"Tidak," kata Aka Manah. "Kau tidak salah, tapi juga tidak benar sepenuhnya."
"Apa maksudnya itu?" kening mulus wanita itu mengernyit dengan pandangan menyipit tertuju kepada Aka Manah.
"Hemm…" Aka Manah menggaruk-garuk dagunya. "Aku jadi semakin ragu jika kalian—ras Iblis Bumi, mengetahui dengan pasti siapa sebenarnya Raja Neraka."
"Kau benar-benar membuatku pusing, Akvan."
"Apa kau tahu Neraka yang aku sebutkan selama ini? Maksudku, negeri di mana aku dan yang lainnya terlahir?"
Kepala wanita itu sedikit miring mendengar hal tersebut. Jika pria itu bertanya demikian, sudah barang tentu neraka yang selama ini yang diyakini oleh Pharas—serta seluruh Iblis Bumi—adalah tempat yang berbeda sama sekali.
"Baiklah," ujar Pharas. "Kau benar. Aku sama sekali tidak tahu dan tidak memahami soal yang ini."
"Seperti dugaanku," Aka Manah mendesah pendek. "Raja Neraka yang sesungguhnya itu bukan Satan, bukan pula Lucifer."
"Lalu, siapa?"
"Malik."
