Tetap diam dan perasaan sakit itu kian menerobos ke celah hatinya.
Hatinya lebih perih dari sebelumnya, dari semua yang pernah ia lewati.
Bau wangi parfum yang segar menusuk hidung Khaira, matanyapun dipaksa terbuka. Suaminya kini sedang memandanginya yang masih dibalut selimut karena dinginnya pendingin kamar mereka.
''Sayang, sudah rapih?'' tanya Khaira melihat suaminya yang sudah mengenakan kemeja, tinggal menanggalkan jas nya dibahunya yang bidang itu.
''Iya sayang, hari ini akan ada seleksi untuk sekretaris ku. Karena sepertinya aku akan banyak berlibur menghabiskan waktu bersamamu.'' jawab Aditya.
''Sekretaris?'' pikiran Khaira melayang jauh, Sekretaris seorang CEO sudah pasti berparas cantik.
''Aku harus ikut, aku akan memilihkannya untukmu.'' Khaira melanjutkan pertanyaannya tanpa menunggu persetujuan Aditya.
''Sayang tidak usah, biar aku saja.'' jawab Aditya.