Chereads / Cerita Tentang Kau Dan Aku -KSJ- / Chapter 4 - Aku Cerewet Ya?

Chapter 4 - Aku Cerewet Ya?

Happy Reading semuanya!

Mungkin kalau adiknya tahu tinggal di Negara ini sedikit menyulitkan Raima yakin adiknya tidak akan mau, jujur saja dirinya dengan Zainun adalah orang yang mudah alias tidak mau mempersulit diri sendiri jadi sudah sangat jelas kalau sekarang dirinya terasa susah sekali untuk tinggal ditempat ini.

Matahari di Korea selatan benar-benar seakan membakar kulitnya, panas sekali. Sudah dua kali tangan Raima terangkat untuk mengipasi dirinya sendiri.

Jujur saja dirinya sejak tadi ingin bertanya pada orang-orang yang tidak sengaja melewatinya untuk memastikan jalan yang dirinya pijaki benar atau tidak untuk mencapai kantor akademi, tapi mulutnya terasa kaku karena takut salah pengucapan. Ah—ayolah sekarang Raima sudah seperti seorang pengecut, seharusnya dirinya sadar kalau tidak ada lagi yang bisa ia harapkan kecuali dirinya sendiri.

Rasanya Raima ingin pulang saja ke negaranya, ia rindu dengan suasana negaranya. Bahkan ia rindu kedua orangtuanya, padahal baru kemarin mereka berpisah. Rasanya sangat sulit untuk tinggal di negeri gingseng ini.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore, langkahnya semakin pelan menyusuri jalanan yang sudah lumayan sepi. Entah kemana lagi kakinya harus melangkah karena ponselnya juga tidak mendukung dirinya untuk menemukan lokasi keberadaan kantornya.

Mata Raima menatap risih lelaki yang sepertinya sepantaran dengan kakak laki-lakinya itu, sudah berapa kali ia ditatap seperti itu. Apakah ia harus bertanya sekarang? Gugup sekali rasanya.

"Dia sangat cantik ya, aku sangat menyukainya dia seperti style ku. Rasanya aku ingin meminta nomornya," Pujinya membuat Raima melongo dari jauh. Telinganya tidak salah dengar kan, mereka baru saja membicarakan dirinya.

Raima berdeham pelan setelah mendengar penuturan dari lelaki yang berada tidak jauh dari dirinya itu, haruskah ia menjawab pujian dari lelaki itu. "Excuse me, maaf mengganggu waktunya sebentar tuan. Saya sedang mencari alamat ini kira-kira perjalanan saya sudah benar atau belum?" tanya Raima sembari menunjukan selembaran kertas yang sudah ia tulis alamat kantornya berada.

"Kau benar nona, gedungnya ada di ujung jalan sana dan bewarna putih. Kau hanya perlu berjalan lurus untuk sampai disana," sahutnya sembari mengembalikkan kertas milik Raima.

"Aaaa ... begitu, terima kasih banyak tuan. Semoga harimu menyenangkan," ucap Raima sembari tersenyum manis menatap lelaki yang telah membantunya itu.

Setelah sekian banyak waktunya yang terbuang akhirnya ia mau sampai tujuannya juga, akhirnya ia menemukan orang baik yang mau menolongnya karena sejak tadi semua orang hanya memperhatikannya tanpa mengatakan apapun padanya seperti tadi. Dan jadilah kini langkahnya berjalan menuju gedung bewarna putih di ujung jalan sana dimana kantornya berada.

Bibirnya melengkung membentuk senyuman lebar saat menatap gedung bewarna putih dihadapannya itu, akhirnya sampai juga ia disini setelah perjalannannya yang melelahkan. Tangannya mengetuk pelan pintu bewarna hitam yang bertuliskan akademi bahasa disana, ayolah dirinya ingin segera masuk dan duduk untuk mengistirahatkan kakinya karena terlalu lelah berjalan.

Terdengar sahutan disana membuat Raima membuka pintunya dan membungkuk hormat pada lelaki yang sepertinya seumuran dengan kakaknya, yang saat ini sedang menatap layar komputer yang ada dihadapannya itu. Raima menaikkan sebelah alisnya bingung, orang yang Raima temui di foto dengan aslinya sangat berbeda. Dirinya tidak salah ruangan kan? Jangan sampai ia malu karena salah ruangan.

"Annyeonghaseyo, perkenalkan nama saya Raima yang diminta untuk datang kemari beberapa waktu yang lalu. Senang bertemu dengan anda," ucap Raima sembari membungkukkan badannya lagi sebagai tanda perkenalan.

"Bahasa koreamu bagus juga, apakah memang dari awalnya kau suka dengan Negara ini? kau benar-benar seperti orang korea asli kalau seperti itu, woah! Baru kali ini aku bertemu dengan orang asing yang sangat fasih " pujinya

"Thank you so much, aku masih sedikit bisanya. Jadi maafkan aku kalau ada yang salah maklum aku hanya belajar selama kurang lebih sebulan,"

"Tentu saja, silahkan duduk terlebih dahulu. Perkenalkan aku Ko Geun Byol asistennya dan teman dari atasanmu, pasti kau merasa aneh kan tiba-tiba berbeda dengan yang kau tahu? Temanku atau atasanmu saat ini Choi Byun Sik sedang ada urusan di luar kota dan baru akan kembali esok hari, jadi aku diminta olehnya untuk membantumu sampai kamu masuk ke dalam asrama." Raima terdiam mendengar penjelasan lelaki yang ada di hadapannya itu, ia tidak bisa menerjemahkannya dengan cepat seperti yang lelaki itu bayangkan.

