Ia menyadarkan diri dengan baik, ingin tahu apakah gadis di sampingnya benar-benarapa yang dia pikirkan.
Nino atau Denzel kecil kemudian tersenyum dan ia mencerna pendengaran nya, tampak nyata sekali! Ia menatap langit-langit kamarnya, berkedip berkali-kali dan kemudian ia segera menoleh kembali ke sampingnya.
"Khai ini beneran kamu?"tangan Nino bahkan masih menempel di pipi mulus gadis itu.
Khaira tersenyum sangat manis. "Astaga, aku kira bukan kamu," ia tiba-tiba kaget begitu saja.
"Kamu ngebayangin aku Denzel kecil! celetuk Khaira, ia mencolek tangan Nino yang kini menatapnya dengan pipi yang berwarna merah pada akhirnya.
"Kamu kenapa udah disini, jam segini?" tanya Nino , ia melirik jam dinding yang menunjukan jam masih sangat pagi.
"Aku berangkat sendiri, aku sedang kesal dengan kak Serkan!" jelas Kania.
"Karena berita kemarin di grup kah?" tebak Denzel.
"Gak usah di bahas lah," Khaira menunjukan wajah tak suka nya.