Tangisan yang terdengar di iringi ucapan menyayat hati membuat wanita paruh baya itu sedih.
"Aku membenci Ayah Ma, aku tidak ingin menjadi putrinya!" Selin berteriak di sela Isakkan tangisnya sebari memeluk sang ibu.
Pak Prabowo rupanya mendengar ucapan sang anak, ia berdiri di depan pintu Selin tanpa diketahui oleh putrinya itu.
Berita di televisi membuat Selin melirik, jasad Adi yang tidak ditemukan! Tetap akan dimakamkan seperti ia ada, itu permintaan keluarga. "Ma, Selin ingin ke rumah duka Adi, tolong temani Selin."
Ibunya mengangguk, dan segera membantu putrinya bersiap, mereka berdua mengenakan pakaian hitam yang pekat dari ujung kepala sampai ujung kaki.
Kania yang hampir kehilangan bentuk sempurna kelopak matanya, tetap berderai air mata! Janjinya untuk tidak menangis, membuat dadanya seperti mau meledak, ia tidak mampu lagi menahannya.
Media berkumpul di depan rumah duka, mereka juga menghormati keluarga Adi, dan juga tamu yang datang.