Hari yang mereka tunggu akhirnya tiba. Karina semakin gemetar walau ia sudah minum beberapa kali untuk menenangkan diri.
Gaun yang dipesan Jack adalah gaun berukuran besar yang di pesan dalam waktu dua hari dengan pesan untuk orang hamil.
Karina sudah berada di ruangan untuk di make up. Jack juga menyediakan jasa make up untuk semua orang hari ini Tamu mereka juga di pesankan kamar hotel miliknya satu hari sebelum pernikahan. Dan akan di jemput oleh puluhan mobil mewah dari hotel ke mansion nya.
Semua pegawai di rumah itu di sulap menjadi Bridesmaids untuk Karina. Kini pengantin wanitanya akan segera selesai make-up.
Namun ia tak melihat Jack sedari pagi. Nyonya Emily bilang mereka jangan bertemu sampai waktunya tiba.
Dua jam sudah makeup itu dilakukan. Kini Karina mengenakan gaun besar nya. Tanpa kesulitan ia di bantu beberapa orang mengenakannya.
Bagian gaunnya yang sangat lebar membuat perut hamilnya tidak terlihat. Dan itu membuatnya lebih senang.
Nyonya Emily dan beberapa pegawai lain mulai memegangi ekor gaun Karina menuruni tangga menuju altar.
Semua tamu sudah duduk di kursi masing-masing secara rapih. Lampu dan semua perlengkapan makan pun sudah sangat siap 100 persen.
Sang pengantin perempuan memasuki altar dan melihat lelaki berpakaian toksedo lengkap berdiri di ujung karpet merah itu, sangat tampan dan berwibawa.
Melihat Karina yang berjalan begitu anggun dan sangat cantik, membuat Jack meneteskan air matanya tak kuasa.
Karina pun merunduk sesekali karena merasa sedih, bahagia semua bercampur menjadi satu.
Sampai akhirnya ia tiba di hadapan Jack, dan Jack mengulurkan tangannya pada Karina! Dengan senang hati gadis itu menerima nya.
Mereka melakukan pernikahan dengan tema Amerika. Pernikahan yang dihadiri semua anggota penting, juga sangat romantis ini di akhiri dengan sebuah ciuman mesra Jack pada Karina.
Jack mempersilahkan semua tamu untuk makan, dan menikmati pesta.
"Sayang, apakah kamu menyukainya?" tanya Jack.
"Tentu saja, ini sangat indah! bahkan aku tidak terpikirkan kamu memesan gaun yang membuat aku tidak terlihat hamil."
"Apakah kamu kesakitan atau pegal?" tanya Jack khawatir.
"Sedikit pegal namun tidak sakit."
Jack menyuruh Karina duduk dan mengelus kakinya beberapa kali bermaksud agar tidak pegal, ia juga sedikit memijat kaki istrinya yang jenjang itu tanpa malu sama sekali.
"Luar biasa sekali!" lirih Karina.
Mereka berdua menatap dan melihat semua orang dan para pegawai mereka bercampur menikmati pesta juga makanan hari ini. Karina sangat antusias atas kebersamaan mereka.
"Aku senang sekali, karena para pegawai bisa tersenyum dan merasakan sensasi seperti ini!"
Jack mengikuti arah pandang Karina yang melihat pada nyonya Emily dan pegawai lain, yang sedang bersuka cita menikmati makanannya.
Pesta pun berakhir. Jack memangku Karina ke lantai atas masih dengan menggunakan gaun nya. Ia membantu perempuan yang sudah menjadi istrinya itu untuk berganti pakaian.
Karina ingin memakai pakaian tidurnya yang lebar dan segera berlari ke tempat tidur setelah mencuci wajahnya.
Jack melihat istrinya itu tampak sangat kelelahan, ia segera mengganti baju dan memijat kaki Karina yang sedang terlelap itu.
Raut wajah Jack sangat bahagia melihat Karina yang tersenyum dalam tidurnya. Ia ingin gadis itu selalu tersenyum setiap saat.
Satu hari berlalu setelah pesat, semua kembali seperti semula. Jack juga masih cuti dari kantor sehingga Han lah yang menghandle semuanya.
