"Kurung dia di kamar!" perintah Ben pada anak buahnya.
Alexa yang tengah membereskan buku-buku perkuliahannya di dalam kamar tersentak. Hatinya ketar-ketir. Berada di dalam rumah sendiri semestinya merupakan hal dianggap nyaman bagi semua orang, tapi tidak bagi Alexa. Ia merasa cemas. Berkali-kali ia mengecek kunci pintu kamar agar Ben tidak bisa masuk ke dalam kamarnya seperti kejadian saat itu. Tak hanya kunci, ia juga menggeser meja untuk menghalangi pintu.
Drrtt ... ponsel di saku celananya bergetar.
Alexa bergegas mengeluarkan dan melihat siapa yang meneleponnya.
"Angga!" desis Alexa. Matanya seketika berbinar.
"Halo ... " desis Alexa. Suaranya ia buat sekecil mungkin agar tidak terdengar oleh anak buah Ben.
Meski dalam surat perjanjian tidak ada larangan untuk Angga menelepon Alexa, tapi tetap saja Alexa harus waspada dan berjaga-jaga agar tidak dikethaui oleh anak buah Ben.