Mereka kemudian berjalan keluar, gadis kecil itu masih dengan Isak tangisnya namun sekarang sudah mereda karena pamannya itu terus mengajaknya bicara menawarkan sesuatu yang membuatnya bahagia.
Benar saja Khaira langsung diam, kemudian mereka pergi dari sana, Kania melangkah dengan pelan mengikuti langkah Adi.
Acara ijab qobul tetap terlaksana didalam ruangan itu, perasaan berat pak Pratama seakan tak ikhlas melepas Kania sebagai menantunya.
Sarah satu-satunya orang yang tampak bahagia disana.
Adi membelikan Khaira sebuah ice cream, dan duduk di taman depan rumah sakit. "Hei, aku tau ini berat, dan aku tidak mungkin memberikan kata-kata yang bisa menguatkan NU di saat seperti ini, tapi kamu harus lihat Khaira, dia membutuhkan mu," ucap Adi.