Hari sudah petang, aku masih terlentang di atas kasur seraya menatap kosong langit-langit kamar. Hingga ponselku berdering nada panggilan telepon.
Segera kuraih dengan cepat. Berpikir itu adalah Black, menelponku dengan berkata bahwa dia akan mengembalikan uang 50 juta itu. Tapi ternyata, Keysa yang menelpon.
"Ya, Key?" sahutku dengan lirih.
"Hei, ada apa dengan suaramu itu?" tanya Keysa panik.
"Key, apa yang harus aku lakukan sekarang? Kakek dan nenek memintaku segera berhenti kuliah," jawabku masih dengan nada malas dan lirih berbicara.
"What? Bagaimana bisa? Woah... Tidak bisa begitu, aku tidak bisa jika harus tanpamu dimanapun itu, Mel. Ada apa lagi dengan kakek? Dia sungguh menyebalkan seperti datok maringgi saja, huh..." Keysa mengomel tanpa henti, tentu saja dia akan turut kesal mendengar ceritaku yang mendadak mengatakan akan berhenti dari kuliah.