Rupanya perasaanya dan telinganya sinkron mendengar.
Ia sepertinya merespon, air matanya meleleh dari sudut mata, jarinya bergerak dan itu disadari oleh Suster yang ada di samping ranjangnya. Hal itu membuat Damar amat bahagia, Dokter datang untuk mengecek keadaan Kania. Menurutnya itu kemajuan bagus bagia Kania.
"Mama mendengar Papa dan Khaira disini, Khaira harus sering datang ya! Biar Mama cepat pulih," Damar mengecup pipi kecil gadisnya.
Ia sangat sedih melihat kondisi sang istri yang sangat di cintai nya itu.
Ia kembali meletakan bayi itu di ranjang kecilnya, karena Suster mengatakan waktunya sudah habis dan dia harus kembali ke ruangan bayi.
Damar mengerti, ia kembali fokus pada Kania. "Dia cantik, dia seperti kamu, dia tidak menangis, dia lebih hebat dariku sayang," Damar menjelaskan tentang putri mereka, sembari memegang tangan Kania. Hatinya benar-benar berontak ingin sekali ia mengganti kesakitan yang di alami nya.
