Bayu keluar dari kamar mandi dengan perasaan yang segar. Tubuhnya seolah terisi kembali setelah tubuhnya diguyur oleh air hangat. Ia melihat Anis yang tengah menyiapkan menu sarapan. Hatinya seketika terheran. Bukankah ia sudah menyuruh Anis untuk memakan sarapannya terlebih dahulu? Lalu kenapa, di atas meja itu masih tersedia dua piring dengan menu yang sama?
Bayu mendekat setelah ia menanggalkan handuk ke tempat semula.
"Kamu belum memakan sarapanmu?" tanya Bayu heran.
"Ah, aku belum memakan menu sarapanku. Tadi aku menelepon ayahku terlebih dahulu," sahut Anis.
"Kamu bilang apa padanya?" tanya Bayu penasaran.
Ia bergegas duduk di sebelah Anis.
"Aku menceritakan semua kejadian yang kita alami tadi malam," sahut Anis.
Ia kini hendak menyendokkan makanannya ke mulut.
"Lalu, ayahmu bilang apa? Apa ayahmu marah karena kamu tidak pulang semalam? Apa ayahmu tidak bertanya kamu menginap di mana semalam?" cecar Bayu.
Anis memutar bola matanya jengah.