Chereads / Love More Precious / Chapter 7 - Jalur orang dalam

Chapter 7 - Jalur orang dalam

Binar mengikuti satu orang yang terlihat sangat terobsesi dengan dirinya, entah itu dari penggemar Atalarik yang memang sedang mengincar dirinya atau bisa jadi dari seseorang yang memang menyuruh untuk mengawasi dirinya.

Dia tersenyum, sudah sangat jarang. Bahkan tidak pernah dia melakukan kegiatan Action lagi, akhir-akhir ini setelah lama tidak masuk ke dunia gelap ini membuatnya jarang mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Hallo,"

Binar tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia yang mencuat dari dalam dirinya, terlebih lagi saat melihat jelas wajah orang itu. Orang yang mengikuti dirinya, seperti sudah sangat lama. Bahkan dia membawa benda yang waktu itu di rumor kan membuat dirinya takut, tidak salah lagi bahwa orang di hadapannya ini adalah suruhan dari seseorang yang menjadi musuh organisasi nya.

"Siapa yang menyuruhmu?" tanya Binar saat berhasil membawa pria ini pergi jauh dari jalan ramai.

"D2,"

"Diamonds Dark?"

Binar berdecak, itu adalah milik kakek nya.

"Hear this, gue bisa sendiri!"

Binar meninggalkan orang itu, dia memang memiliki hubungan buruk dengan keluarga ayahnya. Bahkan Binar sendiri tidak pernah mau pergi ke rumah salah satu dari keduanya, hidup sendiri adalah impiannya dan hidup bebas adalah keinginannya.

"Sial, aku kira fan fanatik Athala lagi!"

Dia berdecak, "Seenggaknya aku punya mangsa sekarang," gumamnya.

Binar bukanlah seorang psiko atau bahkan orang yang suka menyakiti orang lain jika tanpa perintah, dan jika bukan orang itu yang menawarkan dirinya sendiri.

Saat sedang sibuk berjalan menuju ke rumah milik Frang, ponselnya berbunyi. Panggilan dari Athalarik dengan nomor tidak di kenal menghubungi dirinya.

"Siapa?"

Bagaimana Binar tau kalau itu Athala?

Dia sudah menghitung jelas dan merencanakan ini, dia sudah meminta nomor ponsel bahkan alamat gmail milik Athala dan berkata bahwa hari ini dapat di pastikan dia akan menghubunginya. Dan dugaannya tidak pernah melesat jauh.

'Lo dimana?' tanyanya pertama kali.

"Siapa ya? Ada keperluan apa menghubungi say—"

'Gue Athala, lo dimana sekarang?!'

Binar menarik sudut bibirnya, umpan yang dia pakai sudah mulai di ambil oleh Athala. Artinya tidak lama lagi masalahnya akan segera tuntas, dan dapat dipastikan selesai dengan cepat. Lebih cepat daripada dugaannya.

"Halaman samping sekolah, kalau mau kesini!"

Dia harus meninggalkan banyak clue kecil agar Athala bisa sedikit mengenalnya, memberikan sedikit memori agar pria itu bisa menganalisis lebih dalam lagi. Bermain dengan mangsanya adalah hal yang paling menyenangkan, meski terkadang bisa dibilang membuang banyak waktu untuk hal yang tidak perlu dilakukan.

'Shit, gue kesana!' teriaknya,

Binar tau, seniornya sudah memberikan banyak hal yang tidak perlu di ketahui oleh geng Outwals. Tapi, membubarkan geng tersebut memang sudah ada di dalam daftar kerja miliknya.

***

15 menit berlalu, Binar belum juga melihat dimanakah Athala berada. Dia harus sampai sebelum 5 menit kembali berlalu, karena Binar sudah terus menerus mendapatkan panggilan dari kantornya berbicara tentang keharusan nya mengembalikan data pribadi milik orang-orang yang akan Binar bawa untuk membantunya.

"Bin,"

Binar melambaikan tangannya, "Hai, ada apa?" tanyanya santai,

"Kemarin kakak lo dateng ke markas gue," ucapnya,

Binar mengernyitkan dahi, apa dia memiliki kakak di dalam ceritanya sekarang?

'Itu gue'

"Ah, kakak! iya kenapa? Ngapain dia kesana?"

'Disana gue jadi orang jahat, jahatin lo. Ninggalin lo'

Binar langsung merubah mimik wajahnya menjadi tatapan dingin.

