Sungguh kepanasan membuat gadis itu tak tega pada adiknya.
Kania melirik Dimas, dan adiknya itu kemudian mengangguk. "Apa benar tidak apa-apa Di, tapi jika nanti kamu keberatan! Tidak apa-apa untuk bilang padaku."
Adi tersenyum lebar dan mengangguk,"Deal!" Ucapnya.
Kania sangat senang, ia bahagia karena mendapat sewa murah dengan fasilitas mewah dirumah Adi. Toh jarak kantor dan sekolah Dimas dari rumah Adi tidak terlalu jauh.
"Di aku ke kamar dulu ya, sebentar!" Ucap Kania.
Adi mengangguk, melihat gadis itu bangkit dan berjalan ke kamarnya.
Dimas kemudian menggeser duduknya dan mendekatkan diri pada Adi. "Pak, apa bapak suka kak Kania?" celetuk remaja sekolah menengah atas itu.
Adi menaikan satu alisnya. "Bagaimana kalau iya? apa kamu merestuinya?" jawab Adi diikuti senyum di wajah manisnya.
Dimas mengerjap beberapa kali. "Benarkah? bapak tau dia sangat cerewet? dia sampai diselingkuhi sama pacarnya dan ditinggalkan baru-baru ini," ucap Dimas.