Hari ini adalah hari libur Alexa sebagai dokter di rumah sakit itu. Dan sesuai janji Dimas, ia akan mengajak Alexa berkeliling kota bersamanya.
Alexa bukannya tidak menolak, tapi ia dibuat tidak bisa menolak oleh Dimas. Ancamannya tentu saja obat. Dimas selalu mengancam tidak akan meminum obatnya jika Alexa tak mau menemaninya kali ini. Ancaman yang sangat sadis menurut Alexa, mengingat dirinya adalah seorang dokter. Nalurinya sebagi dokter tidak bisa mengabaikan pasien yang tengah sakit parah. Oleh karena itu, lagi-lagi Alexa mengalah dan menuruti kemauan dari Dimas.
Alexa menoleh arlojinya, sudah terlambat dua puluh menit. Ia menunggu di sebuah halte bus. Sudah terlewati jadwal bus yang pertama. Tentu saja, bus berikutnya akan hadir sekitar setengah jam berikutnya.
"Haish ... di mana Dimas? Bukankah dia sendiri yag membuat janji akan datang tepat waktu di halte bus ini? Sampai jadwal keberangkatan bus pertama lewat pun dia belum datang juga, Ck!" gumam Alexa mengeluh.
