Happy Reading semuanya!
Mobil hitam keluaran terbaru yang dibawa lelaki itu berhenti tepat di basement mewah di daerah Hannam, membuat lelaki yang ada di sampingnya itu takjub bukan main.
Jangankan lelaki itu Raima saja takjub sendiri melihatnya pasti lingkungannya ini bertempat hanya untuk kalangan atas saja. Sungguh sangat mengesankan bisa tinggal di tempat yang seperti ini. Atasannya itu tidak salahkan memilihkan tempat tinggal baru untuknya.
"Woah, bagus sekali. Aku iri denganmu Raima-ssi tinggal di lingkungan mewah seperti ini, Byun sik memang tidak main-main dalam melakukanmu seperti ini. Aku kagum padanya sampai mau memberikan tempat mewah seperti ini, kau harus berterimakasih padanya. Ini sangat indah," ujar Geun Byol sembari menurunkan kopernya dari dalam bagasi mobil dan menariknya pelan.
Matanya menatap lelaki yang sejak tadi bersamanya itu sedang berbincang dengan perempuan cantik tidak jauh dari mereka, Raima sudah terlalu lelah untuk berjalan dan berbicara lagi. Ia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya di atas kasur, tubuhnya sudah berada diambang batas.
Suasana tempat tinggal barunya tampak sunyi, tapi tidak masalah justru ia senang berada di tempat yang seperti ini. Rasanya seperti kembali ke suasana rumahnya yang tampak tenang, yah—walaupun sedikit berisik karena kelakuan dari adik perempuannya.
"Raima-ssi ayo ikut, katanya tempatmu sudah bisa di tempati. Aku tahu pasti kau sudah sangat lelah. Wajahmu menunjukkan semuanya," Raima mengangguk kemudian mengekor tepat di belakang Geun Byol yang sudah berjalan terlebih dulu sembari menarik kopernya.
Raima membungkuk sopan pada agen rumah yang membantu mengurus semua urusan tempatnya tinggal,"Selamat datang semoga betah di tempat tinggal barumu, baru kali ini ada mahasiswa yang berasal dari Indonesia. Karena biasanya yang tinggal di tempat ini adalah orang Jepang, Malaysia, Inggris dan Amerika. Jadi aku senang melihat ke datanganmu, aku pernah sekali ke Indonesia aku pergi ke Bangkok," Jelasnya membuat kepala Raima melongo.
"Terimakasih sudah menyambutku dengan baik, tapi Bangkok adanya di Thailand bukan Indonesia. Salah tempat," sahut Raima
Geun Byol menahan tawanya mendengar penuturan pelan dari Raima yang tampak takut melihat agen perumahan yang melotot menatapnya, "Aaaa … berarti aku salah tempat ya, aku ingat aku pernah ke Bali … benarkan Bali di Indonesia?" Raima tersenyum kemudian mengangguk.
Suasana mendadak tenang, hanya suara ketukan antara sepatu dengan lantai yang memenuhi perjalanan mereka menuju tempat miliknya. "Sebenarnya itu satu rumah hanya dibagi-bagi karena hanya ditinggali sepuluh orang dipojok sana. Jadi nanti tempatmu tinggal bergabung dengan laki-laki karena itu sisa terakhir yang kami punya dan atasanmu setuju untuk menggabungkanmu, tapi jangan khawatir karena ada pagar tinggi yang membatasi antara tempatmu tinggal dengan tempat tinggal itu." Raima mengangguk-angguk paham dengan ucapan perempuan disampingnya itu.
"Batas tempat tinggalmu sudah disekat menggunakan dinding yang menghubung kerumahmu, yah—intinya ini sebenarnya satu rumah yang dibagi dua karena tidak banyak orang yang tinggal disana dan mereka tidak mau menyia-nyiakan tempat serta uang jadi separuhnya di pakai olehmu. Tempat barbekyu kalian bersama dan tempat beristirahat juga," jelas perempuan disampingnya itu.
"Ah—Disini juga ada penjaga kalau nanti ada masalah dengan tempat tinggalmu kau bisa meminta bantuan pada penjaga, aku juga akan memberikan kunci pagar karena perjalanan lebih dekat dengan tempatmu bekerja atau keluar dari gedung ini hanya lewat sana tapi kalau kau ingin lewat jalan yang lebih jauh bisa lewat sana. Tenang saja kunci pagar itu hanya kau yang punya dan penjaga," Tangan Raima menerima kunci dengan gantungan boneka teddy itu ke tangannya.
Yang ia tangkap dari penjelasan dari wanita paruh baya itu hanya tempat disini nyaman dan dirinya tidak perlu khawatir tentang apapun, terlalu banyak penjelasan yang ia dengar dan berakhir ia pusing sendiri.
"Disini juga ada dapur umum kalau misalnya persediaan makanan habis atau ada masalah dibagian dapur milikmu kau bisa pergi kesana, walaupun sepertinya tidak akan ada masalah karena setiap bulan pasti selalu di cek. Lalu ada ruang baca khusus disini dengan buku yang bisa lumayan di katakan lengkap dan masih bagus-bagus dan itu pemilik yang tinggal tidak jauh jaraknya dari tempatmu tinggal, namanya Sakura dan dia senang sekali membaca buku mungkin kau bisa tanyakan langsung padanya tentang buku yang seru padanya," Raima diam mendengarkan penjelasan dari perempuan yang ada disampingnya.
