"Apa dokter?! tidak mungkin!" ujar pak Dharmawan tak percaya.
"Maafkan kami tuan ... " ujar dokter itu penuh sesal.
"Dokter pasti bohong! Katakan dokter telah bohong! Tidak mungkin Nera ... " ucapannya tercekat. Tangis seorang laki-laki pun akhirnya pecah
Pak Dharmawan menangis.
Angga melihat ayahnya yang berteriak histeris sontak ikut terguncang. Angga pun perlahan terisak. Tangisan yang selalu ia sembunyikan kala sedih akhirnya bergulir hari ini. Ia harus menerima kenyataan pahit bahwa adik tersayangnya sudah tiada.
"Ayah ... adik Nera ... " ucapan Angga tercekat.
Pak Dharmawan tak dapat menahan kesedihannya di hadapan putranya. Ia lantas mendekap Angga seraya menangis di pundak Angga.
***
Sore hari di ruang televisi, Angga tengah menyuapi bundanya yang berada di kursi roda. Sudah dua bulan sejak kecelakaan itu, nyonya Ana harus duduk dibantu dengan kursi roda karena mengalami lumpuh di bagian kaki.
"Sudah cukup. Bunda sudah kenyang," titah nyonya Ana.