"Mm!" katanya sambil tersenyum.
Reno balas tersenyum padanya, membungkuk sehingga hidung mereka hampir bersentuhan. "Ah, ya, itu hal yang bagus, bukan?"
"Astaga," ulang Liam.
Aku meletakkan garpuku dan menggosokkan jariku ke tulang dadaku. Ada dorongan di sana, tarikan yang terus Aku dapatkan saat Aku melihat Reno dan Liam bersama. Duduk di meja ini dengan mereka tentu saja tidak membantu, kami bertiga nyaman dan nyaman saat kami memoles makanan buatan sendiri yang lezat (Saputra harus pergi bekerja di Barn Door Restaurant untuk layanan makan malam, jadi dia tidak bisa' t tinggal).
Aku kenyang dan lelah dan bingung dengan rasa sakit yang menyebar di dalam dada Aku. Ini bukan sakit yang buruk. Lebih dari yang pahit.
Aku berharap itu akan pergi.
Aku berharap aku bisa berhenti tersenyum.