"Terima kasih karena Shari udah begitu perhatian sama Abang."
Lagi-lagi Shari menundukkan wajahnya, namun ada satu lengkungan sangat indah di sudut bibirnya saat itu juga.
Di dalam sudut hatinya, Shari seolah mendengar satu bisikan. Bisikan yang menghasut dirinya untuk mengungkapkan perasaannya kepada Rezqi. Hanya saja, Shari harus berkelahi hebat dengan suara hatinya sendiri. Jadilah, hasutan itu akhirnya kalah dan harus terkekang untuk sementara waktu.
"Temen-temen bener," kata Rezqi lagi.
"Eeh?" Shari melirik lagi wajah laki-laki di samping kirinya.
Rezqi tersenyum lebar. "Siapa pun yang bisa mendapatkan kamu," lalu tatapan keduanya kembali beradu seakan saling melesatkan anak panah asmara ke dalam hati masing-masing. "Pastilah laki-laki yang paling beruntung di dunia ini."
Shari tersenyum memalingkan pandangan, kembali ke arah mereka-mereka yang terlihat bermandikan keringat bermain volly.
"Begitu, ya?" gumam gadis itu setengah tak terdengar.