"Sakura! Kau tidak pernah berubah dari awal aku mengenalmu! Jangan berduaan terus!! Cepat datang kesini perkenalkan dirimu dengan tetangga barumu! Anak itu kenapa senang sekali berduaan bahkan ketika pertama kali datang dia sudah bersama kekasihnya, cepat kemari!" teriak perempuan itu membuat gadis cantik yang memiliki rambut pendek itu menghampiri perempuan yang ada disampingnya.
"Annyeonghaseyo, aku Sakura dari Jepang senang berkenalan denganmu, kenapa senang sekali berteriak ahjuma? Telingaku kan tidak sakit seperti Ellen," ucapnya sembari membungkukkan badanya padanya.
Membuat Raima ikut membungkuk juga.
"Annyeonghaseyo, aku Raima dari Indonesia senang berkenalan denganmu, semoga kita menjadi tetangga yang akur." Sakura tersenyum manis kemudian mengangguk.
"Jangan kamu biarkan kekasihmu sampai malam berada disini atau akan aku pastikan kamu mendapatkan skorsing waktu kunjungan selama sebulan, " omel penjaga yang baru saja datang menghampiri mereka yang baru sampai didepan pintu rumah milik Raima.
"Kau selalu mengatakan yang seperti itu ketika bertemu denganku!" sebal Sakura membuat Raima hanya tersenyum tipis menanggapi interaksi keduanya.
"Kalau begitu aku tidak akan mengizinkanmu membuat kunjungan kalau begitu,"
"Eung … jahat sekali! Lagian Joo tau waktunya sampai kapan! Kalau waktu kunjungan disini habis aku bisa menginap di apartemen Joo. Lagian sejak kapan tempat ini ada peraturan? Aku tidak akan mematuhinya," sahutnya sembari menjulurkan lidahnya.
Ucapan sakura sudah seperti sahabatnya membuat Raima tersenyum saat penjaga itu hampir hipertensi melihat kelakuan gadis cantik yang ada dihadapannya itu. Sakura terlihat sangat berani.
"Di ujung sana dekat dengan kamar sakura ada kamar Ellen dari Malaysia, hanya saja dia sedang bermain dengan teman-temannya. Ah! Entah kenapa dia senang sekali bermain dengan temannya yang tidak jelas itu. Tenang saja disini semuanya ramah seperti dirimu dan ini dia tempatmu." Geun Byol hanya menganga tidak percaya pada kamar yang akan dihuni oleh Raima, gadis cantik yang ada disampingnya itu.
Raima melongo melihat betapa luasnya dan mewahnya kamarnya itu, tidak salahkan ia mendapatkan tempat tinggal mewah seperti ini. Bayangannya ia akan tinggal di tempat sederhana dengan fasilitas yang sangat memadai, tapi ini semuanya sangat diluar dugannya.
"Ini ada dapur siap pakai, air hangat dan dingin, bathub, pemanas ruangan, wardrobe juga ada, kalau kau bosan bisa menonton televisi dan disebelah sana balkon yang berisi kursi dan meja. Kau bisa menatanya sendiri, rasanya seperti tinggal di hotel bintang lima kan? Ini semua usulan dari atasanmu dan dia yang membelikannya. Beruntung sekali mempunyai atasan yang seperti ini, jarang sekali ada atasan yang perhatian sebegitunya padamu." Raima masih terkejut dengan semua yang ada di hadapannya itu, bahkan bibirnya tidak bisa mengatakan sepatah kata apapun.
"Kalau begitu silahkan lihat-lihat sendiri, ayo kau laki-laki sendiri disini jadi kau harus keluar bersama kami! Kalau ada yang ingin di tanyakan nanti bisa langsung tanya pada Sakura atau penjaga. Kami pamit dulu," ucap penjaga sembari menarik tangan Geun Byol membuat sang empu mendengus kesal.
"Hati-hati ya! Jangan percaya dengan nenek sihir ini! Kalau ada masalah cepat hubungi aku! Eh… tidak maksudku Byun Sik, tapi kalau kamu mau menghubungiku juga tidak apa-apa aku malah senang!" teriak Geun Byol.
Raima tersenyum manis menatap Geun Byol,"Terimakasih atas bantuannya. Maaf merepotkanmu sejak tadi," ucap Raima sembari membungkukkan badannya sampai kedua orang berisik itu menghilang dibalik pintu kamarnya.
Kini hanya tinggal dirinya sendirian dengan koper miliknya yang ditaruh tepat diruang tengah, Raima langsung membaringkan tubuhnya diatas kasurnya yang nyaman. Ia benar-benar kelelahan, mungkin ia akan lihat-lihat rumahnya besok. Tempat huniannya sangat membuatnya nyaman dan semoga tidak ada hal buruk terjadi.
To be continued
Dilarang memplagiat karya
Terima kasih sudah membaca Cerita Tentang Kau Dan Aku.
Salam Leeaa Kim