"Tapi, sebelumnya katanya kamu harus tanda tangan kontrak terlebih dahulu. Tenang saja, percaya padaku aku tidak akan melakukan niat jahat padamu karena aku orang baik berhati malaikat. Jadi jangan takut padaku," lanjutnya panjang lebar sembari mencari map yang disimpan didalam laci milik atasannya itu.

Raima benar-benar hanya bisa pasrah mendengar penuturan dari lelaki yang tengah tersenyum lebar sembari menenteng map biru yang di carinya. Mata cokelat Raima membaca satu persatu kata yang di tulis disana dengan teliti takut ada yang salah dengan perjanjian sebelumnya, tapi sepertinya semua yang ditulis benar sesuai dengan perjanjian yang dikirimkan sebelumnya itu.

"Pasti lelah ya datang dari Indonesia kemari?" tanya Geun Byol sembari menatapnya yang masih fokus membaca dokumen ditangannya itu.

Kepala Raima mengangguk pelan,"Iya, tapi aku dan temanku menikmatinya selama perjalanan. Pemandangan disini sangat bagus," Sahut Raima seadanya sembari melanjutkan membaca tulisan berbahasa Inggris itu.

"Tidak heran Byun Sik langsung jatuh cinta padamu, sejak pandangan pertama." Raima yang sedang membaca itu lantas mendongak menatap bingung laki-laki yang ada dihadapannya itu. Telinganya tidak salah dengar kan.

Membuat sang empu yang sedang ditatap dengan cepat menggeleng, "Tidak, aku tidak mengatakan apapun sepernya tadi aku sedang meracau. Jangan perdulikan aku, aku memang seperti ini suka bertingkah unik di hadapan orang lain,"ujarnya sembari menatap ponselnya dan mengirim pesan untuk temannya itu. Kalau gadis yang lelaki itu maksud sudah berada disini.

Raima mengangguk kemudian mengambil bolpoin dan menandatangani berkas yang ada ditangannya itu membuat Geun Byol tersenyum manis, "Semoga kau betah kerja disini Raima-ssi," ucap Geun Byol sembari membantu gadis cantik berhijab itu membawa kopernya menuju asrama baru gadis itu.

Bibir Raima melengkung membentuk senyuman manis, Raima hanya bisa mengikuti lelaki itu menuju lapangan Parkir yang tidak jauh dari gedung itu. Geun Byol sangat baik sampai mau membantunya seperti ini.

"Aku tidak menyangka akhirnya Byun sik merekrut pembimbing dari Negara luar, kenapa tidak dari dulu saja begini? Merepotkan sekali, kan kalau begini jadi enak. Dia senang sekali membuat dirinya susah sendiri, beruntung kali ini dia mendengarkan aku setelah mendengar protesan dari yang belajar ditempatnya." Raima menatap Geun Byol yang sibuk memasukan kopernya dibagasi mobil lelaki itu.

"Kalau kau ingin tahu, aku membuka bisnis percetakan buku anak-anak di daerah Gangnam sana. Kalau kamu suka buku anak-anak kamu bisa mengatakannya padaku atau pada Byun Sik biar dia yang mengambilnya dipercetakanku, kamu tau? Tadi aku hanya berpura-pura sibuk memainkan komputer agar kamu tau betapa sibuknya aku," Raima hanya melongo mendengar penuturan lelaki yang ada disampingnya itu, kalau lelaki itu bicara secepat ini ia mana bisa mengartikannya dengan cepat.

"Kamu mengertikan apa yang aku bicarakan?" tanya Geun Byol sembari menatapnya sebentar

"Nee," sahut Raima singkat. Ia tidak tahu harus menyahut seperti apalagi untuk lelaki berisik yang ada disampingnya itu.

Geun Byol menatap gadis yang ada disampingnya itu bingung karena hanya diam saja sejak tadi dan menyahut seadanya.

"Aku pasti banyak bicara ya? Maafkan aku, entah kenapa aku menjadi sangat bersemangat seperti ini. Jarang sekali Byun sik mau merekrut pembimbing perempuan, apalagi seperti dirimu yang berasal dari luar Negeri karena aku sempat mengira kalau Byun sik itu penyuka sesama jenis," ucap sang empu membuat Raima menatap lelaki yang ada disampingnya itu.

"Don't worry, aku mendengarkanmu. Hanya saja bisakah kau berbicara dengan pelan? Tidak sepenuhnya aku mengerti bahasa korea," ucap Raima polos.

Manis sekali gadis yang ada disampingnya itu. Biasanya semua perempuan akan mengeluh karena dirinya yang banyak bicara tapi gadis yang ada disamping itu berbeda, menurut dirinya siapapun yang akan mendapatkan gadis yang ada disampingnya itu akan sangat merasa beruntung. Termasuk temannya yang akan mendapatkan hati dari Raima.

To be continued

Terimakasih sudah membaca Cerita Tentang Kau Dan Aku.

Dilarang memplagiat karya.

terima kasih.

salam Leeaa Kim