Ia ingin diam begitu saja, menahan suara keluar dari mulutnya.
Sampai pulang kampus Denzel terus mengajak Khaira bicara, gadis itu tetap dalam pendirian nya, ia hanya diam namun tetap mendorong kursi roda Denzel. Denzel tampak berusaha menyentuh tangan gadis itu yang berada di belakang punggungnya, namun Khaira terus memindahkan tangannya.
Mereka tiba di depan kampus, dan Khaira mengantarkan Denzel kepada supirnya, sementara ia menunggu jemputan, ia sudah berjanji menunggu Papa Adi karena mau pulang ke rumah Kania, karena Serkan berada di rumah sakit, jadi tidak diizinkan tinggal sendirian di apartemen.
"Pak, tolong tinggalkan saya dulu, dan panggil gadis itu pak!" pinta Denzel.
Supirnya itu tampak menurut dan memanggil Khaira, Khaira menurut dan berjalan masuk ke mobil Denzel.
"Masih marah?" tanya Denzel, Khaira memalingkan wajahnya, untunglah kaca mobil Denzel full Hitam, sehingga ia tak terlalu malu.
"Tidak!" jawab Khaira kemudian memainkan kukunya.