"Dia mau gabung ke geng gue, gue nanya emang bener dia kakak lo?"

"Mungkin, aku dulu punya kakak,"

Athala mengernyit, "Dulu?" tanyanya,

Binar mengangguk, "Dia ninggalin aku sendirian dan pergi ke keluarga papah, and kita udah jarang ketemu."

Setidaknya Binar memang pintar mengarang cerita.

"Dia bukan bagian dari rencana lo itu kan?"

Binar mengernyit kemudian dia tertawa, "Rencana?" beo nya,

Athala mengangguk, "Gue gak tau apa yang lo rencanain, tetapi menurut gue itu berbahaya buat gue atau geng gue."

"Ngapain aku ngelakuin itu, aku bisa sendiri kalau semisal emang aku. pengen musnahin geng kamu. Gak perlu bantuan siapapun," jawabnya santai, "Udah itu aja yang mau kamu omongin?" tanya Binar,

"Kalau udah, aku harus pulang. Aku sedikit gak enak badan, jadi di suruh pulang cepat."

Athala mengangguk pelan, "Perlu gue anter?" tanyanya menawarkan diri, yang dijawab gelengan oleh Binar.

Kemudian keduanya berpisah kembali ke tujuannya masing-masing.

Seperti rencana awal, Binar pergi ke arah rumah Frang untuk mengambil mobil miliknya dan pergi ke kantor menyerahkan data. Kemudian dia akan pergi ke suatu tempat untuk mengurus masalahnya yang lain, bibit masalah yang akan dia tangani untuk terakhir kalinya.

'Jalan prawangsa, nomor 156, hotel Delima'

Binar mengangguk, "Kunci mobil gue!" dia mengambil kunci mobil yang di lempar Frang dari balik pintu cafe.

"Jagain rumah lo baik-baik, delapan belas menit lagi bakal ada perang."

Frang menganga, "Lo bikin masalah lagi sama keluarga D2?!"

Binar menggeleng, "Kakek ngirim penguntit buat ngikutin gue, hampir dua minggu ini. Gila kali emang dasar tua bangka,"

Frang menggelengkan kepalanya, pasti yang akan kena akibatnya adalah dia. Dia dan dia jika ada masalah yang menyangkut tentang Neve dan kakeknya pemilik Diamond dark, klub mafia terbesar yang ada di Indonesia.

"Gila kali lo, kan gue bilang gue cuman pemilik caf— woi! Sialan!"

Binar meninggalkan Frang saat ucapannya belum selesai, dia juga harus menyelesaikan tugasnya bukan?

"Aku berangkat kesana setelah dari kantor,"

'Langsung kesini aja, gue ada disini. Biar gue yang kasih itu ke pak direktur'

"Oke,"

Binar langsung menekan pedal gas nya, memutar balikkan setir, dan bergegas menuju ke alamat yang seniornya kirimkan.

***

"Nah! Neve!"

Binar merotasi kan wajahnya.

"Wah, penampilan lo berubah ya. Bukan anak-anak SMA yang kayak dede gemes gitu,"

"Berisik,"

Disini dia akan menjadi Neve, bukan Binar.

"Ruang bawah tanah kan?"

Seniornya mengangguk, Binar langsung berjalan menuruni tangga untuk menemui perantara nya.

"Wow!"

"Gue gak expect kalau bakal lo yang jadi perantara gue,"

Binar menatap Alvin yang terus saja menatapnya.

"To the point kalau lo mau ngomong ke gue,"

Binar mengangguk setuju, "Gue butuh semua info tentang Outwals geng, dengan begitu lo aman."

Alvin mengdengkus, "Gue udah ngira lo bukan orang sembarangan," gumamnya,

"Ah, perkenalan? Kenalin, gue Neve Greyson."

Alvin tertawa, "Neve Greyson, generasi ketiga pewaris tahta Diamond Dark."

Binar menatap ke arah Alvin dengan tatapan kagum, "Lo tau banyak ternyata,"

"Bagi gue Outwals geng bukan apa-apa, jadi gue gampang ngasih tau segalanya ke lo. Kalau soal kenapa gue bisa tau tentang D2 adalah, keluarga gue ada dibawah perusahaan itu dan gue tau tentang keluarga lo tetapi mereka gak pernah publikasi wajah anggota keluarga nya. Dan ternyata itu lo,"

"Lo cocok jadi pet buat gue,"