Chereads / Cerita Tentang Kau Dan Aku -KSJ- / Chapter 6 - Bertemu Kembali

Chapter 6 - Bertemu Kembali

Happy Reading semuanya!

Sudah hampir tiga jam lelaki dengan bahu lebar itu di marahi habis-habisan oleh manajernya dan atasannya dengan alasan sepele, tidak! Sebenarnya salahnya juga karena nekad melakukan hal seperti tadi pagi ah atau siang ya? Ia tidak mengetahui jam berapa pastinya yang jelas setelah itu dirinya di giring keruangan kantor megah ini dan dimarahi oleh kedua orang di hadapannya itu. bahkan sampai kembali ke asramanya pun masih diomeli juga, entahlah kapan ini berakhir.

"Jin ingat kau seorang penyanyi papan atas, kau penyanyi kemenangan berturut-turut di billboard. Kau tidak bisa keluar sembarangan!"

"Kau sudah mengatakannya ribuan kali hari ini. Aku tahu kalau aku penyanyi billboard tidak perlu bahas sampai itu segala," sahut Jin santai

"Karena kau membuatku gila Kim Seokjin, bagaimana kalau penggemar tahu kau berkeliaran sembarangan di luar tanpa ada pengawasanku? Bagaimana kalau ada paparazzi yang mengikutimu dan masuk kedalam surat kabar? Bagaimana kalau aku diserbu penggemarmu karena membiarkan idolanya keluar begitu saja? Aku gila Kim Seokjin," kepala Jin menggeleng manajernya itu terlalu melebih-lebihkan.

Jin membuka kemejanya dan menggantinya dengan kaus setengah lengan sembari menatap manajernya yang masih saja terus mengomel perihal yang ia lakukan hari ini, "Aku hanya naik bus dan di dalam bus hanya beberapa orang saja, mereka juga tidak menyadari kalau itu aku. Kenapa hyung malah mempersulit diri sendiri? Tidak bisakah kita menyudahi percakapan ini, kau sudah berbicara sejak tadi siang sampai tengah malam begini. mulutmu tidak lelah berbicara?"

"Namjoon panik saat tahu kau tidak ada di dalam mobil," ucap manager Park sembari menaruh beberapa baju milik Jin.

"Aku sudah mengatakannya untuk tidak panik, aku lapar sekarang bisakah aku makan dengan tenang?" Jin benar-benar lelah dengan kedua orang yang ada dihadapannya itu yang terus saja membicarakan tentang kesalahannya hari ini.

"Ah—iya kau melupakan makan siangmu. Kau bisa oder makanan malam ini dan jagan memesan yang aneh-aneh, kami akan pulang saja. Selamat makan dan selamat beristirahat Jin," ucap manajer Park.

Tangannya membuka jendela kamarnya ia membutuhkan udara segar untuk menghilangkan beban pikirannya, matanya menatap kamar seberangnya yang menyala. Tunggu dulu, berarti sudah ada yang menempati rumah seberang dan berarti pula mereka sudah mempunyai tetangga baru.

"Annyeonghaseyo! Penghuni baru!"

Raima yang baru saja terbangun dan sedang membereskan sebagian barangnya memunculkan kepalanya di balik jendela kamarnya, menatap laki-laki yang kini sedang melambaikan tangannya sembari tersenyum lebar padanya.

"Annyeonghaseyo," sapa Raima lembut.

"Kau sudah makan?"

Kepala Raima menggeleng, dirinya langsung membereskan barangnya setelah bangun tidur dan tentu saja melewati jam makannya.

"Kau mau makan denganku? kita ketemuan di tempat barbekyu di bawah," teriak Jin.

"Aaa ... kau tidak perlu berteriak aku masih bisa mendengarmu jarak kita hanya kurang lebih dua meter, " ucap Raima pelan membuat Jin tertawa

"Aku sengaja agar kau mendengar suaraku dengan jelas,"

Raima terdiam sebentar memperhatikan lelaki di hadapannya yang kini sedang memberikan flying kiss padanya, ada apa dengan orang di depannya itu.

"Apa kau punya panci? Eoh … apa ya? Peralatan masak maksudku, aku belum membeli peralatan untuk masak jadi apa aku boleh meminjam ? aku hanya butuh untuk memasak noodles," ucap Raima dengan bahasa campur-campur.

Lelaki itu terdiam mencerna maksud perkataanya,"Aaaa … kau ingin meminjam peralatan masak, tunggu sebentar. Akan aku bawakan biar aku saja yang masak," Raima menatap kepergian lelaki dengan bahu lebar di hadapannya itu.

Aslinya perempuan itu terbangun karena merasa perutnya kelaparan dan ingin diisi sesuatu. Bodohnya ia lupa kalau dapurnya belum memiliki panci dan dirinya malas untuk pergi kedapur umum untuk memasak makanan yang ia bawa.

"Yak! Aku ingin memasak ramyeon tidak masalah kan? Ini aku bawa jamur, telur, keju dan ramyeon. Kita bertemu dibawah," Raima mengangguk kemudian membawa mie yang ia bawa dari Indonesia sebagai hadiah gantinya, perempuan itu tidak tahu betapa baiknya lelaki yang baru saja bertemu dengannya.

