Setelah semua tatapan tertuju pada lelaki yang tidak di pungkiri memang putra bungsunya, sang Ayah melangkahkan kakinya mendekat.
Ia menghentikan langkahnya, bukan hanya Kania semua tamu undangan juga kaget! Putra bungsu Pratama ternyata masih hidup.
Kaki Kania langsung lemas dan terduduk diatas kursi pengantin, mencengkram kuat ujung kursi itu! pak Pratama dengan tubuh tergopoh-gopoh berjalan mendekati sang putra, "Adi, apakah ini mimpi nak?" ucapan itu keluar dari mulut sang Ayah, yang memegang wajah putranya.
Adi yang saat itu dalam keadaan pucat, dan lemah! Tidak mampu menopang masa tubuhnya! Ia pingsan didepan Ayahnya.
Kania yang langsung panik berniat berlari menghampiri Adi, namun dengan sigap Damar memegang tubuhnya dan memeluknya, saat itu gadis itu terus meronta, namun apa daya tubuh Damar lebih kuat darinya. Ia panik bukan kepalang ia juga tak tahu harus bagaimana.