Pak Dharmawan kembali ke kosan Angga setelah lewat tengah malam. Dahinya berkerut saat memarkirkan mobilnya di garasi. Ia tak mendapati mobil Angga di sana. Firasatnya mengatakan bahwa Angga mengabaikan hukuman darinya.
"Ke mana anak itu, tengah malam begini belum pulang?" dengus pak Dharmawan, kesal.
Setelah lima belas menit dari kedatangan Pak Dharmawan, suara deru mobil terdengar memasuki area garasi rumah. Saat itu Pak Dharmawan tengah menikmati kopi panasnya di ruang televisi sambil membaca beberapa tugas laporan milik para mahasiswanya.
Angga baru saja turun dari mobilnya. Jantungnya seketika berdegup kencang saat netranya menangkap wujud mobil yang terparkir gagah di depan mobilnya.
"Ayah sudah pulang, gawat ... !" gumam Angga.
Ia melangkahkan kakinya hati-hati ke dalam rumah, berharap ayahnya sudah berada di kamar dan tidak berpapasan dengan ayahnya malam ini. Setidaknya ia berharap malm ini bisa selamat dari amarah ayahnya.