Tangannya membuka pintu keluar menuju tempat barbekyu yang seperti dikatakan oleh agen perumahannya tadi dan membungkuk sebentar menyapa lelaki yang kini melambaikan tangannya kearahnya.

"Annyeonghaseyo, aku penghuni baru diseberang namaku Raima panggil saja Raim." Jin tersenyum lebar menyadari gadis yang ia temui dihadapannya itu adalah perempuan yang ia temui saat dibandara tadi.

"Kau tidak ingat aku? ah—iya aku Kim Seokjin salah satu penghuni di asrama itu, akhirnya tempat itu tidak kosong lagi. Bagaimana rasanya tinggal disana? kau hanya seorang diri?" tanya Jin

Raima memandang bingung lelaki yang kini tersenyum padanya, "Nde?-ya? Kita pernah bertemu? Kapan? Rasanya aku tinggal disana? euhm … rasanya tidak buruk tinggal disana malah menyenangkan, maaf aku menggunakan bahasanya campur-campur."

"Biar aku saja yang masak, kau duduk manis saja. Ini sebagai sambutanku untukmu sebagai tetangga baru," Raima tersenyum kemudian memberikan bungkusan mie dengan brand terkenal di negaranya.

"Aku dengar katanya kalau ada yang pindah disini diberi rice cake, cuman aku belum membelinya atau lebih jelasnya aku tidak bisa membuatnya jadi aku memberikan ini saja. Terima kasih sudah menyambutku dengan baik, maaf aku cuman bisa memberikan mie dari negaraku saja." Jin ikut membungkukkan tubuhnya mengikuti gadis yang kini menatapnya dengan senyuman manis di wajahnya.

"Terima kasih banyak, aku akan mencobanya." Raima senang bukan main hadiahnya di terima dengan baik.

Keduanya terdiam tanpa pembicaraan apapun, Jin yang fokus dengan menatap air yang belum ada tanda untuk mendidih dan perempuan didepannya itu yang hanya terdiam menatap mie yang ia bawa. Sorot matanya seakan mengatakan 'apakah dirinya boleh memakan ini?' lucu sekali tatapannya itu.

"Kau dari mana asalnya?" tanya Jin memecah keheningan

"Indonesia,"

"Woah! Banyak sekali army yang berasal dari sana," sahut Jin

"Army? Apakah army dari Indonesia begitu terkenal disini?" tanya Raima polos.

"Eoh! Mereka sangat lucu dan kreatif,"

Raima terdiam mendengarkan perkataan dari lelaki yang ada dihadapannya itu, Tentara di negaranya lucu dan kreatif? Dari segimananya? Kreatif? Mungkin, tapi lucu. Lucu dari mananya? Mereka semua tampak keren kenapa di nilai lucu.

Raima menatap sekitarnya, baru pertama kali ia berada di tempat yang seindah ini. Kalau ada adiknya pasti dia akan sangat suka bahkan sepertinya lebih memilih berada di luar dengan membangun tenda di ujung sana dan berteriak menyanyikan idola kesukannya. Ah—Raima rindu dengan adiknya.

"Kau suka tempat ini?" tanya Jin

"Euhm ... adikku juga pasti sangat suka juga dengan tempat ini, rasanya sangat menenangkan sekali. mungkin aku bisa belajar bahasa korea disana atau menyiapkan materi untuk kerja disini, aku suka dengan suasananya, maaf kau tidak mengerti ya? Aku menggunakan bahasa yang campur-campur," Jin menggeleng kemudian mengaduk ramyeon yang ada di depannya itu.

"Kalau boleh aku tahu, kenapa perempuan harus memakai penutup kepala seperti itu?"

Perempuan yang ditanya hanya tersenyum menatap Jin lembut, "Agamaku mengharuskan aku memakai ini, perempuan akan semakin cantik dengan kain yang menutup kepalanya. Rambut adalah mahkota yang paling berharga dan tidak boleh ada yang melihatnya kecuali orang yang sudah seharusnya seperti pasangan suami istri." Jin mengangguk paham kemudian memberikan sumpit kehadapan Raima.

"Pasti rambutmu sangat cantik," ucap Jin

"Apa kalian sering barbekyu disini atau mungkin makan disini? aku melihat tumpukan piring bersih."

"Eoh ... adik-adikku sangat suka makan daging jadi dari pada repot harus menyusun ulang jadi kami menaruhnya disini, kau bisa menggunakannya kalau kau mengundang teman." Raima menggeleng.

"Temanku sangat jauh dan aku tidak banyak mengenal orang disini," sahut Raima pelan.

Jin mengunyah makanan yang ada dihadapannya itu membuat Raima tertawa pelan melihat lelaki yang ada di depannya itu, "Wae?- kenapa? Apa aku terlihat lucu?" tanya Jin

"Euhm ... tapi terima kasih atas Ramyeonnya, aku akan menikmatinya." Bibir Jin melengkung membentuk senyuman tipis, rasanya seperti sedang melakukan kencan di tengah malam.

Beruntung adik-adiknya sedang pulang kerumah masing-masing dan baru kembali besok pagi karena masih ada beberapa hal yang harus mereka lakukan. Jin benar-benar menikmati suasana malam ini dan tentu saja bertemu dengan perempuan yang ia temui tadi.

To be continued

Terima kasih sudah membaca.

Dilarang Memplagiat karya!!

Salam Leeaa_Kim