telah melakukan hal seperti ini."
Tok..tok..tok
"Sayang kamu kenapa? Apa kamu baik-baik saja?" Terdengar suara yang begitu familiar di telinga Arka dari balik pintu yang mungkin sedang merasa khawatir dengan teriakan nya tadi.
"Aku tidak apa-apa kok Ma." Jawab Arka
"Apa Mama boleh masuk sayang?"
Arka berjalan ke arah sofa panjangnya dan kemudian duduk dengan sangat tenang disana seolah tidak terjadi apa-apa. "Silahkan masuk saja Ma, untuk apa mama meminta izin untuk masuk ke kamar ku?"
Tepat setelah mengatakan hal itu pintu kamar terbuka lebar menampilkan wanita cantik yang berumur sekitar 48 tahun namun masih terlihat sangat muda. Mungkin saja itu adalah hasil dari perawatan diri yang setiap hari ia lakukan.
Mama Ica masuk begitu saja saat sudah mendapatkan izin dari putra semata wayangnya itu. Ia tahu apa yang sedang terjadi karena berita tentang dirinya kasar terhadap Kaira sudah memenuhi sosial media bahkan layar tv. Ia sendiri juga tidak tahu siapa yang berani dengan lancangnya itu menyebarkan kejadian tadi ke media.
Akankah sebentar lagi nasib nya akan berujung sama seperti semula? Ah itu tidak akan mungkin terjadi. Selama ini ia telah banyak berkorban untuk mendapatkan semua ini dan ia tak akan membiarkan wanita pelacur seperti Kaira merusak hidupnya serta sesuatu yang telah ia bangun itu. Tidak! Tidak akan pernah hal itu terjadi.
"Ar," panggil mama Ica
Arka menoleh ia sudah tahu kemana arah tujuan mama nya itu, "Maaf ma, Arka lepas kendali tadi." Jawab Arka jujur dengan wajah penuh dengan penyesalan
"Jadi semuanya itu benar sayang?" Tanya Mama nya.
Arka mengangguk, ia tak pernah bisa bohong dengan wanita di hadapannya itu. Wanita yang sangat ia jaga hati dan perasaannya serta yang paling ia hormati di dunia ini. Selama ia hidup dirinya tidak pernah sekalipun melawan apa yang dikatakan oleh Mama nya itu, meski dirinya tak suka tapi akan tetap ia ikuti jika itu perintah dari Mamanya langsung.
"Siapa wanita itu? Bagaimana keluarga nya? Berasal dari mana dirinya? Apakah setara dengan kita?" Tanya Mama Ica dengan bertubi-tubi.
Tak ada jawaban, Arka hanya diam sambil pikiran nya melayang saat bersama dengan Kaira tadi. Jika dilihat dari baju yang dikenakan nya serta tas selempang yang sangat lusuh itu membuat Arka sudah bisa menebak bahwa Kaira bukanlah berasal dari keluarga terpandang. Mungkin saja uang hasil menjadi pelacur dengan banyak laki-laki setiap harinya itu hanya cukup untuk makan dan bayar sewa rumah serta merawat dirinya agar tetap cantik untuk menarik pelanggan.
"Aku kurang yakin Ma."
"Maksudnya dia bukan selevel dengan kita?"
Arka menaikkan bahunya, "Bisa jadi sih. Arka belum bisa pastiin yang sebenarnya Ma. Wanita itu terlalu misterius"
"Oh iya sayang, mama baru ingat ada yang mama ingin tanyakan sama kamu tentang wanita itu, Bagaimana bisa kamu mengatakan dirinya itu pelacur?" Tanya mama Ica lagi saat teringat Arka berkali-kali mengatakan Kaira pelacur.
Arka berjalan ke arah tempat tidurnya meninggalkan mamanya itu yang masih menunggu jawaban darinya.
"Apa mama bisa keluar? Arka mau tidur Ma. Kepala Arka rasanya seperti mau pecah dengan kejadian yang ada hari ini. Tolong biar kan Arka istirahat dulu Ma agar otak ini bisa berfungsi dengan baik."
Mama Ica mengangguk, meskipun ia masih penasaran dengan wanita itu tapi ia juga harus memberikan anaknya itu waktu untuk istirahat dan berpikir. Ia percaya masalah ini akan cepat berlalu dan bisa di atasi dengan baik oleh putra semata wayangnya itu.
"Baiklah jika seperti itu, mama tinggal dulu ya. Night sayang." Ucap mama Ica sebelum pergi meninggalkan kamar Arka.
**
Kaira tersenyum saat melihat berita di tv yang sedang menyiarkan tentang dirinya dan juga Arka. Ia begitu menikmati saat-saat kata pelacur dan wanita murahan itu terucap oleh bibir Arka dengan lantang.
Saat ini dirinya dan juga Arka sedang menjadi hot topik di berbagai macam siaran dan ia sungguh sangat menikmati itu.
Di ruangan kecil itu Kaira membaringkan tubuhnya dengan tv yang masih menyala. Rumahnya tidak besar hanya kecil namun bisa membuat Dirinya Nyaman berada didalamnya.
"Bagaimana reaksi Arka ya hari ini? Apakah kejutan yang aku berikan begitu membuat ia terpana hingga tidak bisa berkata-kata? Ah! Mungkin saja seperti itu. Pasti Arka begitu menyukainya hingga dirinya tidak bisa tidur dengan nyenyak malam ini hingga seminggu kedepannya." Ucap Kaira sambil tersenyum membayangkan wajah Arka di seberang sana.
Kaira mengambil ponselnya yang berada di samping kasurnya itu dan kemudian jarinya menari di atas tombol keyboard. Seperti nya ia sedang mencari informasi terbaru di google tentang Arka saat ini ia ingin memastikan sendiri bagaimana hebatnya kejutan yang ia kirimkan kepada Arka.
Kembali bibirnya mengembangkan sebuah senyuman saat membaca artikel dengan judul 'Nasib seorang CEO Arka Nata Witantra.' kaira sungguh tidak bisa menahan tawanya saat membaca artikel tersebut yang mengatakan bahwa jika keadaan ini tidak cepat ditangani maka akan ada rapat para pemegang saham untuk memecat Arka dari jabatannya saat ini.
'Astaga, bagaimana bisa kejutan yang aku kirimkan bisa seperti ini? Ini sungguh luar biasa bukan Tuan Arka? Aku sungguh tidak sabar menunggu hari dimana rapat pemegang saham itu berlangsung. Tapi aku masih siap di tempat kok menunggu serangan balasan dari anda Tuan Arka Nata Witantra yang terhormat." Ucap Kaira sambil tersenyum.
Tak lama setelah ia rasa puas untuk hari ini, Kaira memutuskan untuk tidur mengistirahatkan tubuhnya agar punya cukup tenaga dan siap menerima serangan balik dari Arka. Ia tahu bahwa Arka tidak akan begitu mudah memberikan dirinya kemenangan begitu saja.