Walau perasaan yang sedang tidak karuan ia tetap berusaha ramah dan tidak memperlihatkan mood buruknya.
Kania menyunggingkan senyum pada gadis itu, hanya senyuman simpul karena moodnya sedang tidak dalam keadaan ia bisa tersenyum indah.
Dimas menatap susu kotak yang dijulurkan tangan Silvia. "Apa kamu mengikutiku?" tanya Dimas.
"Apanya yang mengikuti, kan memang rumah kita sama-sama disana!" Jelas Silvia. Ia membela diri dengan alasan tempat tinggalnya padahal memang itu sekaligus adalah trik dan cara dia untuk tetap berada di sekitar Dimas.
"Benarkah?" tanya Dimas datar. Ia tak terlalu mempedulikan gadis itu namun terlalu sering melihatnya berada di sekitar dia membuat Dia sedikit tidak nyaman.
Silvia benar-benar menggelengkan kepalanya, tidak menyangka Dimas tidak menganggapnya selama ini, padahal ia sudah pernah bertegur sapa. "Ambil dan minum, setidaknya ini bisa mengganjal suara perutmu walau tidak mengenyangkan!" Silvia menaruh susu kotak itu di tangan Dimas.