Mengapakah harus ada rasa cinta jika memang tidak bisa bersama. Begitu rumitnya kehidupan hanya karena sebuah rasa dan ego dari manusia. Tapi yang berawal dari cinta biarlah cinta juga yang akan mengakhirinya.
***
"Tumben sudah rapi," tegur Zay.
"Bukannya bagus," jawab Khanza sumringah.
Pagi sekali Khanza sudah siap dengan seragam rapi dan berseri-seri. Tentu saja hal itu tidak luput dari perhatian Zay dan tentu saja hal itu menjadi topik ledekan sang Kakak pagi ini.
"Pasti gara-gara cari perhatian sama Arif," sindir lelaki dengan balutan kemeja hitam tersebut.
"Apaan sih Kak Zay. Orang emang gini kok biasanya," bela Khanza yang kini pipinya berubah merona.
"Maca sih? Perasaan hari ini beda deh, iya nggak Ma?"
Sang Mama yang baru masuk ke dalam ruang makan pun hanya geleng-geleng kepala. "Zay, kamu gangguin Adik kamu apalagi sih?" tegur wanita paruh baya tersebut.
"Itu Ma, Khanza sudah tahu cinta. Makanya penampilannya mulai beda."
"Cinta? Sama siapa?"