"Cuci mata, mungkin?" pancing Ambar.
"Tul," sahut Dinda. "Kebiasan laki-laki, ke kolam renang cuman mau lihat tubuh-tubuh seksi."
"Sialan!" dengus Steaven sembari menggaruk-garuk kepala.
"Waah, ketahuan deh," Rezqi tertawa terbahak-bahak.
"Aji mumpung," Jong tersenyum lebar.
"Udah, udah," ujar Rezqi lagi. "Ayuk dah!"
"Ntar dulu," sahut Ambar seraya melangkah keluar lebih dulu dari kamar itu sembari menyeret tangan Dinda. "Gue juga mo berenang, mo ngambil handuk dan ganti pakaian dulu. Bentar! Awas lu pada pergi duluan!"
"Huu…!" dengus Steaven.
Dan mau tidak mau, Steaven bersama Jong serta Rezqi terpaksa menunggu kedua gadis itu di depan pintu kamar yang tertutup tersebut.
Sepuluh menit kemudian, Ambar dan Dinda akhirnya keluar dari dalam kamar. Ambar sendiri mengenakan baju renang yang boleh dibilang lebih tertutup. Baju lengan panjang ketat, dipadu dengan celana boyshort, dua-duanya memiliki perpaduan banyak warna dengan warna dasarnya hitam.
