Sore itu di lapangan, masih banyak muda-mudi yang berolah raga, juga anak-anak remaja seperti Bima dan teman-temannya. Meski begitu, Shari merasakan ada yang kurang di lapangan itu. Ya, tanpa kehadiran Rezqi dalam beberapa hari ini. Juga keempat teman karibnya itu. Tanpa kehadiran mereka, sungguh… lapangan itu terlihat jauh berbeda.
Shari tertegun untuk sesaat, tertunduk. Gadis itu memang tersenyum, namun senyuman itu sendiri terlihat hambar dan penuh dengan kesunyian.
"Shar!" panggil salah seorang gadis di lapangan itu. "Kok malah bengong gitu? Lagi sakit?"
Shari mengangkat wajah, menatap gadis sepantarannya itu lalu menggeleng.
"Kalo lagi nggak mood," sahut seorang pemuda pula. "Jangan dipaksain, Shari."
"Ya udah, deh," ujar Shari. "Aku udahan aja, ya."
Shari pun keluar dari lapangan itu, posisinya digantikan seorang pemuda lainnya. Shari memilih duduk di atas bangku di bawah sebuah pohon yang tidak terlalu rindang.