Suara beberapa alat dapur saling bersahutan. Helena menjadi dalang di balik semuanya. Wanita itu mencoba membuat makanan yang akhir-akhir ini populer. Dia tidak tahu namanya, tetapi tahu cara membuatnya.
Kentang yang sudah dihaluskan dimasukkan dalam sebuah wadah ramekin pyrex anti–panas. Ditaburi dengan berbagai macam seafood segar yang Helena sukai. Lalu, tambahkan parutan keju mozarella di atasnya. Helena sudah menyiapkan sekitar lima wadah. Ia kemudian memasukkannya ke dalam oven.
Pada akhirnya, dua jenis keju craft yang Helena beli tadi tidak dia gunakan. Dia lebih memilih keju mozarella yang ternyata sudah tersedia di rumah. Sia-sia wanita itu bingung memilih.
Kini dirinya membuka kembali handphone yang sedari tadi tergeletak di atas meja bar. Dia duduk di kursi tinggi tersebut, dengan pakaian sederhana dan modern.
Sebuah chat masuk sekitar sepuluh menit lalu. Dari ... Mark?
Produser utama YX Song, beliau adalah pria yang begitu terkenal di Korea Selatan. Bahkan tak jarang dirinya ikut nominasi awards luar negeri yang mendunia.
Kumpulan lagu-lagi yang dibuatnya sangat banyak. Semuanya begitu candu dan tidak akan pernah bosan untuk diputar ulang. Dia sangat pandai membuat sebuah lagu menjadi maha karya yang begitu istimewa.
Namun, apa yang membuat produser lagu ternama itu menghubungi Helena?
Helena membuka pesan yang mungkin dapat dikatakan penting. Dahinya berkerut, bibirnya setengah mengerucut kesal.
Tertera bahwa dua hari lagi ada rapat tentang collaboration–nya.
Kesal karena harus menambah pekerjaan, dan senang karena dirinya akan tampil di layar kaca kembali setelah hampir setengah tahun comeback. Artinya, ia dapat bertemu dengan para penggemar dan memberikan hadiah untuk mereka.
Dengan sigap, wanita itu membalas pesan Mark.
[Baik. Terimakasih atas informasinya, Mark.]
Jangan salah paham. Helena tidak menggunakan kata tambahan karena 'Mark' memang nama panggung produser itu. Beliau juga menyuruh Helena untuk memanggilnya Mark saja tanpa embel-embel lainnya. Meskipun sejujurnya, Mark adalah asli orang Korea Selatan.
Beberapa menit setelahnya, terdapat balasan masuk dari Mark.
[Kau akan melakukan collaboration dengan Jackson Wang, Helena. Info selengkapnya, akan ada di rapat dua hari lagi.]
Oke. Kini Helena menganga tak percaya. Dia akan melakukan collaboration dengan ... idolanya? Waw!
Dulu, Helena hanya dapat melakukan pemotretan bersama saja. Tapi, saat ini, collaboration? Sudah pasti sebuah lagu. Karena yang memberitahunya ialah Mark—produser lagu.
Helena bangkit dari kursi. Ia berjingkrak-jingkrak senang dengan melompat-lompat kecil bak anak yang baru saja diberi permen oleh ibunya. Dengan handphone yang masih digenggam erat, ia meluapkan rasa senangnya.
Pasti. Pasti malam ini wanita itu tidak akan bisa tidur. Beruntung semua jadwal pekerjaan telah selesai dilakukan—termasuk jadwal pemotretan iklan ROSE kemarin.
Jam dinding menunjukkan pukul satu siang, bertepatan dengan suara alarm oven yang tadi Helena pasang.
Segera dengan cepat wanita itu menaruh handphonenya sembarang, dan berlari menuju oven.
Ia membuka over tersebut, lantas aroma harum masakan menguar ke semua penjuru dapur. Bau keju dan dedaunan yang segar membuat indra penciuman Helena merasa tenang.
Masakannya telah jadi. Sesuai ekspetasi, tampilannya begitu menarik. Helena jadi semakin tidak sabar untuk mencoba masakannya sendiri.
Kelima wadah ramekin pyrex anti–panas berisi masakan lezat tersebut telah tersaji di atas nampan hitam.
Helena memakai sarung tangan, untuk menghindari panasnya oven. Ia kemudian mengambil nampan hitam tersebut dan meletakkannya di atas meja bar.
Dia duduk di salah satu kursi, dengan tangan kanan yang siap memegang sendok alumunium. Mengambil satu ramekin pyrex, dengan kedua tangan telanjang membuat Helena hampir saja menjatuhkannya.
"Anggap saja ini adalah pestaku karena akan melakukan collaboration dengan Jackson Sunbaenim!" Helena tersenyum lebar.
Tunggu. Itu sangat sangat jarang dia lakukan. Bahkan teman-temannya saja dapat menghitung dengan jari berapa kali meelihat senyuman lebar Helena.
Saat hendak menyendok makanannya, Helena bergumam, "Bagaimana dengan empat masakanku yang lain? Tidak mungkin aku menghabiskan semuanya."
Rencana Helena untuk makan terhalangi. Ia tidak bisa memakan masakannya yang lain. Bukan apa. Hanya saja, terdapat seafood, keju, dan kentang di masakan itu.
Helena harus menjaga tubuhnya agar tetap ideal, sehingga dia memutuskan untuk memberikannya kepada tetangga dekat.
Dia punya tetangga, meskipun jarang bertegur sapa. Semua tetangganya sangat ramah, dan kebanyakan dari mereka telah memiliki menantu atau cucu. Bukankah bagus jika Helena memberikan masakan buatannya pada mereka? Daripada harus diletakkan di microwave yang akan menurunkan kualitas masakan.
Oke. Helena sudah berteguh akan membagikan masakan buatannya. Segera dirinya meletakkan makanannya tadi di dalam microwave. Setidaknya, ketika Helena pulang nanti, makanannya masih hangat.
Ia mengambil jaket tebal berbulu lalu segera memakainya. Tak lupa juga dirinya menutup keempat wadah ramekin pyrex dengan kertas alumunium, lalu meletakkannya pada kantong tas.
Helena juga mengambil benda pipih favoritnya, dan mengirim pesan pada bdyguard yang ia percayai.
[Oppa. Tolong ikuti aku di apartemen. Aku ingin ke rumah beberapa tetangga untuk membagikan masakanku. Terserah, Oppa dapat mengirim siapa saja untuk menjagaku.]
Setelah pesan itu terkirim, Helena sudah selesai bersiap. Ia menunggu balasan dari Jack—bodyguard kepercayaannya sambil duduk di sofa depan televisi.
Meskipun kekayaan Helena berlimpah, tetapi wanita itu lebih memilih tinggal di apartemen sederhana. Berdekatan dengan perusahaan agensinya, agar lebih mudah untuk suatu waktu datang.
Karena itulah, dia membutuhkan bodyguard. Orang se–populer Helena tentu saja memiliki banyak pembenci dan penguntit yang ingin tahu. Helena bahkan pernah mendapati penguntit yang menguntitnya di dalam kamarnya.
Saat itu Helena benar-benar kaget dan ketakutan. Lalu, dapat bernapas lega saat Jack menyelamatkannya. Beruntung pria itu ada di ruang tengah hingga mendengar Helena yang berteriak.
Jika diingat-ingat, kejadian itu begitu menakutkan.
Sepuluh menit berlalu, balasan dari Jack pun sudah Helena dapatkan.
[Semuanya sudah beres, Helena.]
Tersenyum. Jack ... selalu dapat diandalkan.