Ia menyuruh semua pegawai berkumpul di ruang tamu, Karina kaget mendengar itu bahkan ia tidak tahu untuk apa Jack mengumpulkan mereka.
"Nyonya Emily, apa semuanya sudah berkumpul?" tanya Jack, yang sedang duduk di sofa di samping istrinya yang memegangi perut.
"Sudah Tuan, kecuali penjaga di gerbang utama!" jawab Emily.
"Baiklah, mereka bisa diberi tahu nanti!"
Karina menatap mata suaminya yang sedang berwibawa itu di depan para pegawai, ia melihat perbedaan ketika Jack bersamanya dan ketika bersama orang lain! Hal itu membuatnya tersenyum sendiri.
"Saya mengumpulkan kalian semua disini, untuk merubah peraturan rumah karena sekarang saya sudah beristri dan sebentar lagi memiliki anak saya rasa nomor satu dalam rumah ini adalah kebahagiaan, senyuman dan saking percaya untuk mendukung pertumbuhan anak saya nanti! dengan ini saya akan mengijinkan setiap orang berlibur dua hari setiap minggu untuk mengunjungi keluarga kalian, namun ingat semua rahasia di dalam rumah ini tidak boleh di bawa keluar!" ucap Jack.
Mendengar penuturan Tuan nya, nyonya Emily dan semua pegawai tampak sangat senang. Karena selama ini mereka tidak bisa pulang selama bekerja di mansion ini, mereka pun menyanggupi karena bayaran yang tinggi untuk keperluan keluarga mereka.
Mendengar itu semuanya bersuka cita, begitupun Karina yang sangat senang mendengar keputusan suaminya.
"Aku senang sekali! kamu banyak berubah dan itu mengagumkan!" ucap Karina.
Jack menyentuh tangan istrinya itu. Ia juga menegaskan semua pegawai akan libur dengan aturan, tidak boleh bersama-sama karena ia takut Karina kesulitan jika memerlukan sesuatu.
Mereka pun menyanggupi untuk libur di hari berbeda.
Nyonya Emily sangat terharu melihat anak lelaki yang sudah dewasa itu kini berpikiran sangat rasional, semenjak kedatangan Karina ke kehidupannya.
"Kapan kita akan pulang ke rumah ayahku?" tanya Karina begitu semua pegawai bubar meninggalkan mereka.
Jack terdiam sebentar. "Bagaimana kalau Minggu depan saja, aku ada pekerjaan Minggu ini."
Karina mengangguk, ia tak sabar segera mengunjungi ayahnya.
Namun Karina tidak berpikir apa yang akan di hadapinya jika sang ia datang ke sana bersama Jack.
Jack semakin memperhatikan istrinya dari hari ke hari, saat malam tiba ia meminta pada semua pegawai agar ia saja yang membuatkan susu kehamilan untuk istrinya. Karina juga sangat antusias jika ayah si bayi yang membuatkan nya.
Jack sering mengajak bicara bayi dalam perut Karina sebelum tidur.
"Daddy enggak sabar ketemu kamu dan ngajak kamu berkuda sayang!"
"Jangan nanti jatuh, kan perempuan."
"Kata siapa anak perempuan gak boleh main kuda? aku akan memberikannya segalanya apapun yang bahkan seorang anak laki-laki saja tidak memilikinya."
Karina mengelus kepala suaminya itu yang dengan lucu terus berbicara di atas perutnya dan sesekali menciumi nya.
Karina membereskan pakaian yang akan ia bawa ke rumah sang ayah, di bantu oleh nyonya Emily juga.
"Nyonya, apakah kamu tidak rindu desa?" tanya Karina.
"Tidak ada lagi saudara di sana! dan Han juga sekarang bekerja disini jadi tidak ada alasan untuk pulang!" jawab nyonya Emily, namun hati kecilnya seperti memanggil untuk berkunjung ke desa.
Jack sebenarnya tidak memiliki banyak pekerjaan, dia bahkan bisa mengandalkan Han untuk masalah di kantor. Ia hanya mengulur waktu dan mempersiapkan diri untuk menghadapi Ayah Karina nanti.
Menghadapi seorang lelaki, Ayah dari istrinya, dan sekaligus Ayah dari lelaki yang ia bunuh.